KOTA dengan Kasus DBD Tertinggi Nasional, 5,4 Juta Telur Nyamuk Wolbachia Siap Dilepas di Kota Bandung

- 28 Maret 2024, 07:30 WIB
Ilustrasi nyamuk pembawa penyakit DBD yang berwolbachia. Sebanyak 5,4 juta telur nyamuk berwolbachia siap dilepas di Kota Bandung.
Ilustrasi nyamuk pembawa penyakit DBD yang berwolbachia. Sebanyak 5,4 juta telur nyamuk berwolbachia siap dilepas di Kota Bandung. /Kemenkes/

DESKJABAR – Tercatat sebagai kota dengan kasus DBD tertinggi secara nasional, Kementerian Kesehatan segera kirim 5,4 juta telur nyamuk Aedes aegypti yang sudah mengandung bakteri Wolbachia untuk  dilepaskan di Kota Bandung.

Kebutuhan sebanyak 5,4 juta telur nyamuk yang mengandung wolbachia tersebut untuk kebutuhan dalam sepakan. Untuk itu kebutuhan telur naymuk ber-wolbachai tersebut akan dikirim dari insektarium Universitas Gajah Mada atau Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga.

Baca Juga: DOWNLOAD Aplikasi Penghasil Uang? Noway, Ini Caranya Bisa Klaim Saldo DANA Gratis Rp 10 Juta

Sementara itu, Pemkot Bandung sendiri sudah melakukan pebentukan tim yang tertuang dalam Surat Keputusan Wali Kota Bandung Nomor 440/Kep.066- Dinkes/2024 Tentang Pembentukan Tim Teknis Penyelenggaraan Implementasi Penanggulangan Dengue Dengan Metode Wolbachia di Kota Bandung dan tingginya kasus DBD di Kota Bandung.

Mengutip dari kantor berita Antara, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu mengatakan bahwa di pekan ke-10 tahun 2024 ini, dilaporkan kasus dengue atau DBD berjumlah sebanyak 27.852 kasus dengan kematian sebanyak 250 kasus.

“Kota Bandung merupakan kota dengan kasus dengue tertinggi di Indonesia mencapai 1.301 kasus dan kematian yang cukup tinggi, tujuh kematian," kata Maxi.

Dibutuhkan Lebih dari 20 Ribu Ember

Kebutuhan telur nyamuk yang menandung bakteri wolbachia itu menurut Maxi, berdasarkan hasil pertemuan koordinasi pilot project teknologi Wolbachia dengan Pemerintah Kota Bandung pada 18 Maret 2024.

Dalam pertemuan itu disampaikan bahwa  kebutuhan telur nyamuk ber-Wolbachia berdasarkan luas lahan Kota Bandung 129 kilometer persegi diperkirakan mencapai 5.410.000 telur per pekan.

Menurutnya, agar sebaran nyambuk ber-Wolbachia efektif, maka dibutuhkan 20.782 titik penitipan ember yang menjadi sarang perkembangbiakan telur.

Ditambahkan, bahwa untuk mendukung pilot project di Kota Bandung tersebut, Kemenkes akan memanfaatkan citra satelit untuk memposisikan ember pada lokasi yang tepat dengan merekrut masyarakat setempat sebagai orang tua asuh pelaksanaan uji coba nyamuk ber-Wolbachia.

Sesuai panduan yang diterbitkan Peneliti Pusat Kedokteran Tropis UGM, metode pelepasan nyamuk ber-Wolbachia dilakukan menggunakan ember berisi air bersih yang tersimpan 250 hingga 300 telur nyamuk dengan angka penetasan telur sekitar 90 persen.

Setiap ember diletakkan pada jarak 75 meter per segi. Jumlah ember berisi telur nyamuk minimal harus mencapai 10 persen dari populasi Aedes aegypti di daerah tersebut dan penyebarannya dilakukan sebanyak 12 kali. Satu kali penyebaran diasumsikan hanya 1 persen dari populasi nyamuk.

Wolbachia adalah bakteri alami, simbion yang umum ditemukan di hewan arthropoda, dengan mekanisme menghambat replikasi virus dengue yang diperankan oleh Wolbachia.

Baca Juga: POLA Makan Salah Kaprah Saat Buka Puasa yang Justru Berpotensi Meningkatkan Gula Darah, Begini Penjelasannya

Hasil penelitian tersebut mampu menurunkan 77 persen incidence rate (IR) dengue dan mengurangi risiko perawatan di rumah sakit sebesar 86 persen.

Pemkot Bandung Siapkan Tim

Sementara itu mengutip dari laman Pemkot Bandung yakni bandung.go.id, untuk mempersiapkan penerapan pelapasan nyamuk berwolbachia di Kota Bandung, Pemkot sudah menginstruksikan oembentukan tim.

Pembentukan tim tertuang dalam Surat Keputusan Wali Kota Bandung Nomor 440/Kep.066- Dinkes/2024 Tentang Pembentukan Tim Teknis Penyelenggaraan Implementasi Penanggulangan Dengue Dengan Metode Wolbachia di Kota Bandung dan tingginya kasus DBD di Kota Bandung.

Tim teknis ini diharapkan dapat bekerja secara efektif dan kolaboratif untuk menangani permasalahan DBD di Kota Bandung dengan pendekatan yang inovatif dan berkelanjutan.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Bandung, Asep Gufron menjelaskan, setiap tahun kasus DBD di Kota Bandung cukup tinggi dan harus segera ditanggulangi.

"Tiap tahun Kota Bandung terindikasi tinggi kasus DBD, dan kita petakan Kecamatan Ujungberung itu yang paling banyak," ujar Asep.

Oleh karenanya, Asep menyambut positif saat Kementerian Kesehatan memilih Kota Bandung sebagai salah satu dari lima kota untuk penyelenggaraan Implementasi Program Wolbachia. Sebelumnya program ini telah berhasil di Yogyakarta.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara bandung.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x