Di laman sciencealerts.com yang mengutip laporan JGR Biogeosciences tersebut diinformasikan, beberapa pohon di lereng tidak tumbuh dengan baik pada periode yang sama. Ini memberikan mendukung hipotesis para peneliti, meskipun tim tersebut mengakui efek keseluruhan dari gempa bumi itu kecil, dan sepertinya hanya berlangsung sementara atau untuk jangka waktu berminggu-minggu.
Namun, sebagai studi kasus yang menunjukkan bagaimana teknik ini dapat digunakan di lapangan, para peneliti mengatakan temuan mereka menunjukkan, perubahan postseismik di area lumen dan rasio isotop karbon dapat digunakan untuk mempelajari pertumbuhan pohon dan respons fotosintesis terhadap gempa bumi.***