DESKJABAR - Kasus aktif Covid-19 di Indonesia hingga saat ini masih terbilang tinggi.
Dikutip Deskjabar.com dari laman resmi Satuan Tugas penanganan Covid 19 Nasional Rabu, 23 Februari 2022, jumlah pasien terkonfirmasi positif bertambah sebanyak 61.488 kasus.
Sementara, jumlah angka kesembuhan harian sebanyak 39.170 orang. Dan, pasien meninggal bertambah 227 orang.
Dengan begitu, diharapkan masyarakat tetap terus meningkatkan disiplin protokol kesehatan dan segera vaksinasi Covid-19.
Dilansir DeskJabar.com dari dari “Buku Saku Taktis Praktis Hadapi Gelombang Ketiga Covid-19”, yang diproduksi Kemenkes RI, KPC PEN, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan KOMINFO, Februari 2022.
Berikut seputar informasi tentang apa itu Omicron, bagaimana penularan dan gejalanya, mitos dan fakta seputar Omicron, apa itu kontak erat, hingga mengenal gejala Covid-19.
Apa itu Omicron?
Omicron adalah varian baru Covid-19 yang memiliki kemampuan penularan lebih cepat dibandingkan dengan varian-varian sebelumnya.
Bagaimana Penularan dan gejalanya?
Cara penularan dan gejala Varian Omicron sama dengan varian COVID-19 lainnya:
- Penularan terjadi melalui droplet atau percikan ludah (saat berbicara, batuk, atau bersin) yang masuk langsung ke tubuh melalui mata, hidung dan mulut, atau jika tangan menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh wajah (mata, hidung, mulut).
- Varian Omicron dapat menimbulkan berbagai derajat keparahan, dilaporkan umumnya bersifat ringan seperti Demam, Batuk, Kelelahan, Pilek, Nyeri Tenggorokan, Sakit Kepala.
Bagaimana Jika Merasakan Gejala seperti diatas?
Segera periksa diri Fasyankes terdekat apabila mengalami salah satu gejala Omicron.
Bila Isolasi Mandiri :
Apabila dianjurkan untuk SWAB PCR, lakukan isolasi mandiri di rumah sambil menunggu hasil dengan cara
- Menempati kamar tidur sendiri/terpisah dengan ventilasi cahaya dan udara yang baik
- Jaga Jarak dengan anggota keluarga
- Selalu menggunakan masker walaupun di dalam rumah
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer sesering mungkin
- Membuka jendela kamar secara berkala
Isolasi mandiri di rumah akan dipantau oelh Pemerintah melalui program Telemedisin.
Berikut Mitos dan Fakta Seputar Omicron
Virus COVID-19 varian B.1.1.529(Omicron) mulai ditetapkan sebagai Varian of concern pada tanggal 26 November 2021 oleh WHO.
Apa saja mitos dan fakta seputar Omicron?.
- Mitos : Omicron hanya menimbulkan gejala ringan.
Fakta : Meskipun penyebarannya lebih cepat, gejala Omicron tidak separah varian Delta. Tapi bagi lansia, orang dengan komorbid, dan orang yang belum divaksinasi tetap berpotensi kematian.
- Mitos : Vaksin tak mempan lumpuhkan Omicron
Fakta : Vaksin menjadi proteksi terbaik melawan Omicron. Data menunjukan 60% pasien Omicron di Indonesia yang meninggal dunia belum pernah divaksinasi.
- Mitos : Orang yang belum divaksinasi tidak akan bergejala parah akibat Omicron
Fakta : Orang yang belum divaksinasi justru yang paling rentan tertular Omicron. Pasien Omicron di rumah sakit kebanyakan adalah yang belum vaksin.
- Omicron tak bisa menginfeksi orang yang sebelumnya pernah terkena COVID-19
Fakta : Orang yang pernah positif COVID-19 juga bisa terkena Omicron. Vaksin sangat dianjurkan untuk menghindari gejala parah.
- Mitos : Penggunaan masker tak bisa cegah penularan Omicron
Fakta : Pencegahan terbaik dari tertular Omicron adalah disiplin protokol kesehatan, termasuk memakasi masker, mencuci tangan dan mengurangi mobilitas, serta vaksinasi.
Apa itu Kontak Erat Covid-19?
- Jika seseorang berdekatan dengan pasien COVID-19 atau orang yang memiliki gejala COVID-19 dalam jarak 1 meter selama 15 menit atau lebih.
- Jika seseorang bersentuhan fisik langsung dengan pasien COVID-19 atau orang yang memiliki gejala COVID-19 (seperti bersalaman, berpegangan tangan, berpelukan, gendong, dll)
Baca Juga: WOW! 11 Satelit Stasiun Bumi Disiapkan Indonesia untuk Mendukung Operasional Program Ini
Contoh kegiatan yang masuk dalam kriteria kontak erat :
- Sekolah, belajar secara tatap muka atau bermain bersama
- Makan bersama
- Kegiatan keagamaan/sosial (Seperti takziah, pengajian, kebaktian, pernikahan).
Mengenal Gejala Covid-19
- Gejala klinis Covid-19 jenis Omicron pada prinsipnya sama dengan gejala klinis Covid-19 jenis lainnya.
- Tingkatan gejala Covid-19
- Tanpa Gejala
- Tanda : Frekuensi napas 12-20 kali per menit, satirasi oksigen ≥ 95%.
- Ringan
- Tanda : Frekuensi napas 12-20 kali per menit, saturasi oksigen ≥ 95%
- Gejala : Demam, batuk, kelelahan (fatique), nafas pendek, nyeri otot (miagia), kehilangan nafsu makan (anoreksia).
Gejala tidak spesifik lainnya dapat terasa seperti hidung tersumbat, sakit tenggorokan, sakit kepala, diare, hilang penciuman (anosmia), hilang pengecapan (ageusia).
- Sedang
- Tanda : Frekuensi napas 12-30 kali per menit, saturasi oksigen > 93%.
- Gejala : Demam, batuk,sesak dan napas cepat tanpa distress pernapasan.
- Berat
- Tanda : Frekuensi napas >30 kali per menit, saturasi oksigen < 93%.
- Gejala : Demam, batuk, sesak dan napas dengan salah satu dibawah ini: Frekuensi napas >30 kali per menit atau distress pernapasan.
- Kritis
Baca Juga: Obat Radang Tenggorokan Alami dr. Zaidul Akbar, Ampuh Untuk Orang Dewasa, Mujarab Bagi Anak
Tanda dan gejala berat ditambah
- Gagal napas / Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
- Komplikasi Infeksi / Sepsis
- Kegagalan multiorgan / Multiorgan failure
- Pasien membutuhkan alat penunjang hidup seperti ventilasi mekanik atau terapi vasopresor.
Itulah sebagian informasi tentang Covid-19 varian Omicron. Semoga kita senantiasa tetap disiplin protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas dan segera vaksinasi Covid-19.***