DESKJABAR – Pertumbuhan musik Indonesia pada era 1980 an digadang-gadang sebagai masa kejayaan musik yang ada di Indonesia selama ini. Hampir semua genre musik Indonesia pada masa itu hidup dengan subur seperti cendawan di musim hujan.
Musik Pop, Pop kreatif, Jazz, Rock dan genre musik lainnya menjadi ajang berkarya dari beberapa penyanyi Indonesia kala itu. Tak sedikit dari penyanyi yang berkiprah kala itu menjadi penyanyi legenda hingga sekarang.
Baca Juga: Banjir Bandang di Bandung Sisakan Lumpur dan Sampah, Warga tak Bisa Mandi
Dari dinamisasi musik Indonesia yang gemerlap di era 1980 an adalah dirilisnya fenomena musik bossanova yang dirilis tak hanya oleh penyanyi Jazz seperti Cici Sumiati, Christ Kayhatu, Dian Pramana Poetra saja.
Beberapa nama penyanyi pop di luar Jazz pada era itu mencoba menawarkan album bossanova, meski bukan penyanyi Jazz nyatanya album mereka sukses menuai angka penjualan yang tak sedikit.
Lalu siapa saja penyanyi Pop Indonesia yang mencoba menjajal kemampuan suaranya di genre musik yang ditekuni oleh Antonio Carlos Jobim dan Astrud Gilberto itu? Berikut nama penyanyinya.
1.Andi Meriem Matalatta
Penyanyi pop keturunan Bugis Sulawesi Utara ini dikenal kerap mengeluarkan lagu pop hits sejak mulai berkarir di Indonesia pada 1970 an. Sebut saja lagu “Bimbang”, “Rela”, “Hasrat Cinta”, “Januari yang Biru”, “Jumpa Lagi” yang pernah mengapungkan nama almarhumah di musik pop era tersebut.
Pada tahun 1980 an Andi Meriam Matalatta pernah merilis album bossanova berjudul “Aku dan Asmara” 1983, yang melejitkan lagu dengan judul yang sama serta lagu “Apa Maksudmu” dan album “Sejuta Rindu” pada tahun 1984.
2.Rafika Duri
Penyanyi pop yang identik dengan pasangan duetnya Harvei Malaiholo sejak tahun 1970 an ini tak mau kalah dengan penyanyi seangkatannya Andi Meriem Matalatta. Karakter suaranya Fika yang lembut sangat pas kala Fika membawakan lagu-lagu bossanova.
Tercatat beberapa album bossanova telah dirilisnya seperti album “Rafika Duri Ireng - Maulana Bossanova Indonesia” yang mengarransir lagu-lagu apik seperti “Tersiksa Lagi”, “Semua Bisa Bilang”, “Sabda Alam” dan masih banyak lagi.
Baca Juga: PT RFB Bandung Serahkan Paket Bantuan untuk Korban Gempa Sumedang
Rafika duri kemudian merilis album “Rafika Duri Bossanova Vol 2” yang dianggap sukses di pasaran.
Beberapa lagu hits seperti “Citra" miliknya Bimbo yang pernah dibawakan beberapa penyanyi bossanova lainnya menjadi jago di album kedua.
Album berikutnya masih bekerjasama dengan musisi Ireng Maulana berjudul “Rafika Duri Bossanova Vol 3” yang meramu lagu-lagu hits seperti “Layu Sebelum Berkembang”, “Kau Tanyakan Rembulan”, “Dalam Kerinduan” yang kemudian diramu dalam musik bossanova yang lembut.
3.Nia Daniaty
Masih ingat sosok penyanyi “Gelas-gelas kaca” yang lagunya seangkatan dengan lagu melow lainnya seperti lagu “Hati Yang Luka”?
Ya, Nia Daniaty, penyayi asal Bandung yang memulai karir bernyanyi diakhir 1970 dan dikenal publik pada dekade 1980 an itu pun pernah merilis album bossanova dengan judul “Nia Daniaty Pop Bossas Vol 1” yang menawarkan lagu lawas “Senja di Batas Kota”, “Seruling Senja” “Kau Selalu Dihatiku” dan masih banyak lagi.
Album kedua penyanyi “Kaulah segalanya” itu berjudul “Nia Daniaty Pop Bossas Vol 1” dengan menawarkan lagu “Kau Tercipta Untukku”, “Benci Tapi Rindu”, “Bila Kau Seorang Diri” dan masih banyak lagi.
4.Tanty Yosepha
Penyanyi pop era 1970an Tanty Yosepha salah satu penyanyi pop Indonesia yang juga pernah merilis album bossanova di tahun 1986.
Dibawah perusahan rekaman Granada Record, istri musisi Enteng Tanamal yang juga ibu dari penyanyi cilik era 1970 an Yoan Tanamal merilis album “Pop Bossas Tanty Yosepha” dengan lagu andalan berjudul “Sampai Menutup Mata”. Ada juga beberapa lagu hits pada tahun 1980 seperti lagu “Misteri Cinta” Christ Kayhatu yang kemudian dibawakan kembali oleh Tanty Yosepha.
12 lagu berirama meluncur mulus dari suara Tanti Yoshepa, beberapa diantaranya adalah lagu “Mengapa Tiada Maaf”, “Tinggi Gunung Seribu Janji”, “Pesona”, “Kau Selalu Dihatiku”, “Lukisan”, “Tiada Lagi Melody”, “Simpaty”, “Sejak Saat Itu”, “Restumu Kunantikan” dan “Biarkan Abadi”.***