Network
DESKJABAR - Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia pada 31 Mei ini, merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya rokok. Kebiasaan merokok dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko terpapar Covid-19.
"Momentum ini, juga perlu dimanfaatkan untuk mulai berhenti merokok agar terhindar dari risiko yang lebih besar terkena Covid-19," ujar Dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Jawa Tengah, dr Indah Rahmawati, Sp.P. di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin 31 Mei 2021.
"Penelitian menyebutkan bahwa reseptor 'angiotensin converting enzyme 2 (ACE2) sebagai tempat menempelnya Covid-19 ternyata ditemukan lebih banyak pada perokok dibandingkan dengan nonperokok, sehingga kebiasaan merokok secara otomatis akan memperbesar risiko dan kemungkinan terkena Covid-19," ucap Indah Rahmawati.
Baca Juga: Jadwal Sholat untuk Wilayah Bandung, Senin 31 Mei 2021/ 19 Syawal 1442 H
Indah menambahkan bahwa tema Hari Tanpa Tembakau Sedunia tahun 2021 adalah "Commit to Quit" atau berkomitmen untuk berhenti. "Pandemi Covid-19 telah mendorong banyak pengguna tembakau untuk berhenti dan berkomitmen untuk berhenti merokok," katanya.
Dituturkan Indah, kampanye berani berhenti meroko pada Hari Tanpa Tembakau Sedunia tahun 2021, bertujuan menggerakkan seluruh masyarakat terutama perokok untuk berani berhenti merokok apapun jenisnya.
Baca Juga: Jadwal Sholat untuk Wilayah Cirebon, Senin 31 Mei 2021/ 19 Syawal 1442 H
"Hal ini sangat baik, karena merokok dalam bentuk apapun dapat mengancam kesehatan dan keselamatan diri sendiri atau orang lain," ujarnya.
Karenanya, ia mengajak seluruh masyarakat untuk berhenti merokok guna menjaga kesehatan diri sendiri dan juga orang-orang di sekitar. "Berhenti merokok memberikan kualitas hidup yang lebih sehat bagi diri sendiri dan lingkungan," kata Indah Rahmawati.
