DESKJABAR – Dalam pencarian korban dan serpihan musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, melibatkan Tim SAR Gabungan dari berbagai unsur.
Tim SAR Gabungan ini datang tidak saja dari Basarnas, tetapi juga dari unsur kepolisian, TNI khususnya TNI AL, hingga dari komunitas penyelam termasuk dari Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI).
Ada yang menarik dari aktifitas pencarian korban dan serpihan pesawat Sriwijaya Air yakni kehadiran seorang penyelam dari POSSI, Sanny Limbunan. Sosoknya menjadi perhatian karena tahun ini usianya genap 60 tahun.
Baca Juga: PT KAI Keberatan Atas Rencana Akuisisi PT KCI oleh PT MRT Jakarta
"Enggak, enggak usah," kata Sanny Limbunan ketika seorang penyelam muda dari Korps Brigade Mobil Polri mengulurkan tangan untuk membantu dia naik ke perahu karet.
Penyelam senior itu menolak uluran tangan dari juniornya. Dia naik sendiri ke perahu karet setelah membantu mencari penumpang dan serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Rambutnya hampir seluruhnya sudah putih. Otot-ototnya tidak lagi kencang. Kerutan-kerutan pun tampak di wajahnya. Namun dia tidak merasa tua. "Masih mudaaaa," katanya, ketika ditanya mengenai perbedaan menyelam pada usia muda dan tua.
Baca Juga: KEREN, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo Ingin Polri Miliki Standar Dunia
Bagi Sanny, usia hanya angka. Suaranya masih lantang saat berbicara. Semangatnya tetap berapi-api, tidak menjadi surut dengan bertambahnya usia.