Varian Baru Covid-19 Delta Masuk Palestina, Dua Remaja Putri Tertular

28 Juni 2021, 08:49 WIB
Ilustrasi pekerja medis Palestina melakukan tes swab kepada bocah laki-laki di Jalur Gaza Selatan, Kamis, 14 Januari 2021. Varian baru Covid-19 Delta dilaporkan sudah masuk Palestina. /Antara/Reuters/Ibraheem Abu Mustafa/rwa./Reuters

DESKJABAR - Varian baru Covid-19 Delta yang lebih menular dilaporkan sudah masuk ke Palestina.

Otoritas kesehatan Palestina pada Minggu, 27 Juni 2021 mengungkapkan adanya dua kasus varian Covid-19 Delta di negeri tersebut.

Menteri Kesehatan Mai al-Kaila melalui pernyataan tertulis mengatakan bahwa dua remaja putri di Kota Qalqilya dan Salfit Tepi Barat yang baru saja kembali dari Uni Emirat Arab (UAE) terbukti positif terpapar varian baru Covid-19 Delta.

Baca Juga: Hujan Guyur Sebagian Besar Daerah di Jawa Barat, BMKG: Waspadai Petir dan Angin Kencang

Ia mengungkapkan bahwa orang-orang yang melakukan kontak erat dengan kedua remaja tersebut telah dikarantina.

Mai al-Kaila juga memperingatkan bahwa varian Covid-19 Delta merupakan virus corona yang paling menular di antara semua varian virus corona lain.

Berdasarkan update data terakhir Kementerian Kesehatan Palestina, tercatat  sebanyak 342.562 kasus Covid-19.

Jumlah kematian sebanyak 3.825 warga, terutama di wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Data Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan, total 482.695 warga telah menerima vaksin Covid-19.

Baca Juga: Covid-19 Mengganas di Kota Bogor, 336 Tenaga Kesehatan Tertular, 8 Fasilitas Kesehatan Tutup Sementara

Seperti diberitakan DeskJabar, Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengumumkan bahwa virus varian baru Covid-19 Delta adalah virus yang paling menular dan sudah ditemukan setidaknya di 85 negara.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengeluarkan peringatan bahwa virus Covid-19 Delta sejauh ini merupakan yang paling menular dan menyebar cepat di antara populasi yang tidak divaksinasi.

"Saya tahu bahwa secara global ada banyak kekhawatiran tentang varian Delta dan WHO juga mengkhawatirkannya," kata Direktur Jenderal Ghebreyesus pada konferensi pers WHO pada Jumat, 25 Juni 2021.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Reuters ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler