INILAH TRIK, Cara yang harus Dimengerti Orang Tua Mencegah Anak Stunting dan Obesitas

24 Januari 2022, 07:46 WIB
Ilustrasi Tunting / antara /

 

 

 

 

DESKJABAR– Anak stunting (kurang gizi) dan obesitas (gizi lebih) menjadi permasalahan serius di Indonesia hingga saat ini. Harus ada cara dan trik dari orang tua agar tidak terjadi stunting pada buah hati.

Saking seriusnya masalah stunting dan obesitas, Presiden Jokowi pun turun tangan dan memberikan 4 arahan percepat penurunan “stunting” pada tanggal 5 Agustus 2020. Tentu saja peran orang tua untuk mengetahui cara dan trik menjadi dominan.

Presiden mengakui ada perbaikan dalam prevalensi stunting dari 37% di tahun 2013 menjadi 27,6% di tahun 2019. Namun Presiden Jokowi ingin menurunkan lebih cepat lagi dan memberi target khusus di tahun 2024 menjadi 14%.

Baca Juga: RAMALAN ZODIAK SAGITARIUS HARI INIM, 24 JANUARI 2022: Ada Cahaya Baru dalam Hubungan Anda

”Data yang saya miliki ada perbaikan dalam prevalensi stunting dari 37% di 2013 menjadi 27,6% di 2019. Ini ada penurunan yang cukup lumayan, tetapi saya kira ini tidak cukup. Kita harus menurunkan lebih cepat lagi dan target kita sesuai yang saya sampaikan, saya berikan pada Menteri Kesehatan di 2024 kita harus bisa turun menjadi 14%,” tutur Presiden saat memimpin Rapat Terbatas di Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta". Seperti dikutip DeskJabar dari sumber https://setgab.go.id/ tanggal 5 Agustus 2020

Menurut Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Dr. Dhian Probhoyekti, SKM, MA permasalahan gizi tidak hanya terjadi di Indonesia tapi di dunia. Bahkan permasalahan ini menjadi fokus secara global..

Menurut Dhian Probhoyekti, berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 prevalensi stunting sebesar 24,4%. Angka ini masih jauh dari angka prevalensi yang ditargetkan dalam RPJMN 2020-2024, yakni 14%. 

Sementara itu, berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi obesitas pada Balita sebanyak 3,8% dan obesitas usia 18 tahun ke atas sebesar 21,8%. Target angka obesitas di 2024 tetap sama 21,8%, upaya diarahkan untuk mempertahankan obesitas tidak naik. 

''Dampak masalah gizi stunting dan obesitas berdampak jangka pendek dan jangka panjang karena kedua masalah gizi ini menjadi indikator pembangunan kesehatan bangsa yang berpengaruh terhadap kualitas generasi penerus,'' kata Dhiannya dalam konferensi Hari Gizi Nasional ke-62 secara virtual.

Baca Juga: GEMPA BUMI MEGATHRUST Berpotensi Getarkan Jawa Barat, Jakarta, Lampung, Daryono: Jangan Panik, Lakukan Ini

Menurut Dhian Probhoyekti, saat anak stunting terjadi gagal tumbuh ditunjukkan dengan tinggi badan pendek dan perkembangan intelektual terhambat. 

Dalam jangka panjang dapat menimbulkan dampak pada gangguan metabolik yang meningkatkan risiko individu obesitas, diabetes, stroke, dan jantung. 

Salah satu solusi yang bisa dilakukan menurut Dhian Probhoyekti adalah perbaikan gizi yang seimbang seperti mengkonsumsi aneka ragam makanan, hidup bersih dan sehat, mempertahankan berat badan normal, dan melakukan aktivitas fisik di semua kelompok umur.

''Saat ini memang kita berfokus pada remaja dan 1.000 hari pertama kehidupan dengan tujuan memperkuat intervensi,'' ucap Dhian Probhoyekti. 

Berikuti 6 langkah intervensi yang dilakukan Kementrian kesehatan :

1. Promosi dan konseling pemberian makan bayi dan anak (PMBA)

2. Promosi dan konseling menyusui

3. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak

4. Pemberian suplemen tablet tambah darah (TTD) bagi ibu hamil dan remaja serta pemberian vitamin A

5. Penanganan masalah Gizi dan pemberian makanan tambahan

6. Tatalaksana Gizi buruk

Baca Juga: GEMPA BUMI MEGATHRUST Berpotensi Getarkan Jawa Barat, Jakarta, Lampung, Daryono: Jangan Panik, Lakukan Ini

''Intervensi spesifik diikuti dengan strategi peningkatan kapasitas SDM, peningkatan kualitas program, penguatan edukasi gizi dan penguatan manajemen intervensi gizi di Puskesmas dan Posyandu,'' kata Dhian Probhoyekti. 

Peran Seorang Ibu 

Menurut Guru Besar Ilmu Gizi FEMA IPB Prof Dr. Hardiansyah upaya mencegah secara dini stunting maupun obesitas perlu memahami bahwa kedua masalah tersebut harus segera dicegah. 

''Sederhananya bagi awam adalah bertambahnya usia kehamilan harus diiringi dengan bertambahnya berat badan. Saat bayi lahir ketika bertambah umur harus bertambah berat badan. Itu ciri sederhana. Kalau mengalami berat badan yang stagnan tidak bertambah maka pertambahan panjang atau tinggi badan bayi akan mengalami gangguan. Jadi sebelum mengalami gangguan maka cegahlah gangguan tersebut,'' kata Prof. Hardiansyah. 

Dalam hal ini Menurut Prof. Hardiansyah ibu memiliki peran penting dalam menentukan makanan pada saat hamil dan pemberian gizi serta pola asuh pada anak setelah lahir. 

Berikut tips mencegah stunting dan obesitas untuk Ibu hamil menurut Prof. Hardiansyah :

1. Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin sebelum hamil dan saat hamil.

2. Perhatikan penambahan berat badan jangan sampai tidak mencukupi

3. Ketika bayi lahir perhatikan berat badan minimal diatas 2,5 kg dan panjang 47cm

4. Wajib memberikan ASI ekslusif sampai usia 6 bulan

5. Perhatikan pangan saat Ibu hamil seperti susu, telor,iklan, pangan hewani dan lauk-pauk

6. Pangan setelah lahir Asi eksklusif, susu pertumbuhan, telor,iklan, pangan hewani, lauk-pauk dan berbagai MP ASI diperkaya gizi.

7. Untuk Obesitas harus dipahami penyebabnya. Faktor Obesitas bukan karena kurang aktivitas fisik dan makanan tapi untuk renaja atau dewasa bisa karena stres pada orang dewasa yang menimbulkan inflamasi, inflamasi menimbulkan penumpukan lemak.

8. Kurang tidur dan kelebihan tidur meningkatkan hormon ghrelin jadi pembawaannya lapar

Baca Juga: RAMALAN ZODIAK AQUARIUS HARI INI, 24 JANUARI 2022: Jangan Terbawa Oleh Janji dan Situasi Palsu!

''Mulailah dengan mengelola faktor penyebab utama seperti stres, terus jangan sampai stres, harus perbanyak aktivitas fisik dan mengatur waktu tidur, pantau berat badan dan lingkar pinggang,'' ucap. Prof. Hardiansyah.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: Kementerian Kesehatan

Tags

Terkini

Terpopuler