Di Kuningan, Mahasiswa IPB University Ubah Kesemek Jadi Selai, Ini Khasiatnya, Salah Satunya Pencegah Kanker

6 Agustus 2022, 14:06 WIB
Mahasiswa IPB University ubah buah kesemek di Gunungsirah Kuningan jadi selai /Daffa

DESKJABAR-  Mahasiswa IPB University melakukan kegiatan “Branding dan
Pengolahan Hasil Bumi Desa Gunungsirah” berupa selai kesemek, yang
merupakan salah satu program kerja kelompok KKN-T IPB University tahun 2022
di Desa Gunungsirah.

Kelompok KKN-T yang sedang bertugas di Desa Gunungsirah terdiri dari Daffa, Aisya, Tasya, Awaliyah, Magfirah, Naufal, Nadira, Raihan, dan Ridzky.

Desa Gunungsirah berada di Kecamatan Darma terletak pada bagian barat Kabupaten
Kuningan, luas tanah pertanian 286.56 Ha. Komoditi pertanian yang cukup tinggi
produksinya adalah buah kesemek.

Baca Juga: Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia Vs Vietnam di Piala AFF U-16 2022, Menanti Ketajaman Nabil Asyura

Buah kesemek atau banyak dikenal dengan sebutan “apel ganjen” atau “apel
genit” memiliki ukuran dan bentuk menyerupai apel.

Kesemek (Diospyros kaki L.) tumbuh pada dataran tinggi (pegunungan) dengan suhu rendah, kelembaban tinggi, dan intensitas matahari tidak 100% (teduh/mendung).

Buah kesemek memiliki kandungan senyawa yang berpotensi sebagai antimikroba dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

Pada penelitian sebelumnya, dikatakan bahwa buah kesemek (Diospyros kaki L.) memiliki
kandungan berupa air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin C,
kalium, potassium, phenol, dan tanin sehingga dapat digunakan sebagai obat
pencegah kanker dan penyakit jantung, bahkan sebagai obat penurun
tekanan darah tinggi (Kurniasari et al. 2017).

“Pohon kesemek sudah ada sejak zaman penjajahan, kemudian diperbanyak
dengan menggunakan tunas yang tumbuh. Buah kesemek yang matang di pohon
memiliki rasa yang sepet sehingga panennya dilakukan saat buah masih setengah
matang.

Kesemek yang telah dipanen kemudian direndam dalam air apu (kapur)
untuk mematangkan dan mengurangi rasa sepet serta menjaga tekstur dari buah
kesemek tersebut.

Desa Gunungsirah menghasilkan sekitar 1000 ton/tahun buah
kesemek pada lahan seluas +40 Ha. Menurut Saipudin, selaku pengepul buah kesemek, dijual dengan harga Rp1,500/kg (dari petani), Rp2,500/kg (dari pemikul); dan Rp2,500 - Rp 4,000/kg (harga siap didistribusikan).

Baca Juga: The Best! 5 Wisata Indah dan Instagramable di Sleman Yogyakarta, Cocok untuk Healing dan Camping

Kegiatan Branding dan Pengolahan Hasil Bumi Desa Gunungsirah berupa selai
kesemek dilakukan di Balai Desa Gunungsirah.

Kegiatan tersebut dilakukan bersama kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan
Keluarga (PKK) dan beberapa masyarakat setempat.

“Kegiatan Branding dan Pengolahan Hasil Bumi Desa Gunungsirah berupa selai
kesemek diharapkan mampu mengangkat Desa Gunungsirah sebagai sentra buah
kesemek, memiliki produk olahan, serta meningkatkan perekonomian masyarakat
desa”, ungkap Daffa selaku ketua kelompok mahasiswa KKN-T IPB.

Pengolahan selai kesemek dimulai pukul 10.00 - 13.00 WIB, terdiri dari workshop
pembuatan selai kesemek, proses pembuatan hingga pengemasan selai kesemek.

Penjelasan mengenai pembuatan selai kesemek disampaikan oleh perwakilan
mahasiswa KKN-T IPB.

Adapun branding yang dilakukan terdiri dari pembuatan maskot desa, cuplikan
video mengenai selai kesemek, dan penyebarluasan informasi melalui media
massa Kabupaten Kuningan.

Selai kesemek mendapatkan respon yang baik dari Kepala bidang Hortikultura
dan Perkebunan Kuningan, Andi, SE., MM. dan Soni Gunadi, S.Pt
selaku kepala seksi keamanan pangan.

Pihak dinas pun mengharapkan program ini ditindaklanjuti melalui pengajuan proposal kepada pihak terkait.

Kepala Desa Gunungsirah merasa terbantu dengan kedatangan mahasiswa KKN-T
IPB di desa.

Menurutnya, mahasiswa KKN-T IPB memiliki inovasi dan kreatifitas
yang cemerlang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Desa
Gunungsirah sesuai dengan potensi yang ada.

Baca Juga: The Best! 5 Wisata Indah dan Instagramable di Sleman Yogyakarta, Cocok untuk Healing dan Camping

Berdasarkan data UPTD Pertanian Darma, Desa Gunungsirah termasuk salah satu desa “Pinunjul” karena memiliki potensi khas seperti buah kesemek.

“Terima kasih kepada mahasiswa KKN-T IPB yang telah menggali potensi yang
ada di Desa Gunungsirah berupa selai kesemek, sehingga kesemek tidak hanya
petik-jual tetapi petik-olah-jual”, ujar U. Mahmudin selaku kepala Desa
Gunungsirah.

Pihak desa dan mahasiswa mengharapkan pengembangan produk olahan kesemek
dapat terus berjalan walaupun kegiatan KKN-T IPB 2022 telah selesai
dilaksanakan.

Pihak desa mengharapkan kerjasama yang terjalin dengan IPB akan terus berjalan.
Baik itu dalam bentuk kegiatan KKN, maupun kegiatan kemahasiswaan lainnya.

Besar harapan mahasiswa, pengembangan produk olahan kesemek dapat terus
berjalan walaupun kegiatan KKN-T IPB 2022 telah selesai dilaksanakan.***

Editor: Yedi Supriadi

Tags

Terkini

Terpopuler