Ada 5 Tradisi Sambut Ramadhan di Cirebon, Satu Diantaranya Berharap Harga Beras Segera Turun

- 20 Februari 2024, 18:23 WIB
Suasana dalam masjid di Keraton Kasepuhan Cirebon, dimana ada tradisi menyambut bulan suci Ramadhan.
Suasana dalam masjid di Keraton Kasepuhan Cirebon, dimana ada tradisi menyambut bulan suci Ramadhan. /Instagram @argi_setiawan

DESKJABAR – Bermacam tradisi masyarakat di Indonesia untuk menyambut bulan suci Ramadhan, yang sifatnya memuliakan. Di Cirebon, Jawa Barat ada sedikitnya 5 tradisi memuliakan datangnya bulan Ramadhan, yang masih dilakukan masyarakat setempat, termasuk tahun 2024 ini.

Kelima tradisi masyarakat Cirebon dalam memuliakan datangnya bulan Ramadhan, diketahui menjadi momen indah yang dinantikan masyarakat. Suasana sekitar menjadi khas dan bikin suasana menjadi nikmat khas di daerah tempat tinggalnya saat memasuki Ramadhan.

Tidak sedikit, banyak warga Cirebon yang tinggal di luar kota, menyempatkan diri pulang menjelang Ramadhan. Sebab, diantara mereka ingin  untuk mengikuti tradisi menyambut dan memuliakan datangnya bulan suci Ramadhan.

Baca Juga: Wayang Kulit ala Cirebon, Masih Banyak Digemari dan Berperan Sejarah Penyebaran Islam

Inilah lima tradisi tersebut

Di Cirebon terdapat Keraton Kasepuhan, yang masih memelihara tradisi memuliakan datangnya bulan Suci Ramadhan. Tetapi, kegiatan serupa juga dilakukan masyarakat Cirebon pada tempat tinggalnya masing-masing.

Kelima tradisi masyarakat Cirebon menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, yaitu :

  1. Tradisi bebersih masjid, yang merupakan kegiatan masyarakat membersihkan masjid sebagai pusat kegiatan selama Ramadhan. Ini merupakan penghormatan kepada masjid, walau pun sehari-harinya masjid itu wajib bersih dan suci, namun ada semangat kebersamaan masyarakat Cirebon melakukan kegiatan membersihkan masjid.
  2. Pawai obor, biasa dilakukan sebagai semangat masyakat Islam di Cirebon menyambut bulan Ramadhan yang penuh berkah. Pawai obor dilakukan malam hari, tetapi sebelumnya yang ikut pawai sholat berjamaah dahulu, untuk mengutamakan kewajiban umat Islam.
  3. Ruwahan, merupakan tradisi yang biasa digelar di masjid Keraton Kasepuhan Cirebon pada 14-15 hari sebelum awal Ramadhan. Ada pun kegiatannya, adalah sholat Ashar berjamaah lalu mendengarkan ceramah tentang Nisfu Syaban dari tokoh agama. Acara puncaknya adalah ziarah ke makam Sunan Gunung Jati, untuk menghormati beliau dan mendoakan atas jasanya menyebarkan agama Islam.
  4. Saling kirim makanan atau disebut unggahan, nah yang ini biasanya saling berkirim makanan berupa nasi dan lauk pauk dibungkus dus atau styrofoam. Dahulu, saling antar makanan menggunakan rantang, tetapi kini sudah jarang dilakukan. Isinya biasanya nasi, daging, tempe, tahu, dan sayuran khas Cirebon. Tetapi ada juga yang isinya berupa kue-kue.
  5. Dlugdag alias menabuh bedug di masjid, biasanya bertalu-talu. Walau tradisi ini biasanya dilakukan di halaman masjid di Keraton Kasepuhan, tetapi pada skala lingkungan warga di perkampungan pun juga dilakukan pada mushola yang ada bedug. Biasanya, tradisi menabuh bedug ini dilakukan seusai sholat Ashar, dan sebagai pertanda suasana sudah memasuki bulan Ramadhan pada malam harinya.

Hanya saja, melihat situasi selama akhir Februari 2024 yang mungkin sampai awal Maret 2024, boleh jadi, tradisi unggahan saling berkirim makanan berupa nasi dan lauk pauknya mungkin sebagian tidak dapat dilakukan.

Baca Juga: 8 Bisnis Tua di Kabupaten Cirebon Ini Tetap Bertahan Jadi Ikon, Ada Enam Punya Pasar Mendunia

Sebab diketahui, harga beras di Indonesia sedang terus melambung, sebagai dampak stok beras terus menipis di pasaran. Ini sebagai dampak mundurnya musim tanam akhir 2023 yang baru dapat dilakukan Januari 2024, karena terjadinya kekeringan panjang El Nino pada tahun 2023.

Halaman:

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x