DESKJABAR - Hasil monitoring Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga Rabu 7 Desember 2022 pagi mencatat terjadi 98 kali gempa susulan di wilayah selatan Provinsi Jawa Timur.
Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menyampaikan hal itu melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, @DaryonoBMKG, Rabu pagi.
"Hasil monitoring BMKG utk Gempa Selatan Jatim hingga pagi ini tercatat 98 kali gempa susulan," twit Daryono.
Daryono menjelaskan bahwa gempa di Selatan Jember, Jawa Timur, M 6,0 dengan kedalaman 10 km merupakan jenis gempa di luar zona subduksi (populer disebut outer rise earthquake) akibat patahnya lempeng Australia yang mulai menunjam ke bawah Jawa Timur.
"Tekukan lempeng ini memicu patahan turun (normal fault)," cuit Daryono.
Menurut dia, gempa di luar zona subduksi atau outer rise earthquake di Selatan Provinsi Jawa Timur ini patut diwaspadai.
Daryono beralasan, meskipun di luar zona megathrust, tetapi dengan mekanisme patahan turun akan dapat memicu tsunami seperti gempa dahsyat Sumba 1977 yang menelan korban ratusan orang di Sumbawa Selatan.
Ia menerangkan bahwa sumber gempa di luar zona subduksi atau zona outer rise seperti pemicu gempa selatan Jember, selama ini menjadi zona sumber gempa yang terlupakan.