Dalam penelitian ilmiah, kebenaran hadits ini terbukti antara lain:
Fasten Institute (Lembaga Puasa) di Jerman telah memanfaatkan puasa sebagai alternatif penyembuhan untuk mengatasi penyakit yang sudah tidak dapat diobati lagi, dengan didukung oleh penemuan-penemuan ilmiah di bidang kedokteran.
Metode ini juga dikenal dengan istilah "diet" yang berarti menahan untuk makanan-makanan tertentu.
Dr. Abdul Aziz Ismail dalam bukunya yang berjudul Al-Islam wat Tibbil Hadits, menjelaskan bahwa puasa adalah obat dari bermacam-macam penyakit diantaranya kencing manis, darah tinggi, ginjal, dsb.
Dr. Alexis Carrel, seorang dokter internasional yang pernah menerima Penghargaan Nobel dalam bidang kedokteran, menyatakan bahwa berpuasa memiliki manfaat untuk membersihkan sistem pernapasan.
Seorang dokter asal Amerika bernama Mac Fadon berhasil menyembuhkan pasiennya yang sebelumnya tidak merespons pengobatan menggunakan obat-obatan ilmiah, dengan merekomendasikan metode berpuasa.
Mac Fadon seorang dokter bangsa Amerika sukses mengobati pasiennya dengan anjuran berpuasa setelah gagal menggunakan obat-obat ilmiah.
Jadi, di balik ujian menahan lapar, dahaga dan hawa nafsu selama berpuasa di bulan Ramadhan, ternyata dalam shaum Ramadhan terkandung manfaat yang luar biasa bagi kesehatan.
Salah satu dokter terkenal dari Arab, Harits bin Kaldah, pernah mengungkapkan bahwa menjaga makan adalah obat dari penyakit. Sedangkan perut adalah sumber penyakit.
Artinya, puasa secara otomatis dapat membantu menjaga perut dari asupan makanan yang berlebihan yang berpotensi membahayakan kesehatan dan tubuh.***