Harga Daging Sapi Mahal, Kota Bekasi Minta Pemerintah Pusat Turun Tangan

- 21 Januari 2021, 21:36 WIB
HARGA daging sapi yang melambung tinggi di pasaran menyebabkan Pemerintah Kota Bekasi meminta pemerintah pusat turun tangan.
HARGA daging sapi yang melambung tinggi di pasaran menyebabkan Pemerintah Kota Bekasi meminta pemerintah pusat turun tangan. /Pixabay/Tomwieden/

DESKJABAR - Harga daging sapi yang melonjak di pasaran membuat Pemerintah Kota Bekasi meminta pemerintah pusat turun tangan. Harapannya, masyarakat tetap dapat mengonsumsi daging dengan harga terjangkau.

"Kami berharap pemerintah segera menormalkan kembali pasokan serta harga daging di pasar karena yang terjadi saat ini sangat berdampak bagi seluruh warga, termasuk warga Kota Bekasi," kata Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahjono sebagaimana dilansir Antara, Kamis, 21 November 2021.

Pada kesempatan itu, Tri Adhianto Tjahjono meninjau Pasar Baru di Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur. Tingginya harga daging di pasaran menyebabkan aktivitas perekonomian masyarakat terganggu, terutama para pedagang daging yang melakukan aksi mogok jualan.

Baca Juga: Harga Daging Sapi Mahal, Pemotongan Sapi di Kota Bandung Terpengaruh

Selain penjual daging, kata Tri Adhianto Tjahjono melanjutkan, pengusaha kuliner berbahan dasar daging juga turut merasakan dampak sulitnya mencari pasokan daging di pasar.

"Ada pedagang bakso, warung sop iga, sate, sampai rumah makan juga ikut kena imbasnya. Karena daging merupakan salah satu komoditas kebutuhan rumah tangga yang kerap dikonsumsi masyarakat," tuturnya.

Tri Adhianto Tjahjono akan coba mendorong pemerintah pusat terkait permasalahan tersebut. Jika tidak ada solusi, ia akan mencari alternatif lain.

"Saya juga belum mengetahui penyebab terjadinya kelangkaan serta lonjakan harga daging di pasaran. Akan kita coba cari tahu dulu," katanya.

Baca Juga: Info Covid-19, Tingkat BOR Jawa Barat dan Empat Provinsi Lain Lebih dari 70 Persen

Perwakilan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia Cabang Kota Bekasi Abdullah yang ditemui Tri mengungkapkan, aksi mogok jualan atas dasar tingginya harga modal dari pemasok atau distributor daging ke penjual daging.

Di saat normal, kata dia menjelaskan, dengan menjual daging seharga Rp110 ribu per kilogram, pedagang daging sudah mendapat keuntungan. Akan tetapi, belakangan dengan harga hingga Rp125 ribu pun pedagang tidak mendapat untung.

Menurut dia, pedagang daging tidak berani belanja daging ke pemasok karena harga daging sekarang tidak masuk di pasaran. Pedagang daging juga tidak mungkin menjual ke konsumen di atas harga Rp125 ribu.

Baca Juga: PPKM Jawa-Bali Diperpanjang, Wali Kota Bandung: Kalau Memang Diperpanjang, Ya Kita Ikut

Ketua Asosiasi Pedagang Bakso se-Kota Bekasi Yanto mengatakan, pedagang bakso juga turut terkena dampak tingginya harga jual daging di pasar.

"Ya kalau pedagang daging pada mogok jualan, kita mau cari daging ke mana. Kalau pun ada, dengan harga segitu sudah pasti omzet kita turun drastis, malah bisa jadi merugi," kata dia.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x