Harga Beras Tahun 2024 Sulit Turun, Ada Tiga Penyebab Beras Murah Bakal Sulit Diperoleh

- 28 Februari 2024, 06:15 WIB
Para ibu rumah tangga ramai membeli pada Gelar Pasar Murah  digelar Aslupama, Jawa Barat, di Batununggal, Bandung, Minggu, 25 Februari 2024, dimana beras cepat habis  dibeli .
Para ibu rumah tangga ramai membeli pada Gelar Pasar Murah digelar Aslupama, Jawa Barat, di Batununggal, Bandung, Minggu, 25 Februari 2024, dimana beras cepat habis dibeli . /dok Aslupama Jawa Barat

 

DESKJABAR -  Kondisi harga beras di Indonesia tahun 2024 diprediksi sulit turun ke normal, setelah melambungnya harga pangan pokok tersebut sejak awal tahun. Ada tiga penyebab utama menyebabkan beras murah diperkirakan sulit kembali diperoleh, sehingga kondisi harga beras masih mahal.

Pada banyak tempat di Indonesia termasuk di Jawa Barat, sampai Rabu, 28 Februari 2024 ini banyak dilakukan pasar murah dan pasokan beras untuk berupaya menurunkan harga pangan pokok yang satu ini. Komoditas beras menjadi incaran paling besar oleh para konsumen umum.

Di Jawa Barat misalnya di Batununggal, Kota Bandung, pada hari Minggu, 25 Februari 2024, pada pasar murah digelar Aslupama (Asosiasi Lembaga Usaha Pangan Masyarakat) Jawa Barat, komoditas beras cepat ludes terjual hanya dalam waktu dua jam.

 Baca Juga: KONTROVERSI: Dedi Mulyadi Membandingkan Harga Beras dengan Skincare dan Handphone , Begini Reaksi Netizen

Ini penyebabnya

Ketua Aslupama Jawa Barat, Agus Widodo, mengatakan, dirinya banyak mendapat pertanyaan dari para konsumen, kapan harga beras akan turun lagi. Tetapi tampaknya, harapan para konsumen itu belum ada gambaran, mulai kapan harga beras akan kembali normal.

“Sepertinya, tahun 2024 ini harga beras tidak akan bisa kembali normal seperti dulu. Bahkan, harga beras medium tampaknya masih di atas Rp 11.000/kg, kenaikan harga beras awal 2024 ini menyebabkan terbentuk struktur harga baru beras,” ujar Agus Widodo.

Disebutkan, ada tiga penyebab mengapa harga beras akan sulit turun ke normal pada tahun 2024, yaitu :

  1. Pupuk subsidi masih sulit untuk diakses walaupun regulasi sudah longgar oleh pemerintah, tapi di lapangan masih ada kendala.
  2. Stuktur ongkos usaha tani (SOUT) tinggi terkait dengan bahan bakar solar yang semakin susah di akses petani. Harga ongkos kerja juga meningkat, seiring dengan kenaikan harga bahan pokok
  3. Tidak ada batasan orang/badan usaha berjualan beras sehingga permintaan makin banyak tapi produksi berkurang. “Sekarang, di toko beras, stok beras banyak, tetapi harganya mahal,” kata Agus Widodo.

Ia memprediksi, untuk tahun 2024 ini harga beras terendah kemungkinan di Rp 11.000/kg, kecuali pada tahun 2025 mungkin saja bisa mulai normal itu. “Itu juga kalau pemerintah ada intervensi yang masif di hulu dan hilir,” terang Agus Widodo.

Baca Juga: Harga Beras Mahal, Indonesia Alami Deagrarianisasi, BRIN: Ancaman Krisis Pangan Kian Nyata

Hasil panen lokal

Sementara itu, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman  , memperkirakan akan ada penambahan ketersediaan beras yang dihitung dari hasil produksi panen raya Desember 2023 hingga Januari 2024. Ini merupakan panen padi lokal di Indonesia.

“Jumlahnya cukup besar yakni sebanyak 3,5 juta ton sehingga beras pada bulan Maret, April dan Mei 2024 masih dalam kondisi cukup,” ujar Amran Sulaiman, Senin, 26 Februari 2024.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prestyo Adi, mengatakan, dalam waktu dekat kemungkinan besar harga beras mengalami penurunan. Apalagi, stok pangan pokok dan strategis jelang Ramadan tahun ini tersedia dan mencukupi.

"Ketersediaan pangan pokok strategis cukup dan terus diperkuat. Ini agar masyarakat dapat lebih nyaman dalam memperoleh akses pangan yang ingin dikonsumsi selama menjalani ibadah puasa," jelasnya. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah