Akibat dilelangnya ayam afkir, maka produksi telur yang dihasilkan dari kandangnya mengalami penurunan cukup drastis, dari semula dapat menghasilkan produksi sekitar 666 kilogram per hari, kini hanya 80 kilogram per hari.
Baca Juga: Jaswita, BUMD Jabar Dilaporkan Pegiat Antikorupsi ke Kejati Jabar
Kemudian lanjut Herdadi, untuk mengembalikan kepada produksi semula, hampir semua peternak, termasuk dirinya, saat ini kesulitan mendapat fulet ayam, untuk mengisi kembali kandang yang kosong.
“Ya kami kesulitan mendapatkan fulet saat ini, rebutan,” terangnya.
Faktor lainnya, yang mempengaruhi terjadinya kenaikan harga telur, tutur Herdadi, yaitu kenaikan pakan ayam yang terus menerus mengalami kenaikan.
“Jadi itulah faktor kenaikan harga telur saat ini, produksi berkurang, harga pakan naik, permintaan pasar tinggi,” tegasnya.
Sementara harga telur di tataran pedagang pasar Dramaga Kabupaten Bogor, hari ini terpantau dengan harga Rp32.000/kilogram. Sementara para pedagang di kawasan komplek perumahan Alam Sinarsari terpantau harga variatif mulai dari harga Rp33.000 hingga Rp35.000/kilogram.
Kenaikan harga telur dikeluhkan para pedagang. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya rata – rata kewalahan karena stock yang terbatas, sebagaimana dikeluhkan Ibu Ariani pedagang telur di Komplek Alam Sinarsari,
Dirinya mengaku saat ini kesulitan mendapatkan suplai telur dari agen maupun dari peternak langsung, sementara para pelanggan yang biasa dilayaninya meminta telor harus tetap ada.