HARI KANKER SEDUNIA, Apa Itu Kanker Beserta Jenisnya yang Paling Banyak Diderita di Indonesia

- 3 Februari 2022, 06:25 WIB
4 Februari 2022 dikenal sebagai hari Kanker Sedunia yang tahun ini mengambil tema kesetaraan dalam perawatan kanker
4 Februari 2022 dikenal sebagai hari Kanker Sedunia yang tahun ini mengambil tema kesetaraan dalam perawatan kanker /UICC/

 

DESKJABAR – Tanggal 4 Februari 2022 adalah Hari Kanker Sedunia, yang kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk mewaspadai penyakit ini.

Pada momen Hari Kanker Sedunia itu pula ada baiknya masyarakat kembali diingatkan tentang apa itu kanker? Jenis kanker apa yang paling banyak diderita oleh masyarakat Indonesia saat ini?

Organisasi kanker internasional terbesar di dunia yakni Union for International Cancer Control (UICC), menetapkan tema Hari Kanker Sedunia 4 Februari 2022 adalah Close the Care Gap.

Baca Juga: COBA BACA Surat Ini, Penyembuh Segala Penyakit, Pelindung Segala Bahaya, Begini Penjelasan Syekh Ali Jaber

Tema ini diangkat dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kurangnya kesetaraan dalam perawatan kanker.

Mengutip dari laman Kemkes.go.id, penyakit kanker merupakan penyakit tidak menular yang ditandai dengan adanya sel/jaringan abnormal yang bersifat ganas, tumbuh cepat tidak terkendali dan dapat menyebar ke tempat lain dalam tubuh penderita.

Sel kanker bersifat ganas dan dapat menginvasi serta merusak fungsi jaringan tersebut. Penyebaran (metastasis) sel kanker dapat melalui pembuluh darah maupun pembuluh getah bening.

Sel penyakit kanker dapat berasal dari semua unsur yang membentuk suatu organ, dalam perjalanan selanjutnya tumbuh dan menggandakan diri sehingga membentuk massa tumor.

Sel-sel ini secara normal akan memperbanyak diri kemudian berhenti apabila sudah mencapai ukuran yang ideal. Misalnya kulit secara normal akan mengelupas dan membentuk kulit yang baru.

Baca Juga: INILAH Waktu Imsak Puasa Rajab 2022, Jakarta, Bandung dan Surabaya, Lengkap Doa Niat Puasa Rajab Hari Pertama

Akan tetapi, terkadang sel-sel tadi tumbuh terus tanpa henti menjadi lebih banyak dari yang idealnya dibutuhkan oleh tubuh dan menjadi benjolan.

Benjolan tersebut dalam istilah medis disebut tumor. Sebagian besar tumor atau benjolan akan bersifat jinak, artinya mereka akan membesar secara perlahan sampai ukuran tertentu kemudian berhenti, disebut sebagai tumor jinak.

Salah satu contoh tumor jinak yang paling banyak adalah nevus atau dikenal juga sebagai tahi lalat. Contoh lainnya adalah lipoma.

Sebagian kecil tumor atau benjolan yang lain, dapat membesar secara cepat dan tidak berhenti sampai ukuran tertentu, melainkan tetap tumbuh, bahkan dapat melewati batas-batas organ tubuh.

Tumor yang ganas ini disebut juga sebagai kanker. Jadi suatu benjolan disebut kanker adalah apabila sel-sel yang menyusunnya membelah secara cepat dan invasif, yaitu merusak sel dan organ di sekitarnya.

Baca Juga: Papeda Dikenal sebagai Makanan Komunikasi Masyarakat Papua, Modal Untuk Mengembangkan Kuliner di Nusantara

Akan tetapi, tidak semua kanker membentuk benjolan, karena sebagian kanker, misalnya kanker darah, berasal dari sel darah yang membelah dan menyebar, tanpa membentuk benjolan.

Perubahan sel sehat menjadi sel kanker dipicu oleh perubahan materi genetik (mutasi) yang terjadi pada DNA sel. Perubahan materi genetik ini dapat dipicu oleh banyak faktor seperti stres oksidatif, radikal bebas, usia, hormon, radiasi, infeksi virus dan sebagainya.

 Zat / faktor yang dapat menyebabkan mutasi sel sehat menjadi kanker dikenal sebagai karsinogen.

Penderita kanker

Pada tahun 2015, kanker menyebabkan 8,8 juta kematian setiap tahunnya. Ada banyak jenis sel kanker, tetapi yang paling umum adalah kanker payudara, kanker serviks, kanker paru-paru, kanker prostat, kanker hati, dan kanker kolorektal.

Baca Juga: Ini Alasan Bos Persib Teddy Tjahjono Setuju Laga Persib vs PSM Makassar Ditunda

Jumlah penderita kanker ini terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Data Globocan menyebutkan, pada 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker.

Data tersebut juga menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan, meninggal karena kanker.

Data juga menyebutkan bahwa Indonesia berada pada urutan ke-8 angka kejadian penyakit kanker di Asia Tenggara dan di Asia di urutan 23.

Angka kejadian tertinggi di Indonesia untuk laki-laki adalah kanker paru yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk.

Kemudian, kanker hati sebesar 12,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 7,6 per 100.000 penduduk.

Baca Juga: GAWAT ! Laga Ditunda, Persib Gagal Bertahan di Papan Atas Klasemen Kompetisi Liga 1

Sedangkan angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk.

Diikuti kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.

Laman Kemkes.go.id menyebutkan bahwa berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018.

Prevalensi kanker tertinggi adalah di provinsi DI Yogyakarta 4,86 per 1000 penduduk, diikuti Sumatera Barat 2,47 79 per 1000 penduduk, dan Gorontalo 2,44 per 1000 penduduk. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Kemkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah