DESKJABAR – Kondisi harga beras sedang melambung, bukan hanya terjadi pada jenis konsumsi sehari-hari, juga dialami beras ketan. Dikabarkan, sebagian perajin makanan dari beras ketan termasuk bisnis oleh-oleh sementara berhenti berproduksi, karena kendala bahan baku.
Usaha pertanian padi beras ketan pada sejumlah kabupaten di Jawa Barat, juga mengalami dampak menurunnya produksi dan keterlambatan tanam. Baru pada Januari 2024, usaha pertanian padi beras ketan baru dilakukan, apalagi yang dilakukan pada lahan-lahan huma.
Beras ketan diketahui merupakan bahan baku makanan olahan, seperti peuyeum ketan, ulen, tengteng, raginang, opak, wajit, gemblong, dodol, campuran bahan kue moci, dll. Makanan-makanan olahan ketan tersebut, populer di Jawa Barat baik keperluan sendiri maupun bisnis oleh-oleh.
Baca Juga: Awal 2024, Perhutani Tersenyum Sumringah, Saat Harga Beras Mahal
Gambaran kondisi
Sekretaris Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Jawa Barat, Muchlis Anwar, di Bandung, Rabu, 21 Februari 2024 malam, menyebutkan, bahwa kondisi yang terjadi sekarang, antara beras biasa dan beras ketan sama-sama naik harganya.
Kondisi dampak kemarau panjang El Nino 2023, disebutkan, juga dialami untuk usaha pertanian padi beras ketan. Kondisi demikian membuat usaha pertanian padi beras ketan menjadi sangat terbatas akibat El Nino kemarau berkepanjangan.
“Apalagi pada saat harga gabah biasa tinggi, posisi harga beras ketan tinggi juga. Ini terutama terjadi pada usaha pertanian padi ketan yang dilakukan pada dataran tinggi, ketika sudah menjadi beras ketan sekarang harganya sudah di atas Rp 20.000-an,” ujar Muchlis Anwar.