SITU AKSAN, Danau Favorit Wisata Warga Kota Bandung Zaman Dulu yang Tinggal Nama dan Kenangan

- 29 Agustus 2022, 13:00 WIB
Situ Aksan yang pernah menjadi tempat wisata favorit kota Bandung jaman dulu, kini sirna hanya tinggal nama dan kenangan
Situ Aksan yang pernah menjadi tempat wisata favorit kota Bandung jaman dulu, kini sirna hanya tinggal nama dan kenangan /YouTube MF Channel/

DESKJABAR – Bagi warga Bandung yang pernah merasakan kehidupan di era tahun 1960 atau tahun 1970-an, tidak asing dengan nama Situ Aksan.

Warga Bandung saat ini paling mengenal Situ Aksan hanya sebuah kawasan perumahan dan perdagangan kayu-kayu bekas yang berada di Jalan Pagarsih dan Jalan Suryani Bandung.

Situ Aksan dulu dikenal sebagai sebuah situ atau danau yang pernah menjadi tempat wisata favorit di tahun 1960-an.

Baca Juga: BAK Surga Tersembunyi, 5 Tempat Wisata Alam Kabupaten Bandung Barat, Eksotis, Instagramable, dan Fotogenik

Sayangnya, Situ Aksan kini hanya tinggal nama dan kenangan, yang berubah menjadi sebuah kawasan padat yang tidak lagi seasri dulu.

 Padahal di era tahun 1950, 1960 hingga 1970-an, kawasan Situ Aksan menjadi tempat wisata favorit warga Bandung, terutama bagi muda-mudi yang memadu kasih.

Kawasan Situ Aksan dahulu kala adalah kawasan situ yang dikelilingi berbagai jenis pohon keras yang mengelilingi situ.

Beragam jenis pohon yang sengaja ditanam mengelilingi situ mulai dari pohon Ki ujan, waru, beringin, huni, kopo, loa, campaka, garedog, dan banyak jenis pohon lainnya.

Pohon-pohon itu kemudian tumbuh yang membuat kawasan Situ Aksan menjadi asri dan cocok untuk berkumpul dan bercengkaram.

Untuk mencapai pulau-pulai kecil yang ada di tengah situ, pengunjung bisa naik dayung.

Banyak aktifitas keramaian yang bermunculan di Situ Aksan karena keasrian wilayah tersebut.

Baca Juga: FERDY SAMBO Resmi Ajukan Banding, Kejaksaan Agung Paparkan Update Berkas Perkara Sambo Senin Siang

Tidak heran di kawasan Situ Aksan selalu digelar pasar malam, taman ria, hingga perayaan Imlek dan Cap Gomeh yang dilakukan wara Tinghoa yang ada di Kota Bandung.

Sayangnya, seiriing dengan perkembanga penduduk dan pembangunan di Kota Bandung, Situ Aksan telah berubah menjadi kawasan perumahan, dan sebaian lagi berubah menjadi kawasan rumah penduduk yang saat ini menjadi kawasan penjualan kayu-kayu bekas.

Bahkan ketika terjadi banjir di sekitar kawasan itu, termasuk banjir bandang yang pernah melanda kawasan Pagarsih beberapa tahun lalu, mengingatkan orang akan kesalahan hilangnya Situ Aksan.

Banyak warga menilai bahwa banjir di Pagarsih terjadi karena tidak ada lagi situ yang menjadi penampungan air, yang peran ini dulu dilakukan Situ Aksan.

Makanya di zaman Belanda Situ Aksan disebut sebagai westerpark atau konservasi dan pengendali air.

Bukan Danau Purba

Seorang pakar geologi, T. Bachtiar dalam sebuah artikel di surat kabar Pikiran Rakyat edisi 5 Juli 2010 menulis tentang Situ Aksan.

Menurut Bachtiar, Situ Aksan merupakan danau buatan bekas galian lio batu bata.

Pada awal tahun 1800-an, Pemerintah Hindia Belanda menyetujui usulan Dr.Ir.R van Hoeven untuk membangun kota Bandung, dan memindahkan pusat ibu kota dari Dayeuhkolot ke Kota Bandung.

Pada kurun waktu 1860 hingga 1930 terjadi pembangunan dan pembenahan besar-besaran kota Bandung sebagai persiapan sebagai ibu kota Hindia Belanda.

Baca Juga: Bharada E akan Bertemu Ferdy Sambo pada Proses Rekonstruksi Besok di Duren Tiga, Jakarta Selatan

Mengetahui Belanda tengah gencar melakuan pembangunan kota Bandung, seorang saudagar setempat yang dikenal di kota Bandung sebagai saudagar batikan, Haji Mas Aksan, memanfaatkannya sebagai peluang.

Kemudian lahan sawah miliknya seluas sekitar 4 hektare diubah menjadi tempat pembuatan bata merah, untuk menyuplai kebutuhan bata merah untuk pembangunan gedung dan bangunan di kota Bandung.

Untuk kebutuhan air pembuatan bata merah, kemudian pemerintah Belanda  mengizinkan membelokkan aliran Sungai Leuwilimus sepanjang 600 meter ke lahan milik Haji Mas Aksan.

Pada perkembangan selanjutnya, kawasan bekas galian lio bata merah tersebut berubah menjadi sebuah danau atau situ, yang kemudian dinamakan Situ Aksan.

Sayangnya, Situ Aksan yang pernah menjadi tempat wisata favorit warga Bandung di era tahun 1950, 1960, dan 1970-an itu, kini tinggal kenangan.

Sejalan dengan pesatnya perkembangan penduduk dan pembangunan Kota Bandung, kawasan di sekitar Jalan Pagarsih dan Jalan Suryani telah berubah menjadi kawasan padat penduduk.

Baca Juga: BAK SURGA Harta Karun, 5 Tempat Wisata Berburu Barang Antik dan Vintage di Bandung, Serasa di Zaman Baheula

Lahan situ lama kelamaan semakin mengecil dan berubah menjadi kawasan perumahan-perumahan elit.

Sebagian di Jalan Pagarsih atau di daerah Cangkring, menjadi kawasan rumah penduduk biasa dan saat ini berubah menjadi kawasan penjualan kayu-kayu bekas dan padat penduduk.

Situ Aksan tidak lagi dikenal sebagai sebuah situ yang pernah favorit di zamannya, tetapi berubah menjadi nama sebuah kawasan padat penduduk dan terkesan kumuh di sebagian wilayahnya.

Bisa jadi, warga-warga yang sekarang tinggal di kawasan itu, tidak perneh mengetahui bahwa dahulu di tempat itu adalah sebuah situ yang diberi nama Situ Aksan. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah