Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan Perlu Nutrisi Tepat agar Tumbuh Kembang Optimal

4 Oktober 2021, 10:47 WIB
Peserta webinar berfoto bersama. Hasil diskusi, anak dengan Kelainan Jantung Bawaan (KJB) tetap memerlukan nutrisi yang tepat agar bisa tumbuh kembang secara optimal. /Danone Specialized Nutrition Indonesia/

DESKJABAR - Saat lahir tidak semua anak dengan Kelainan Jantung Bawaan (KJB) menunjukkan gejala. Untuk itu, pemeriksaan saturasi oksigen pada anak baru lahir dapat menjadi pemeriksaan dalam deteksi dini KJB.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Kardiologi dr. Rahmat Budi Kuswiyanto, Sp.A(K), M.Kes mengungkapkan hal itu pada webinar bertema "Pentingnya Dukungan Nutrisi Tepat untuk Optimalkan Tumbuh Kembang Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan", yang diselenggarakan Danone Specialized Nutrition Indonesia, baru-baru ini. 

Menurut dia, tindakan yang dilakukan jika ditemukan gejala pada anak adalah stabilisasi dan pertolongan pertama untuk memperbaiki keadaan umum.

Baca Juga: Info Covid-19 Kota Bandung, Masyarakat Mulai Disuntik Vaksin Moderna

Baca Juga: Kenali Gejala dan Penyebab Kolesterol Tinggi Serta Faktor Yang Menyebabkan Risiko Tingginya Kolesterol

Selanjutnya, anak dengan KJB harus kontrol rutin sesuai anjuran untuk memantau perkembangan penyakit, diagnosis KJB, dan penentuan intervensi. Pada praktiknya, penanganan KJB disesuaikan dengan jenis kelainan dan tingkat keparahannya.

Ia menjelaskan, meski telah mendapatkan intervensi, anak dengan KJB masih mengalami tantangan kesehatan. Itu karena anak dengan KJB mengalami pertumbuhan terus menerus, memiliki komposisi tubuh yang bervariasi, dan membutuhkan energi yang adekuat.

"Untuk itu, orangtua memiliki peran penting dalam deteksi dini adanya KJB dan mengoptimalkan perawatan dan intervensi bila terindikasi untuk meningkatkan usia harapan hidup dan kualitas hidup anak dengan KJB," tutur dr. Rahmat yang saat ini berpraktik di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

Ia menyatakan bahwa tujuan penanganan KJB berorientasi untuk mencapai Medical Goals (meningkatkan kapasitas fungsional, mengontrol faktor risiko, mencegah progresivitas penyakit, dan mengurangi risiko kematian) dan Health Service Goals (mengurangi waktu perawatan, penggunaan obat-obatan, dan perawatan ulang).

Baca Juga: Sosok Rohadi, Beramal dan Membantu Masyarakat yang Membutuhkan Melalui Donor Darah

Selain itu, orangtua dari anak dengan KJB juga perlu mewujudkan Psychological Goals (meningkatkan kualitas hidup dan kepercayaan diri, mengatasi kecemasan dan depresi anak) dan Social Goals (dapat menjalani kehidupan sosial).

"Merawat anak dengan KJB tidak sama dengan anak normal. Orangtua dari anak dengan KJB harus selalu memastikan anak mendapatkan penanganan dan perawatan sesuai kondisinya untuk mencapai empat goals tersebut. Keberhasilan penangananan anak dengan KJB dapat mengoptimalkan tumbuh kembang dan meningkatkan kualitas hidup anak," kata dr. Rahmat.

Pada kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Dr. dr. I Gusti Lanang Sidhiarta Sp.A(K) memaparkan bahwa anak dengan KJB memiliki risiko yang signifikan terjadinya ketidakseimbangan energi yang dapat menyebabkan malnutrisi.

Ia menerangkan bahwa kebutuhan gizi terutama energi dan protein pada pasien KJB lebih besar dari yang direkomendasikan berdasarkan kebutuhan fisiologis, usia, dan berat badan. Sementara toleransi volume cairan terbatas karena adanya disfungsi jantung.

Oleh karena itu, kata dia melanjutkan, terapi nutrisi pada anak dengan KJB adalah dengan memastikan kalori dan protein yang cukup untuk memfasilitasi kenaikan berat badan.

Baca Juga: Covid-19, Mulai Banyak Orang di Indonesia Terganggu Mental  dan Mudah Lelah

"Bentuk paling umum terapi nutrisi pada anak di atas 1 tahun yang mengalami KJB adalah penggunaan formula tinggi kalori sehingga mengurangi volume cairan yang diberikan," ujar dr I Gusti Lanang yang juga menjabat Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Bali ini.

Perwakilan dari Komunitas Little Heart Agustina Kurniari Kusuma berharap anak-anak dengan KJB dapat tumbuh sehat dan optimal.

"Sebagai orangtua, saya harus mengoptimalkan tumbuh kembang anak apapun tantangannya. Setelah mengetahui anak memiliki KJB, saya bergabung dengan komunitas Little Heart untuk mendapatkan informasi sekaligus support system dari sesama pejuang tumbuh kembang anak dengan KJB," tuturnya.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: webinar

Tags

Terkini

Terpopuler