Menurutnya, masjid memang dikelilingi banyak makam, di tak jauh dari lokasi tersebut pun ada sejimlah situs sejarah.
Pada sisi timur masjid berdiri kokoh menara dengan ketinggian sekitar 30 meter dengan diameter bagian pangkalnya sekitar 10 meter.
Konon, menara tersebut dulu selain sebagai tempat untuk mengumandangkan azan juga digunakan untuk mengawasi perairan laut.
Berdasarkan sejarah, menara ini dibangun semasa kekuasaan Sultan Haji pada tahun 1620 oleh seorang arsitek Belanda, Hendrik Lucazoon Cardeel.
Cardeel membelot ke pihak Banten, dan kemudian dianugerahi gelar Pangeran Wiraguna.
Dari luar menara terlihat ada pintu yang kini ditutup dengan tralis besi. Di dalamnya tampak tangga untuk naik ke atas
Disebutkan, tangga tersebut melingkari menara, melewati lorong sempit yang hanya cukup dilewati oleh satu orang saja.
Menara yang berbentuk mercusuar ini menjadi keunikan masjid yang cukup mencolok. Pasalnya, kala itu, kebanyakan masjid di Nusantara belum memiliki menara karena bukan merupakan tradisi pelengkap masjid di Jawa.
Kesultanan Banten menempatkan Islam sebagai landasan kehidupan politik kerajaan.
Meskipun Islam mendominasi kehidupan politik dan kebudayaan di kesultanan Banten, namun tidak menutup kemungkinanan agama lain menjalankan ritualnya di sana.