Soal Vaksinasi Flu, Presiden Korsel Minta Warga Percaya pada Kesimpulan Pihak Berwenang

- 26 Oktober 2020, 23:13 WIB
Ilustrasi vaksin flu
Ilustrasi vaksin flu /Freepik.com/jcomp /

DESKJABAR - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berusaha meredakan kekhawatiran warga negaranya mengenai keamanan vaksin influenza yang rutin dipakai dalam program vaksinasi setiap tahun.

"Percayalah pada kesimpulan pihak berwenang setelah meninjau ulang kasusnya bersama pakar kesehatan," kata Presiden Korsel Moon Jae-in dalam rapat kabinet sebagaimana dikutip Reuters, Senin, 26 Oktober 2020.

Kekhawatiran warga negeri ginseng itu kian berkembang setelah sedikitnya 59 orang meninggal dunia setelah disuntik vaksin flu, bulan ini. Mereka juga khawatir karena sekitar lima juta dosis vaksin terpaksa dibuang lantaran tidak disimpan dalam suhu yang direkomendasikan.

Baca Juga: Rasio Kesembuhan Covid-19 di Tanah Air di Atas Rata-Rata Dunia, Dua Provinsi ini Sumbang Terbanyak

"Ada kebutuhan untuk memperluas vaksinasi influenza tahun ini. Bukan hanya untuk mencegah flu, tetapi juga menghalau penyebaran flu dan Covid-19," ujar Presiden Moon Jae-in.

Pihak berwenang menyatakan, mereka tidak menemukan hubungan langsung antara vaksin flu dan kematian mereka yang disuntik vaksin. Tahun lalu, angka kematiannya bahkan mencapai sekitar 3.000 warga.

Menurut data Kementerian Kesehatan, tahun lalu lebih dari 1.500 orang lanjut usia meninggal dalam waktu tujuh hari setelah disuntik vaksin. Akan tetapi, kematian mereka bukan disebabkan vaksinasi.

Baca Juga: Info Operasi Zebra 2020, Pengguna Sepeda Motor Tidak Gunakan Helm SNI Akan Kena Tilang

Tahun ini, Korsel menyediakan tambahan 20% vaksin flu untuk mencegah merebaknya wabah flu dan virus corona di musim dingin. Total lebih dari 14,7 juta warga Korsel sudah disuntik vaksin.

Ada laporan sekitar 1.200 orang divaksinasi yang mengalami reaksi yang merugikan. Akan tetapi, penelitian menunjukkan tidak ada kaitan langsung dengan vaksinasi. Kendati demikian, para ahli tetap menginvestigasi 13 kematian setelah disuntik vaksin.

Kementerian Kesehatan Korsel menilai, vaksinasi jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan efek sampingnya. Reaksi merugikan yang parah akibat vaksin flu sangatlah jarang.

Baca Juga: Ini Cara Isi Libur Panjang dengan Menu Sarapan Pagi untuk Diet Sehat

Kasusnya mungkin terjadi 1 dalam 500 ribu atau bahkan 1 juta orang, mengalami syok anafilaktik atau anafilaksis, yaitu syok yang disebabkan oleh reaksi alergi yang berat. Tahun ini, dilaporkan tidak ada kasus seperti itu.

Korsel mengumumkan bahwa penderita flu turun menjadi hanya 1,2 per 1.000 penduduk selama periode 10 Oktober-17 Oktober, lebih rendah dibanding tahun lalu. Tahun lalu, angkanya mencapai 4,6 per 1.000 penduduk.

Sementara itu, Singapura menjadi negara pertama di kawasan Asia Tenggara yang menunda vaksinasi influenza bagi warganya untuk sementara. Padahal, tidak ada laporan kematian di negeri itu yang mungkin dikaitkan dengan vaksinasi.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x