Pajak Mobil Dihapus: Penjualan Mobil Baru akan Bangun, Setelah Setahun Ini Tidur

- 12 Februari 2021, 17:07 WIB
Pajak mobil baru 0 persen
Pajak mobil baru 0 persen /Dok MMKSI

DESKJABAR- program pajak mobil dihapus menjadi angin segar bagi dunia otomoatif. Karena harga mobil akan murah karena pajak mobil dihapus .

Seperti diketahui Pemerintah, melalui Menteri Koordinator Perekonomian, memberikan kebijakan relaksasi pajak. Pajak Penjualan Barang Mewah untuk mobil baru (PPnBM Mobil) dihapus atau nol persen.

Relaksasi PPnBM Mobil ini diwujudkan dalam penghapusan pajak PPnBM mobil baru yang akan dimulai pada Maret 2021. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyetujui usulan Kementerian Perindustrian terkait relaksasi PPnBM Mobil secara bertahap selama 2021, terutama untuk kendaraan di bawah 1.500 cc untuk kategori sedan dan 4×2.

Baca Juga: Klub-klub Eropa Kuasai Piala Dunia Antarklub, dengan Meraih 13 Kali Gelar Juara. Ini Daftar Juaranya

Menurut Wakil Presidir PT Toyota Astra Motor (TAM) Henry Tanoto, kebijakan relaksasi Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) otomotif yang akan diberikan pemerintah mulai Maret 2021 akan membuat kinerja industri otomotif lebih baik lagi tahun ini.

"Kami akan cek aturan detailnya dan menunggu juknisnya agar bisa tahu pasti dampaknya," kata Wapresdir TAM Henry Tanoto sebagai mana dikutip Deskjabar dari Antara di Jakarta Jumat 12 Februari 2021.

Dijelaskan Henry kebijakan relaksasi atau penurunan PPnBM kendaraan bermotor itu pasti akan mempengaruhi permintaan pasar dan penjualan serta produksi mobil di dalam negeri yang tahun lalu anjlok akibat terimbas pandemi COVID-19.

Baca Juga: Sofyan Djalil Pastikan Sertipikat Elektronik Diluncurkan Tahun 2021: Inilah Pernyataan Mentri ATR/Kepala BPN

"Tahun lalu pasar (mobil) ditutup dengan angka sekitar 580 ribu unit turun 44,55 persen dibanding 2019," ujarnya.

Penurunan pasar secara nasional itu, diakui Henry, juga berpengaruh pada penjualan Toyota di Indonesia yang juga turun 44,8 persen menjadi sekitar 183 ribu unit tahun 2020 dibanding 2019, dengan pangsa pasar 31,6 persen.

Namun ia optimistis tahun 2021 kinerja pasar dan industri otomotif di Indonesia akan tumbuh lebih baik dibanding 2020 seiring dengan perbaikan ekonomi, vaksinasi COVID-19, dan berbagai kebijakan pemerintah untuk mendongkrak daya beli masyarakat.

Baca Juga: Kasus Anak Gugat Ayah 3 Miliar Damai: Keluarga RE Koswara Syukuran, Deden, 'Dedi Mulyadi Sadarkan Saya'

"In line dengan ekonomi Indonesia, tahun ini total pasar otomotif diperkirakan mencapai sekitar 750.000 unit atau naik sekitar 30 persen dibanding 2020," kata Henry.

Menanggapi pertanyaan dengan kebijakan baru pemerintah menurunkan PPnBM otomotif akan memdongkrak pasar lebih besar lagi, ia mengatakan akan mempelajari aturan dan menghitung lagi.

"Yang pasti kebijakan itu positif bagi pasar dan produksi lokal, khususnya produk yang sesuai kriteria dari aturan itu," kata Henry.

Ia tidak menampik selama ini pasar dan permintaan mobil, khususnya Toyota, didominasi kendaraan dengan silinder di bawah 1.500 cc.  Hendry menargetkan tahun 2021 Toyota bisa memimpin pasar otomotif di Indonesia dengan pangsa 31-32;persen.

Baca Juga: Anak Gugat Ayah 3 Miliar Berdamai : Dedi Mulyadi Sambangi Keluarga, Koswara Terus Memeluk Deden

Di segmen tersebut Toyota Indonesia memasarkan dan produksi mobil terlaris Toyota Avanza, kemudian ada Toyota Rush, disamping Vios yang semuanya diproduksi di dalam negeri. Selain itu juga ada mobil yang masuk kategori LCGC (Low Cost and Green Car) seperti Toyota Agya dan Calya.

"Memang kendaraan 1.500 cc Toyota memberi kontribusi penjualan di atas 50 persen, namun untuk LCGC sudah nol persen PPnBMnya," kata Henry.***

 

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah