KAMPANYE Pemilu 2024 Belum Berdampak kepada UMKM, Pesanan Konveksi di Bandung Turun Drastis

- 16 Januari 2024, 06:10 WIB
Kementerian Koperasi dan UKM menilai hingga saat ini masa kampanye Pemilu 2024 belum memberikan dampak kepada UMKM.
Kementerian Koperasi dan UKM menilai hingga saat ini masa kampanye Pemilu 2024 belum memberikan dampak kepada UMKM. /Antara/Desi Purnama Sari/

DESKJABAR – Keriuhan masa kampanye Pemilu 2024 hingga saat ini belum memberikan dampak signifikan kepada para pelaku UMKM. Salah satunya dirasakan para pengusaha konveksi di Bandung, pesanan atribut kampanye turun drastic dibanding Pemilu sebelumnya.

Pada penyelenggaraan pemilu-pemilu sebelumnya, hajatan politik ini selalu ditunggu-tungu para pelaku UMKM, khususnya yang bergerak di bidang konveksi dan sablon. Karena ini menjadi momen dimana pesanan kaos partai untuk kegiatan kampanye naik drastic. Namun tidak untuk Pemilu 2024.

Baca Juga: Persaingan E-Commerce di Akhir 2023 Ketat, Pilihan Mayoritas Brand Lokal & UMKM, Shopee Live Paling Populer

Hal itu juga diakui Kementerian Koperasi dan UKM. Meski saat ini telah memasuki masa kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, namun Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mencatat belum ada dampak signifikan yang dirasakan oleh para pelaku UMKM.

“Khususnya bagi sebagian besar pelaku UMKM bidang usaha konveksi dan sablon yang memproduksi dan menjual produk atau alat peraga kampanye,” kata Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM Yulius dalam keterangan resmi di Jakarta, seperti dikutip dari laman Kementerian Koperasi dan UKM.

Yulius memaparkan, para pedagang konveksi yang beroperasi di Pasar Tanah Abang dan PD Jaya Pasar Senen Jakarta mengaku mengalami penurunan penjualan produk UMKM untuk kampanye dibandingkan dengan periode Pemilu 2019.

“Kami mewawancara beberapa pedagang di kedua pasar tersebut. Diperoleh informasi bahwa terjadi penurunan omzet penjualan yang cukup drastis dari 40 hingga 90 persen jelang Pemilu 2024 jika dibandingkan dengan Pemilu 2019,” katanya.

Alasan Penurunan Omzet

Ada sejumlah faktor yang dinilai sebagai pendorong terjadinya penurunan pesanan di masa kampanye Pemilu 2024 ini.

Yulius menduga, kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor tersebut adalah :

Baca Juga: Pemilu 2024, Sumedang: Ketua KPU Pastikan Kelengkapan Logistik Siap, Pekerja Sortir Lipat Surat Suara Gajihan

  • Pertama, pemesanan produk untuk kampanye langsung melalui pelaku usaha mitra dari partai sesuai daerah pemilihan (Dapil).
  • Kedua, jangka waktu pemilu yang singkat atau 2,5 bulan sedangkan periode Pemilu sebelumnya 6 bulan.
  • Ketiga, harga penjualan produk untuk kampanye secara online lebih murah.
  • Keempat, tren kampanye yang dilakukan secara online melalui media sosial.
  • Kalima, peserta Pemilu lebih memilih untuk membagikan sembako dibandingkan membagikan kaos.

Untuk itu, kata Yulius, beberapa hal yang akan dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan penjualan para pelaku UMKM bidang usaha konveksi dan sablon meliputi, berupaya mendorong partai politik atau calon legislatif yang memiliki ruang lingkup bisnis produk untuk kampanye agar dapat melibatkan pelaku UMKM dalam rantai pasok bisnisnya.

Pemerintah, khususnya KemenKopUKM juga meminta pelaku UMKM untuk memperluas akses pasar di bidang usaha konveksi dan sablon yang memproduksi atau menjual alat kampanye untuk masuk ke dalam ekosistem digital.

“Di mana ke depan, Pemerintah dapat mempermudah pelaku usaha untuk terhubung dalam katalog elektronik atau e-katalog,” katanya.

Kemudian berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan lintas Kementerian/Lembaga (K/L) terkait, untuk mendorong terciptanya marketplace PD Pasar Jaya sebagai wadah pemasaran bagi pelaku UMKM di lingkungan PD Pasar Jaya.

Ia juga berharap, agar semua pihak untuk ikut menekan peredaran produk impor, dengan mengontrol kualitas dan standar produk secara ketat.

Pesanan Konveksi di Bandung Turun Drastis

Hal yang sama juga dirasakan para pelaku UMKM di Bandung yang bergerak di bidang usaha konveksi dan sablon.

Ketua Umum Ikatan Pengusaha Konveksi Bandung (IPKB) Nandi Herdiaman mengatakan, umumnya musim kampanye Pemilu menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Lantaran, pembuatan segala atribut kampanye dikerjakan oleh pelaku UKM.

Baca Juga: Petani Sumedang Pakai Pupuk Kimia untuk Pertanian Musim Kemarau, Kualitas Ubi Cilembu Jadi Turun

“Sampai saat ini memang ada, bukan tidak ada, ada (pemesanan) tapi masih kurang. Dulu saat musim kampanye tahun 2019, tiga bulan sebelumnya sudah ada order dari 4 juta sampai 15 juta hanya dari partai. Sekarang, jutaan itu enggak sampai. Hanya puluhan ribu saja itu pun bukan dari partai hanya dari caleg,” katanya.

Dia menambahkan,biasanya, kampanye juga banyak didukung oleh tim sukses salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. “Mereka membuat pesanan tetapi dadakan dan tidak dalam jumlah besar, waktunya pun mepet. Penjualan kami turun drastis hingga 70 persen dibanding Pemilu 2019,” ujarnya.

Nandi menambahkan, IPKB telah membantu mendorong penjualan sejak enam bulan terakhir dengan membekali para anggota atau penjual yang tergabung dalam IKM untuk berjualan secara online.

“Kami juga menggandeng marketplace seperti Shopee untuk membantu para pelaku konveksi bisa tetap berjualan online. Ini upaya kami agar tetap bertahan di era digitalisasi saat ini,” kata Nandi.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah