Pasca Serangan Iran, Harga Minyak Turun
Pada Sabtu 13 April 2024, Iran melancarkan serangan dengan melepas drone dan rudal sebanyak 300 unit ke wilayah Israel.
Serangan itu menjadi pembalasan terbaru Iran pada musuh bebuyutannya tersebut. Iran mengklaim melakukan serangan sebagai balasan atas kiriman rudal Israel ke konsulat Iran di Damaskus Suriah, yang menewaskan tujuh orang, termasuk tiga jenderal pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) pada 1 April lalu.
Diketahui, kondisi global tengah berhadapan dengan ketegangan konflik antara Iran dengan Israel. Permusuhan terbaru antara Iran dan Israel dipicu serangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu.
Mengutip dari Reuters, reaksi awal perdagangan minyak mentah terhadap serangan drone dan rudal Iran terhadap Israel, teredam pada hari Senin 15 April 2024, dimana harga kontrak-kontrak utama hampir tidak berubah.
Ada kekhawatiran bahwa rentetan senjata yang ditembakkan ke Israel menandakan peningkatan besar konflik di Timur Tengah, dan harga minyak akan naik lebih tinggi sebagai respons terhadap meningkatnya kekhawatiran akan kemungkinan gangguan pasokan.
Namun pergerakan harga pada awal perdagangan di Asia tergolong moderat, dengan patokan global minyak mentah berjangka Brent dan kontrak West Texas Intermediate (WTI) AS sedikit berubah.
Brent naik sebanyak 50 sen menjadi 90,95 dolar per barel dari penutupan 90,45 dolar pada 12 April 2024, namun stabil di 90,46 dolar pada pukul 07.40 waktu Singapura.
WTI juga membukukan kenaikan kecil segera setelah perdagangan dimulai, naik sebanyak 27 sen menjadi 85,93 dolar per barel dari penutupan 85,66 dolar pada tanggal 12 Aril, sebelum melepaskan keuntungan tersebut dan diperdagangkan turun 8 sen pada 85,58 dolar.
Pesan yang tampaknya disampaikan oleh pasar adalah, untuk saat ini, risiko eskalasi besar-besaran dan serangan balasan oleh Israel relatif rendah.***