Portugal Ketakutan, untuk Sementara Hentikan Suntikan Vaksin  Astra Zeneca Covid-19

- 16 Maret 2021, 07:01 WIB
Ilustrasi - Kemasan vaksin Covid-19 diperlihatkan di Command Center serta Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV), Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Januari 2021 lalu.
Ilustrasi - Kemasan vaksin Covid-19 diperlihatkan di Command Center serta Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV), Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Januari 2021 lalu. / Antara Foto/M Agung Rajasa

DESKJABAR - Khawatir atas kemungkinan efek samping yang lebih serius, Portugal untuk sementara menangguhkan suntikan Astra Zeneca Covid-19 Senin 15 Maret 2021.

Kepala otoritas kesehatan DGS (Direktorat Jenderal Kesehatan) Portugal, Grasa Freitas mengatakan pada konferensi pers, meskipun efek samping itu disebut "sangat parah", (namun) efek samping itu "sangat jarang". Freitas menambahkan sejauh ini tidak ada kasus serupa itu dilaporkan di Portugal.

Portugal, yang warganya tercatat menderita 814.513 kasus dan 16.694 kematian, sejauh ini telah memberikan sekitar 1,1 juta dosis vaksin, dengan sebagian besar suntikan yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech.

Baca Juga: Tuding Anies Bertanggungjawab Program Rumah DP Rp 0, Wagub DKI “Serang” Ketua DPRD  

Baca Juga: Tasikmalaya: Sarang Prostitusi Online Digerebek Warga, Sejumlah Wanita Muda Diamankan Polisi

Baca Juga: HUMOR SUEB: Cerdas Cermat

Henrique Gouveia e Melo, kepala satuan tugas vaksinasi Portugal, mengatakan suntikan Astra Zeneca yang sejauh ini tiba di Portugal akan disimpan hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Sebelumnya, Spanyol, Prancis, Jerman, dan Italia juga telah bergabung dengan Denmark, Norwegia, dan beberapa negara lain untuk menangguhkan penggunaan vaksin Astra Zeneca setelah ada laporan pengentalan darah pada beberapa pasien yang telah menerima vaksin itu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak ada bukti bahwa insiden-insiden itu (pengentalan darah pada pasien setelah divaksin) disebabkan oleh vaksin yang dikembangkan oleh Astra Zeneca, sebuah perusahaan Inggris-Swedia, dengan Universitas Oxford.

Regulator obat-obatan Uni Eropa (EMA)  mengatakan akan bertemu pada Kamis (18/3) untuk menganalisis situasi dan menegaskan kembali pandangannya bahwa manfaat obat itu lebih besar daripada risikonya.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah