Wisata Mistis Gunung Kawi, Pesona Eksotis Mengandung Mistis, Terkenal Sampai Mancanegara, Ayo Kunjungi

15 Juni 2022, 16:15 WIB
Candi Gunung Kawi, Pesona eksotis mengandung mistis. /Instagram/@gunungkawitempel/


DESKJABAR - Inilah Wisata Mistis Gunung Kawi dengan pesona eksotis yang mengandung mistis dan terkenal sampai mancanegara, ayo kunjungi

Gunung Kawi adalah sebuah gunung berapi yang sudah lama tidak aktif, berada sebelah barat daya di Kabupaten Malang, berbatasan langsung dengan Kabupaten Blitar Jawa Timur, Indonesia

Sebagai desa wisata ziarah atau wisata mistis, Gunung Kawi memiliki panorama pegunungan yang eksotis, istimewa dan mengesankan, yang tercatat sebagai salah satu desa paling menarik di bagian Barat Daya Kabupaten Malang dan terkenal sampai mancanegara, ayo kunjungi.

Baca Juga: GRATIS Elite Pass Shark, Dll, KLAIM Kode Redeem FF Hari Ini, Permanen, Terbaru 1 Menit yang Lalu, GARENA

Dikutip dari buku karangan R. Soelardi Soerjowidagdo berjudul "Tata Cara Ziarah dan Riwayat Makam Gunung Kawi".

Dalam bukunya ditulis, bukan hanya orang Jawa saja yang kesini, wisatawan asal luar Indonesia seperti Tiongkok, Singapura, India, Timur Tengah, Inggris, Jepang, Belanda, Jerman, Malaysia, Taiwan, Hong Kong, setidaknya, negara tersebut pernah tercatat dalam buku tamu.

Entah apa yang dilakukan wisatawan mancanegara di Gunung Kawi, yang jelas area sekitar Makam Gunung Kawi memang representatif dan nyaman untuk wisata mistis atau piknik.

Hawa sekitar yang sejuk dan pemandangan eksotis, udara bersih, penginapan kelas melati hingga hotel representatif pun ada.

Belum lagi warung makan, restoran, dan fasilitas memadai lainnya. Semua yang dibutuhkan wisatawan ada di sini.

Baca Juga: DIPERKETAT! Masuk GBLA Nonton PERSIB vs PERSEBAYA Piala Presiden 2022, Keamanan Kecolongan di Laga Sebelumnya

Kebanyakan orang tahu bahwa desa ini memiliki tempat khusus dimana makam kakek Iman Soedjono,

Salah satu dari tujuh puluh bangsawan yang mengacungkan tangan ke tangan pendudukan Belanda yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro pada tahun 1825 - 1830.

Di sebelah makam kakek Iman Soedjono berbohong makam kakek Djoego atau Kiai Zakaria II, seorang tokoh lokal yang pertama kali mempelopori teknologi baru bertani saat itu.

Biasanya pengunjung yang datang berkunjung ke tempat ini percaya bahwa ziarah akan membawa keberuntungan bagi karya mereka, kehidupan masa depan, seperti: berdagang, melakukan pertanian kesehatan dan lain-lain.

Baca Juga: Beda Nasib Ganda Putra di Indonesia Open 2022 Hari Ini, Fajar Rian Lolos ke 16 Besar, Ahsan Hendra Kandas

Waktu yang disarankan untuk mengunjungi makam suci biasanya pada hari Kamis malam atau "Jum'at Legi" (Kalender Jawa).

Makam itu sendiri sudah lama dilengkapi dengan fasilitas yang memadai baik untuk ziarah maupun wisata mistis.

Walaupun memang banyak didatangi pendatang karena mitos-mitos yang ada di gunung tersebut, banyak juga wisatawan yang berkunjung benar-benar murni karena mereka ingin menikmati pemandangan alam eksotis yang ada di sana.

Hijaunya tumbuhan dan pepohonan yang tumbuh di sekitar area Gunung Kawi membuat hawa atau suasana disana terasa sejuk dan tidak seperti hawa perkotaan yang penuh dengan polusi di mana.

Baca Juga: Jejak Indonesia di Piala Asia, Inilah Prestasi Terbaik Skuad Garuda setelah Penantian 15 Tahun

Datang ke obyek wisata seperti ini bisa membuat anda merasa lebih segar kembali dan bisa pulang dengan energi yang baru untuk menghadapi kesibukan sehari-hari.

Bagi anda yang suka berkemah, anda juga bisa mendirikan tenda lalu mengadakan

Waktu jaman dulu Bila kita mendengar Gunung Kawi hal apa yang terlintas pikiran kalian? Pasti tentang tempat pesugihan dan ritual-ritual yang sering diadakan.

