Raja Arab Saudi Tewas Dibunuh, Sejarah 25 Maret, Faisal bin Abdul Aziz Ditembak Dua Kali di Kepala

25 Maret 2022, 08:45 WIB
Ilustrasi penembakan. Raja Arab Saudi Faisal bin Abdul Aziz tewas ditembak keponakannya sendiri pada 25 Maret 1975. /Pixabay/Pixabay

DESKJABAR- Sejarah 25 Maret menjadi catatan kelam bagi perjalanan Arab Saudi.

Di tanggal 25 Maret, tepatnya tahun 1975, Raja Arab Saudi Faisal bin Abdul Aziz tewas di tangan keponakannya sendiri.

Raja Arab Saudi Faisal bin Abdul Aziz dibunuh dengan cara ditembak oleh Faisal bin Musaid bin Abdulaziz Al Saud.

Baca Juga: Penembakan Ustadz di Tangerang: Pelaku Berhasil Ditangkap, Motifnya Ya Ampun Bikin Malu..

Dua tembakan mengenai kepala Raja Arab Saudi Faisal bin Abdul Aziz kala itu. Sang Raja Arab Saudi pun tewas setelah sempat mendapat perawatan.

Bagaimana sejarah kelam itu terjadi?

Faisal bin Abdul Aziz dikenal dengan sebutan Malik Faisal (Raja Faisal). Ia lahir di Riyadh pada tahun 1906 dan merupakan anak ketiga Raja Abdul Aziz bin Abdurrahman as-Saud, raja pertama dari kalangan Bani Suud yang memproklamasikan berdirinya Negara Monarki Arab Saudi.

Faisal bin Abdul Aziz dianggap melakukan reformasi, di antaranya kebijakan pan-Islamisme, anti-komunisme, dan pro-Palestina.

Pangeran Faisal dilantik menjadi Raja ketiga Arab Saudi menggantikan Raja Saud bin Abdul Aziz dengan gelar Malik Faisal bin Abdul Aziz as-Saud.

Raja Faisal dikenal sebagai pemimpin yang shalih. Banyak sekali program-program baru yang dicanangkannya selepas penobatannya sebagai kepala negara.

Beberapa di antaranya adalah, pada tahun 1967 Raja Faisal menggalakkan program penghapusan perbudakan, juga melakukan penyederhanaan gaya hidup keluarga kerajaan dengan menarik 500 mobil mewah Cadillac milik istana.

Raja Faisal juga menyerukan agresi melawan Israel dalam rangka pembelaannya terhadap Yerusalem.

Baca Juga: Penembakan Massal Kembali Terjadi di AS, 8 Orang Tewas dan Pelaku Bunuh Diri

Dalam seruan khutbah jihadnya melawan Israel, Raja Faisal berdoa di hadapan khalayak agar Allah menetapkan kematiannya diterima sebagai orang yang terbunuh di jalan Allah (syuhada).

Ia juga berdoa agar Allah segera mencabut nyawanya apabila ia tak mampu membebaskan tanah suci Yerusalem dari cengkeraman Israel.

Pembunuhan
Pada tanggal 25 Maret 1975, Raja Faisal wafat karena dibunuh. Pembunuhnya adalah keponakannya sendiri, yaitu Faisal bin Musaid.

Dihari itu, Faisal bin Musaid pergi ke istana raja di Riyadh, di mana Raja Arab Suadi Faisal bin Abdul Aziz sedang memimpin sebuah pertemuan. Ia bergabung dengan delegasi Kuwait dan berbaris untuk bertemu raja.

Raja Faisal yang mengakui keponakannya dan menunduk ke depan, sehingga Faisal muda bisa mencium kepala raja sebagai tanda hormat.

Dalam keadaan yang tak disangka-sangka Faisal bin Musaid mengeluarkan pistol dari jubahnya dan menembak Raja dua kali di kepala.

Setelah tembakan ketiga ia melemparkan pistol itu dan Raja Faisal jatuh ke lantai. Ia segera ditangkap oleh pasukan pengawal Raja.

Raja yang dalam kondisi kritis segera dilarikan ke rumah sakit namun dokter gagal menyelamatkannya. Sebelum wafat, Raja Faisal memerintahkan agar pembunuhnya tidak akan dieksekusi.

Baca Juga: Insiden Penembakan Kembali Terjadi Amerika, Lima Orang Luka Serius di Shreveport, Louisiana

Eksekusi
Laporan awal dipengadilan dijelaskan bahwa Faisal bin Musaid sebagai seorang yang tidak waras. Namun akhirnya ia dipindahkan ke sebuah penjara di Riyadh. Ia dianggap waras untuk bisa disidang dalam sebuah pengadilan.

Pengadilan menemukan ia bersalah atas tindakan pembunuhan. Hanya beberapa jam setelah putusan pengadilan menjatuhkan vonis hukuman mati atasnya.

Iaa akhirnya didepan umum di Riyadh. Sedangkan saudaranya Bandar yang juga dimasukkan ke dalam penjara baru dibebaskan satu tahun kemudian.

Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan, dendam atas kematian saudaranya dimasa lalu ditengarai membuat dia tidak menyukai sang paman.

Selain itu keterlibatannya dengan obat-obatan terlarang dan narkotika menjadi salah satu motivasi dalam pembunuhan itu.
Pejabat Saudi menyatakan bahwa tindakan pembunuhan itu sebagai kejahatan yang disengaja dan direncanakan.

Rumor yang beredar menyebutkan bahwa sang pembunuh telah mengatakan kepada ibunya tentang rencana pembunuhannya.

Baca Juga: SEPEKAN Jelang Peringatan Penembakan Masjid di Christchurch, Polisi Tangkap Dua Pelaku Ancaman Bom

Secara tersirat media Arab menyatakan bahwa pembunuhan itu atas perintah dan arahan Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat.

Namun selain itu, banyak pula analisa mengapa Faisal bin Musaid tega membunuh pamannya.

Namun tetap, kepercayaan yang populer di Arab Saudi peristiwa itu adalah sebagai aksi konspirasi Barat untuk membunuh Raja Faisal.*

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: Wikipedia

Tags

Terkini

Terpopuler