DESKJABAR – Dalam sebulan terakhir kasus gagal ginjal akut pada anak menjadi perhatian masyarakat luas karena kasusnya meningkat cukup tajam.
Kasus gagal ginjal akut pada anak sebenarnya sudah muncul sejak awal tahun 2022, namun kasusnya meningkat tajam dalam sebulan terakhir.
Guna mengantisipasi kasus tersebut, belajar dari kasus serupa yang terjadi di negara Gambia, Afrika, Kemenkes memberikan langkah sederhana yang bisa dilakukan para orangtua.
Mengutip laman kemkes.go.id, Plt Direktur Pelayanan Kesenatan Rujukan dr. Yanti Herman, MH. Kes mengemukakan bahwa kasus gagal ginjal akut pada anak ini telah terjadi pada awal tahun 2022. Namun baru mengalami peningkatan pada September 2022
Menurutnya, gagal ginjal akit pada anak diketahui menyerang anak dengan di rentang usia 6 bulan-18 tahun, paling banyak terjadi pada balita.
Dengan gejala awalnya berupa infeksi saluran cerna dan gejala ISPA, gejala khas adalah jumlah air seni yang semakin berkurang bahkan tidak bisa BAK sama sekali. Pada kondisi seperti sudah fase lanjut dan harus segera dibawa ke Faskes seperti RS.
Sementara itu, sejak akhir Agustus 2022, Kemenkes dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menerima laporan peningkatan tajam kasus gagal ginjal akut pada anak dan saat ini penyebabnya masih dalam penelusuran dan penelitian.
Jumlah kasus yang dilaporkan hingga 18 Oktober 2022 sebanyak 206 dari 20 provinsi dengan angka kematian sebanyak 99 anak, dimana angka kematian pasien yang dirawat di RSCM mencapai 65%.
Baca Juga: Wisata Pangalengan, Kabupaten Bandung, Mitos Ada Ikan Sebesar Pintu di Situ Cileunca