Banyak yang melakukannya untuk mencari kekayaan yang tak terhingga dan berlangsung selamanya.

Waktu sebelum sekarang diubah jadi tempat wisata, orang mengetahui bahwa gunung Kawi tempat pesugihan yang terkenal.

Baca Juga: PLT Bupati Bandung Barat diajak Nikah Siswi SMA, Istrinya Sonya Fatmala malah Tertawa, Cek Fakta

Berikut fakta-fakta mistis yang ada di Gunung kawi sebelum di rubah jadi tempat wisata.

1. Pohon Dewandaru Gunung Kawi

Pohon Dawandaru itu terletak di area pemakaman, pohon dawandaru (pohon keberuntungan) ini disebut juga sebagai shian-to atau pohon dewa oleh orang Tionghua.

Para peziarah sering menunggu dahan, buah ataupun daunnya yang jatuh. Katanya bila disimpan, dapat menambah kekayaan untuk orang tersebut.

Namun seperti namanya, dibutuhkan kesabaran hingga berbulan-bulan untuk menunggu beberapa bagian dari pohon itu jatuh.

2. Ritual pada Jumat Legi dan 12 Suro

Di Gunung Kawi cukup banyak sekali aktifitas ritual yang terjadi saat Jumat Legi,menjadi terkenal karena pada hari itu terkenal sebagai hari pemakaman dari Eyang Jugo (Kyai Zakaria II).

Sedangkan tanggal 12 bulan Suro adalah hari peringatan wafatnya Eyang Sujo (Raden Mas Iman Sudjono).

Menurut kabar cerita yang beredar ketika sedang melakukan ritual dalam bangunan makam, kita tidak boleh memiliki pikiran yang negatif serta sebelum memulai ritual hendaknya membersihkan badan dengan mandi keramas terlebih dahulu.

3. Guci Kuno

Guci Kuno terdapat dua buah guci kuno yang merupakan peninggalan dari Eyang Jugo.

Pada zaman dulu, guci-guci ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan air suci untuk pengobatan.

Masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama “Janjam”. Kini guci kuno ini posisinya diletakkan sebelah kiri pesarean. Menurut kepercayaan bahwa dengan meminum air dari guci ini akan membuat menjadi awet muda.

4. Tempat Petilasan Prabu Kameswara

Tempat Petilasan Prabu Sri Kameswara
Bangunannya ini terletak pada ketinggian 700 meter dan sekitar setengah jam perjalanan kaki dari makam Eyang Sujo dan Eyang Jugo.

Tempat ini berbentuk keraton yang pernah menjadi tempat pertapaan milik Prabu Kameswara yang merupakan seorang pangeran dari Kerajaan Kediri yang beragama Hindu.

Dahulu kala setelah sang prabu selesai bertapa, beliau berhasil menyelesaikan kekacauan politik kerajaannya. Sekarang ini petilasan tersebut telah beralih fungsi sebagai tempat pemujaan dan praktik pesugihan.

5. Persembahan Tumbal di Gunung Kawi

Biasanya setelah melewati satu tahun, pemilik pesugihan mengalami peningkatan kualitas dan kuantitas ekonomi dalam kehidupannya secara cepat.

Ketika waktu itu terjadi, ia mulai harus menyerahkan tumbal yang berupa seorang manusia yang memiliki hubungan darah dengannya untuk dijadikan sebagai salah satu pesuruh kerajaan gaib di Gunung Kawi.

Seseorang yang ditunjuk untuk menjadi tumbal tersebut biasanya mati tanpa diduga-duga secara tiba-tiba. Selain itu, setiap kali diberikannya tumbal, kekayaan pemilik tumbal biasanya akan meningkat secara drastis.

6. Rumah Padepokan Eyang Sujo

Padepokan Eyang Sujo ini pertama kali didirikan di Blitar, Jawa Timur, rumah padepokan ini dikabarkan memiliki hubungan langsung dengan pesugihan di Gunung Kawi.

Rumah padepokan ini telah diberikan kepada pengikut terdekat Eyang Sujo yang bernama Ki Maridun.

Dalam Padepokan Eyang Sujo ini terdapat beberapa peninggalan yang dikeramatkan milik Eyang Sujo antara lain adalah bantal dan guling yang berbahan batang pohon kelapa, serta tombak pusaka semasa perang Diponegoro.***

Sumber : Buku karangan Soelardi Soerjowidagdo

Editor: Dendi Sundayana

Tags

Terkini

Terpopuler