Terapkan Developmental Care pada Anak Lahir Prematur agar Tumbuh dan Berkembang dalam Kondisi Optimal

19 November 2021, 23:06 WIB
Ilustrasi bayi.Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi Dr. dr. Putri Maharani TM, Sp.A(K) menjelaskan, kesulitan utama dalam kasus prematur ialah perawatan anak lahir prematur. /Pixabay/StockSnap/

DESKJABAR - Kesulitan utama dalam kasus prematur ialah perawatan anak lahir prematur. Sebab, anak lahir prematur mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ketidakmatangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati, dan sistem pencernaannya

Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi Dr. dr. Putri Maharani TM, Sp.A(K) menjelaskan hal itu di acara Bicara Gizi yang diselenggarakan Danone Specialized Nutrition Indonesia (Danone SN Indonesia).

Acara Bicara Gizi bertema Tantangan dan Penanganan Kesehatan bagi Ibu dan Anak Kelahiran Prematur tersebut bertepatan dengan Hari Prematuritas Sedunia yang jatuh pada Rabu, 17 November 2021. 

"Upaya untuk meminimalkan dampak negatif selama perawatan adalah menjaga agar berat badan lahir rendah (BBLR) berada dalam kondisi yang optimal untuk tumbuh dan berkembang, salah satunya dengan menerapkan developmental care," kata Putri Maharani.

Baca Juga: Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan Perlu Nutrisi Tepat agar Tumbuh Kembang Optimal

Prinsip developmental care, ucapnya menjelaskan, meliputi keterlibatan keluarga, meminimalkan stres, dan mengoptimalkan pemberian ASI, sebagai nutrisi yang terbaik bagi bayi.

Acara Bicara Gizi yang diselenggarakan Danone Specialized Nutrition Indonesia (Danone SN Indonesia) digelar bertepatan dengan Hari Prematuritas Sedunia, Rabu, 17 November 2021.

Pemantauan berkala, perawatan, dan penanganan khusus menjadi faktor penting bagi tumbuh kembang anak kelahiran prematur. Faktor kenyamanan dapat menurunkan metabolisme tubuh yang pada akhirnya dapat meningkatkan saturasi oksigen.

Menurut dia, anak lahir prematur yang mendapatkan intervensi kenyamanan yang kondusif dapat memaksimalkan energi yang dimiliki untuk mendukung tumbuh kembangnya sehingga lebih cepat dalam mencapai kondisi kesehatan yang optimal.

"Faktor kenyamanan dapat dilakukan dengan membangun ikatan yang kuat (bonding time) antara orangtua dan si kecil dan mempertahankannya sesuai usia pertumbuhan anak," ucap dr Putri Maharani.

Ia menerangkan bahwa stimulasi sejak dini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak baru lahir. Stimulasi dapat merangsang hubungan antar sel otak (sinaps).

"Pemberian stimulasi harus diimbangi dengan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang oleh tenaga medis dan orang tua. Hal ini dapat membantu menemukan penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga intervensi atau rencana tindakan akan lebih mudah dilakukan," kata dr Putri.

Baca Juga: Tingkatkan Imunitas Anak dengan Nutrisi Harian yang Baik dan Seimbang, Simak Penjelasan Pakar Gizi di Sini

Faktor risiko

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2019 menunjukkan bahwa 84 persen kematian pada anak yang baru lahir di Indonesia disebabkan oleh kelahiran prematur. 

Berdasarkan riset dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 1 dari 10 anak lahir prematur. Setiap tahun diperkirakan 15 juta anak di seluruh dunia lahir sebelum waktunya (lebih dari 3 minggu sebelumnya).

Pada kesempatan webinar Bicara Gizi tersebut, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal Dr. dr. Rima Irwinda, Sp.OG(K) menyatakan, faktor risiko yang berpotensi menyebabkan kelahiran prematur dapat dikategorikan dalam 3 karakteristik, yaitu karakteristik ibu, karakteristik nutrisi, dan karakteristik kehamilan.

Ia menjelaskan, faktor risiko berdasarkan karakteristik ibu terkait usia, kebiasaan merokok, dan kondisi psikologis ibu.

Faktor risiko berdasarkan karakteristik nutrisi terkait indeks massa tubuh, kenaikan berat badan selama kehamilan, kebiasaan makan, kebiasaan minum kopi, dan konsumsi suplementasi.

"Sedangkan faktor risiko berdasarkan karakteristik kehamilan meliputi riwayat persalinan, riwayat memiliki anak kembar, masalah kesehatan selama kehamilan, dan riwayat pemeriksaan USG," tutur Rima Irwinda. 

Ia menjelaskan bahwa hal utama yang harus dilakukan adalah memberikan edukasi untuk mendukung kehamilan yang sehat, konsultasi kepada ahlinya, dan menekankan pentingnya memahami faktor risiko kelahiran prematur.

"Riwayat kelahiran dapat meningkatkan risiko prematur bagi ibu yang memiliki riwayat abortus (1,9 kali lebih berisiko), riwayat persalinan prematur (3 kali lebih berisiko), dan riwayat persalinan sesar (2,9 kali lebih berisiko).," ujarnya.

Baca Juga: Kode Redeem FF 1 Menit yang Lalu 19 November 2021 Edisi Sore dan Malam, GRATIS Dapat Leon 20-21 November 2021

Selain itu, kata dia melanjutkan, usia ibu melahirkan kurang dari 19 atau lebih dari 35 tahun, stres maternal yang dialami ibu, dan jumlah cairan ketuban yang tidak normal juga dapat meningkatkan risiko preterm.

Menurut Rima Irwinda, salah satu upaya untuk menurunkan risiko kelahiran prematur dapat dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi melalui suplementasi Omega 3, Zinc, Vitamin D3, atau multi-mikronutrien.

Sementara itu, Corporate Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin mengatakan bahwa sesuai dengan tema Hari Prematur Sedunia tahun ini yaitu Zero Separation, ACT NOW! Danone SN Indonesia menyelenggarakan Bicara Gizi sebagai bentuk langkah Danone SN Indonesia untuk memberikan edukasi tentang pencegahan dan penanganan kesehatan bagi Ibu dan anak kelahiran prematur.

Ia memahami bahwa pertumbuhan anak dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Oleh karena itu, selain memastikan pertumbuhan biologis anak dalam keadaan baik, memastikan status gizi baik dengan pemberian ASI, dan meningkatkan bonding time perlu digiatkan agar tumbuh kembang si Kecil optimal.

"Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya para orangtua tentang pentingnya pencegahan dan penanganan secara tepat kelahiran prematur bagi Ibu dan si Kecil," kata Arif Mujahidin.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Bicara Gizi

Tags

Terkini

Terpopuler