Dia menyatakan bahwa perubahan cara pandangan tentang kecerdasan anak dari nilai akademis menjadi pada kebiasaan bukanlah hal yang mudah.
"Karena masih ada banyak orang yang belum sependapat dengan perubahan pandangan tentang kecerdasan anak dari tergantung pada angka menjadi tergantung pada kebiasaan,"ujarnya.
Menurutnya, jika anak terbiasa melakukan dua hal ini secara terus-menerus, maka anak tersebut masuk dalam definisi cerdas.
Baca Juga: 6 Etika Menerima dan Memberi Hadiah Imlek, Hindari Warna Hitam Putih
Dua kebiasaan yang merupakan ciri dari anak cerdas menurut Munif Chatib adalah:
1.Anak mampu menghasilkan karya-karya baru yang terkait dengan budaya.
Munif Chatib menjelaskan, kecerdasan anak terletak pada kemampuannya untuk berkreasi, baik di sekolah maupun di rumah.
2.Anak mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya sendiri.
Menurut Munif, jika anak diberikan kesempatan untuk memecahkan masalah dan mampu menyelesaikannya sendiri, itulah yang menjadi ciri kecerdasan anak pada abad ini.
Dengan demikian, Munif Chatib menyatakan bahwa pandangan tentang kecerdasan anak yang tergantung pada angka telah berlalu.