DESKJABAR – Berdasarkan laman pemantauan kualitas udara iqair.com, pantauan tingkat polusi sejumlah kota-kota besar di dunia pada Senin 19 Juni 2023, Kota Jakarta masuk dalam posisi 7 kota terpolusi hari ini di dunia.
Meski demikian, Kota Jakarta tidak masuk dalam posisi 10 besar kota-kota terpolusi di dunia di tahun 2023, yang dikuasai kota-kota di India, Pakistan, dan China di kelompok 25 besar kota-kota terpolusi. Dua hari sebelumnya, posisi ibukota Indonesia, Jakarta, berada di posisi kedua terburuk di dunia.
Baca Juga: UPDATE Tol Getaci, Inilah Lokasi dan Alasan Usulan Pemkab Tasikmalaya Soal Penambahan Exit Tol
Polusi udara terutama di kota-kota besar harus menjadi perhatian serius karena ancaman bagi kesehatan manusia. Sebab polusi udara adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Polusi udara merupakan krisis global yang memiliki implikasi parah bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Banyak institusi yang rajin melakukan pengamatan dan analisai kondisi udara di sejumlah kota-kota di dunia, salah satunya dilakukan oleh IQ Air atau Smart Air, yang menganalisa data polusi udara tahun 2022 untuk 529 kota besar dari 88 negara di seluruh dunia untuk membuat peringkat terbaru tahun 2023.
Polusi udara adalah ancaman lingkungan terbesar bagi kesehatan masyarakat secara global. Meningkatkan kualitas udara kita akan membawa manfaat bagi kesehatan, pembangunan, dan lingkungan.
Ancaman Polusi Udara bagi Kesehatan Manusia
Dengan setiap udara yang kita hirup, kita menyedot partikel-partikel kecil yang dapat merusak paru-paru, jantung, dan otak kita serta menyebabkan banyak masalah kesehatan lainnya. Yang paling berbahaya dari partikel-partikel ini, yang dapat mencakup apa saja mulai dari jelaga, debu tanah, hingga sulfat, adalah partikel halus berdiameter 2,5 mikron atau kurang – disingkat menjadi PM 2.5.
Menurut Dr Maria Neira , Direktur Lingkungan, Perubahan Iklim, dan Kesehatan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 9 dari 10 orang terpapar polusi udara pada tingkat di atas pedoman kualitas udara WHO.
Para peneliti menemukan bahwa tingkat polusi udara harian secara global melebihi 15 μg/m3 – nilai ambang aman yang direkomendasikan oleh WHO – selama lebih dari 70% hari pada tahun 2019.
Akibatnya, sekitar 7 juta orang meninggal setiap tahun akibat udara ambien atau rumah tangga. polusi. Angka ini hanyalah puncak gunung es, karena ada juga beban penyakit yang sangat besar, rawat inap, harapan hidup yang berkurang, dan dampak sosial dan ekonomi yang terkait dengan hilangnya produktivitas dan biaya perawatan kesehatan.
Polusi udara ambien disebabkan oleh sejumlah polutan udara, termasuk NOx, ozon, karbon monoksida, dan sulfur dioksida. PM 2.5 adalah polutan udara yang telah dipelajari paling dekat dan paling umum digunakan sebagai indikator proksi paparan polusi udara secara lebih umum. Materi partikulat terdiri dari campuran kompleks partikel padat dan cair dari zat organik dan anorganik yang tersuspensi di udara.
Komponen utama PM adalah sulfat, nitrat, amonia, natrium klorida, karbon hitam, debu mineral, dan air. Partikel yang paling merusak kesehatan adalah yang berdiameter 10 μm atau kurang, yang dapat menembus dan bersarang jauh di dalam paru-paru.
Paparan jangka pendek dan jangka panjang terhadap polutan udara telah dikaitkan dengan dampak kesehatan seperti kanker paru-paru, penyakit jantung, dan stroke, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
10 Kota di Dunia Terpolusi Tahun 2023
Berdasarkan analisa yang dilakukan Smart Air terhadap sejumlah kota-kota di dunia, diperoleh 25 kota-kota di dunia yang masuk ke dalam kota terpolusi di dunia pada tahun ini.
Baca Juga: Respons Kondisi Angkatan Kerja Muda, Kemnaker Perkenalkan 4 Program Bagi Talenta Muda!
Adapun posisi 10 besarny adalah :
- Dammam, Arab Saudi (124,11 µg/m3)
- Lahore, Pakistan (111,63 μg/m3)
- Dhaka, Bangladesh (84,73 µg/m3)
- Delhi, India (84,39 µg/m3)
- Muzaffarnagar, India (81,35 µg/m3)
- Bagdad, Irak (77,62 µg/m3)
- Ghaziabad, India (74,72 µg/m3)
- Patna, India (67,20 µg/m3)
- Hapur, India (67.02 µg/m3)
- Peshawar, Pakistan (66,15 μg/m3)
***