Yang dianggap bioskop “segar” ketika itu adalah Diana yang sering memutar film Mandarin dan film-film Indonesia pop di zamannya, bioskop Pasific umumnya film India, film silat Hongkong, dan film Indonesia jadul komedi dan horror, serta di Lanjung Tanjungsari serta di Paseh umumnya film Indonesia jadul horror dan film India.
Kini, semua bioskop lama di Sumedang tersebut sudah tutup, ada yang berubah menjadi toko, rumah makan, bank, dsb.
Baca Juga: Di Sumedang, Pohon Keramat Jadi Manfaat Lingkungan, Walau Diceritakan Banyak Hantu
Walau muncul sejumlah bioskop baru era kekinian, tetapi bagi masyarakat Sumedang, keberadaan sejumlah bioskop lama tetap menjadi kenangan.
Ketika itu, ada bioskop yang dianggap berkelas, ada juga bioskop untuk mencari “gelap-gelapan”, serta bioskop “kelas kambing”.
Bahkan, sejumlah anak kos di Sumedang era tahun 1980-an sampai awal 1990, masih mengingat kenangan suasana nonton bioskop.
Baca Juga: Alun-alun Sumedang, Orang Hobi Joged Saat Senam Pagi Jadi Pemandangan Menarik
Suasana bioskop di Sumedang tahun 1980-1991
Kenangan soal bioskop, diantaranya masih diingat Sunardi, Husen, dan Sutarman, yang merupakan alumni Faperta Unwim Tanjungsari, Sumedang tahun 1994.
Mereka mengenang ketika kos di Tanjungsari tahun 1989-1993, dimana ketika akhir pekan tidak pulang ke rumah, terutama akhir pekan, sering mencari hiburan sekitar tahun 1989-1991.
Ketika itu saking hausnya hiburan, terutama ketika malam Minggu, sejumlah mahasiswa anak kos pernah sampai penasaran dari Tanjungsari menuju Kecamatan Paseh untuk nonton bioskop.