Pertanian, Efek Harga BBM Solar Naik, Harga Beras Bisa Menjadi Mahal, dan Ancaman Krisis Pangan Global

5 September 2022, 14:24 WIB
Mekanisasi pertanian padi dilakukan UPJA Tbas, Bojong Picung, Cianjur. /Facebook Upja Tbas

DESKJABAR – Dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) diprediksi akan merember ke berbagai hal aspek rantai ekonomi dan sosial di Indonesia.

Termasuk pula usaha pertanian, efek harga BBM solar naik, diprediksi membuat harga beras ikut naik atau mungkin mahal, padahal kondisi menghadapi ancaman krisis pangan global.

Sekretaris Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Jawa Barat, Muchlis Anwar, di Bandung, Senin, 5 September 2022, menyebutkan, bahwa kenaikan harga BBM solar sangat berpengaruh bagi produksi beras.

Baca Juga: Anomali Iklim Hujan Jawa Barat Agustus 2022, Komoditas Pertanian di Bandung Terpengaruh

Muchlis Anwar menyebutkan, ada efek berantai dari kenaikan harga BBM solar naik, misalnya pengolahan sawah (menggunakan traktor), ada juga yang panen menggunakan mesin, proses pengeringan (dryer) gabah, lanjut ke usaha penggilingan padi sampai produksi menjadi beras.

“Bahan bakarnya, 99 persen adalah BBM solar. Ke depan, harga beras akan mulai bergerak naik,” ujar Muchlis Anwar.

Disebutkan, dengan bergeraknya harga beras menjadi naik atau bisa menjadi mahal.

Baca Juga: Usaha Komoditi Karet di Jawa Barat, Beda Nasib Antara Usaha Kebun Rakyat dan Perkebunan Besar

Kondisi bahan bakar BBM solar naik, menjadi beban berat bagi petani padi, pelaku usaha penggilingan padi, dan pengusaha beras.

Sepertinya, ini belum termasuk ongkos angkut beras, karena truk-truk pengangkut menggunakan bahan bakar solar.

Diketahui, harga solar kini menjadi Rp 6.800/liter dari semula Rp 5.150/kg.

Baca Juga: Di Bandung, Harga Pangan Sedang Naik, Inilah Penyebab Terjadi pada Usaha Pertanian

Sementara itu, belum ada informasi, apakah terkait kenaikan harga BBM solar ini, Kementerian Pertanian belum ada kabar, apakah menaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah, padi, dan beras atau tidak.

Informasi yang diperoleh adalah dimana Kementerian Pertanian (Kementan) mengabarkan menjalankan strategi hadapi krisis pangan global.

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, strategi baru memang perlu disusun, karena pembangunan pertanian saat ini sedang dihadapkan pada berbagai masalah.

Baca Juga: Perkebunan Jawa Barat Bangkitkan Usaha Teh Rakyat, Garut, Bandung, Purwakarta, Sumedang, Tasikmalaya, dll

Disebutkan, dunia sedang dihadapkan pada pandemi Covid-19 yang belum kunjung usai, perubahan iklim, serta kondisi geopolitik dengan adanya perang antara Rusia dan Ukraina.

Ketika rapat kerja Komisi IV DPR RI bersama Menteri Pertanian, di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Selatan, pada Rabu, 31 Agustus 2022, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, ada tiga sttategi utama yang dijalankan oleh Kementan.

Diakui Syahrul, tantangan yang dihadapi saat ini memang luar biasa sehingga diperlukan kerja sama semua pihak.

Baca Juga: Bocoran Preman Pensiun 6 TAYANG HARI INI: Didu Kerja Sama dengan Kang Cecep Cs, Bongkar Jaringan Bang Edi

Disebutkan pula,  Indonesia, disebut Syahrul baru saja mendapatkan penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) atas ketangguhan sistem pangan dan pertanian dalam menghadapi tantangan yang tidak biasa. 

Kabarnya, Indonesia juga mendapat pengakuan atas keberhasilannya mencapai swasembada beras selama tiga tahun terakhir. ***

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara Siaran Pers

Tags

Terkini

Terpopuler