DESKJABAR - Mantan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat suara mengenai pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait penerbitan karikatur Nabi Muhammad SAW.
SBY meminta pembuatan karikartur Nabi Muhammad dihentikan.
"Hentikanlah membuat karikatur Nabi Muhammad. Sekali lagi, hentikanlah. Tindakan itu sangat melukai, menghina, melecehkan dan bahkan menantang umat Islam di seluruh dunia. Ini sungguh serius. Saya tidak mendramatisasi dan melebih-lebihkan," kata SBY yang diunggah melalui Facebook, Senin 2 November 2020.
Baca Juga: Ganjar Pranowo, Soal UMP Apindo Gak Usah Takut
Baca Juga: Dampak Banjir Padaherang, 2 Meninggal, 50 Meter Jalan Tertimbun, 40 Hektare Sawah Rusak
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu juga menyampaikan pesan kepada Presiden Macron tentang pentingnya mencintai kedamaian dan perdamaian.
"Untuk Presiden Macron, harus saya sampaikan bahwa sama dengan Anda, saya juga pencinta demokrasi. Saya menghormati hak-hak asasi manusia dan kebebasan. Namun, di sisi lain saya mencintai kedamaian dan perdamaian (peace)," kata SBY.
Baca Juga: Hore!! November Ini Token Pulsa Listrik Gratis Kembali Turun, Cukup Mengakses Ini
Baca Juga: Tak Naikan Upah Minimum Provinsi (UMP), Ini Alasan Ridwan Kamil
"Kedamaian mempersyaratkan hadirnya toleransi dan kerukunan antar masyarakat dan bangsa yang berbeda-beda identitasnya. Karenanya, saling menghormati, saling toleran dan saling bertenggang rasa adalah kondisi yang harus dijaga dan dirawat dengan baik," jelasnya
SBY juga mengutip teori Huntington tentang Clash of Civilization dan pandangan Dominique Moisi tentang Geopolitics of Emotion, yang menggambarkan adanya masalah yang fundamental dalam hubungan dunia Barat dan dunia Islam.
Baca Juga: Soal UMP, Apindo Sesalkan Keputusan Lima Gubernur
"Justru di sinilah saya berpikir dan berpendapat, perlunya membangun jembatan atau dialog antara Islam dan Barat, agar satu sama lain saling memahami. Bukan hanya saling bicara, tetapi juga saling mendengar," kata SBY, sebagaimana dikutip DeskJabar dari RRI.
"Dengan cara itu saya yakin akan lebih terbangun sikap saling hormat menghormati dan saling bertoleransi, sehingga benturan antar keyakinan dan identitas tidak makin menjadi-jadi," tambah SBY.***