Sejarah, Gula Aren Jawa Barat Dikenal Dunia Sejak Zaman Kolonial Belanda (Bagian-2, Tamat)

- 29 Oktober 2020, 19:03 WIB
Alat menyimpan nira atau lahang pohon aren, pada masa lalu sampai kini. *
Alat menyimpan nira atau lahang pohon aren, pada masa lalu sampai kini. * /DeskJabar

DESKJABAR - Sampai kini, gula aren bukan sekedar cita rasa, namun juga masih memiliki citra melekat sebagai bahan pemanis yang dihasilkan dari daerah yang alamnya masih lestari.

Mengapa demikian, karena populasi pohon-pohon aren, sampai kini pun masih sering dijadikan pertanda suatu kawasan yang kondisinya masih serba alami. Pada kawasan banyak populasi pohon aren, juga biasanya terdapat banyak hewan careuh atau orang menyebutnya musang.

Pemandangan alam suatu wilayah sangat banyak pohon aren, sering menjadi ikon dagang yang laku keras dalam penjualan gula aren di pasaran Eropa. Pada zaman kolonial Belanda lalu, pemandangan indah daerah Jawa Barat menjadi daya tarik bagi bisnis produk-produk agro.

Harriet Winfried (HW) Ponder dalam bukunya Javanese Panorama, yang diterbitkan di London, Inggris, sebelum Perang Dunia II tahun 1942, menyebutkan bahwa gula aren dikenal memiliki cita rasa par excellence dan wanginya khas.

Disebutkan, gula aren asal Jawa Barat dikenal dengan sebagai salah satu produk java sugar, diketahui sebagai bahan pemanis terbaik. Ini terutama untuk produksi sirop serta dapat digunakan untuk konsumsi lain, dengan dibentuk kristalisasi atau disebut pula gula semut.

Dikatakan pula, bahwa orang-orang Eropa sangat tertarik dengan gula aren. Sebab, dapat pula dibuat sebagai bahan­-bahan pembuatan kue yang rasanya sangat enak.

Orang-orang Eropa sangat tertarik dengan keunikan cara pengemasan dan penjualannya. Gula aren dibentuk menggunakan bambu dan dibungkus dengan daun aren sehingga sangat wangi khas aren.

Gula aren dan pohon aren
Gula aren dan pohon aren Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat

Baca Juga: Sejarah, Gula Aren Jawa Barat Dikenal Dunia Sejak Zaman Kolonial Belanda (Bagian-1)

Baca Juga: Kecamatan Cikadu Cianjur Penghasil Gula Aren (Bagian 1)

Baca Juga:  Baca Juga: Kecamatan Cikadu Cianjur Penghasil Gula Aren (Bagian 2-tamat)

Pangan sehat

Ada pun populasi pohon-pohon aren di Pulau Jawa (yang dimaksud adalah Jawa Barat), disebutkan, HW Ponder, oleh orang-orang Eropa dinilai merupakan hal menakjubkan sebagai kekayaan alam. Daerah yang banyak tumbuh pohon-pohon aren, dikenal sebagai kawasan yang sangat alami, subur, serta menghasilkan produk pangan yang sehat.

Bahkan, menurut HW Ponder, bahwa dalam promosi penjualan gula aren, tergolong pula ikatan pemandangan yang unik khas alam di Jawa Barat dengan ditonjolkan serba alami. Yang dimaksud, adalah kombinasi pohon-pohon aren, dengan rumah-rumah penduduk yang bangunannya terbuat dari bilik.

Namun, tampaknya produksi dan penggunaan gula aren di Pulau Jawa, terutama Jawa Barat mulai terkalahkan pada tahun 1925.

Surat kabar Tweed Daily terbitan 18 Juli 1925 memberitakan, bahwa saat itu di Pulau Jawa ada 170-183 unit pabrik gula berbahan baku tebu yang mengalami overproduksi dan pemasarannya diagresifkan di dalam negeri.

Kondisi demikian, menjadi awal dari mulai terdesaknya penggunaan gula aren sebagai bahan pemanis, terutama untuk industri dan keseharian. Walau mulai berkurang, produksi dan penggunaan gula aren masih tetap berjalan baik. Apalagi, masih banyak masya­ra­kat Eropa dan lokal yang fanatik menggunakan gula aren dibandingkan gula tebu. 

Namun dari terbitan banyak suratkabar berbahasa Belanda terbitan tahun 1950-an, banyak memasang iklan bisnis lelang produk pertanian asal Jawa Barat. Saat itu, gula aren masih merupakan salah satu komoditas andalan bisnis agro daerah ini. (Kodar Solihat)***

Gula aren yang dijadikan gula semut, digunakan untuk pemanis minuman kopi.
Gula aren yang dijadikan gula semut, digunakan untuk pemanis minuman kopi. Kodar Solihat

 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah