BEYOND BORDERS INDONESIA Angkat Isu Perempuan dan Pembangunan di Wilayah Timur Indonesia

- 29 April 2024, 12:15 WIB
Tokoh perempuan DR. Sari Wattimena pakar Gender khususnya di wilayah timur Indonesia dan Dr Nurlela Syarif yang saat ini menjadi anggota DPRD Ternate.
Tokoh perempuan DR. Sari Wattimena pakar Gender khususnya di wilayah timur Indonesia dan Dr Nurlela Syarif yang saat ini menjadi anggota DPRD Ternate. /

Baca Juga: DAPUR HEMAT, Yuk Belanja ke Indomaret, Mumpung Promo Kebutuhan Dapur, Sasa Santan Kelapa Cair Hanya Rp2.800

DESKJABAR  - Beyond Borders Indonesia sebagai komunitas yang memberi perhatian terhadap isu-isu pembangunan di perbatasana NKRI menyelenggarakan diskusi dengan tokoh perempuan DR. Sari Wattimena pakar Gender khususnya di wilayah timur Indonesia dan Dr Nurlela Syarif yang saat ini menjadi anggota DPRD Ternate.

Menurut Dr Sari Wattimena, saat ini pembangunan dipersiapkan untuk menyambut Indonesia Emas 2045.
Ditambahkan, seiring dengan visi tersebut Pembangunan Perempuan di Indonesia timur khususnya Provinsi Maluku Utara menjadi perhatian dalam Pembangunan dan pengembangannya, berdasarkan hasil pengukuran data statistik yang dilakukan oleh Badan Pusat Statstik menunjukkan, nilai IKG nasional tahun 2020 bahwa kegagalan pencapaian pembangunan manusia akibat dari adanya ketidaksetaraan gender adalah sebesar 40 persen.

Ketimpangan gender yang terjadi di Maluku Utara ini dibenarkan oleh Ibu Dr.Nurlela Syarif, Anggota DPRD Ternate, juga sebagai alumni Doktor Ilmu Komunikasi, Sekolah Pasca Sarjana USAHID Jakarta.

Baca Juga: UPDATE Harga Emas Antam, UBS dan Galeri 24 di Pegadaian Hari Ini Senin 29 April 2024, Simak Rinciannya

Dia mengatakan, dalam wawancara Border Talks, bahwa Maluku Utara masih menganut Budaya Patriarki, sektoral, sehingga kesempatan dan persembahan itu wajib diberikan kepada laki-laki.

Perspektif leadership misalnya, dari 46 OPD partisipasi di bidang lingkup pemerintahan masih minim.

Menurut dia, hal ini mindset yang perlu di ubah, karena fasilitas ruang dan kesempatan masih luas. Perempuan yang berkarir di dunia politik masih bisa dihitung oleh jari, mindset keterlibatan Perempuan masih dalam level hanya sebagai “pelengkap penderita” atau menjadi pemenuhan standar dari apa yang dikriteriakan.

Menurut dia, hal ini menjadi tantangan apalagi masih ada pemikiran bahwa perempuan tidak bisa memimpin karena wilayah Maluku Utara adalah wilayah kesultanan.

Untuk meningkatkan pembangunan perempuan di wilayah maluku utara adalah pentingya kolaborasi lintas sektor diawali dengan aksi mindset membuka ruang dan kesempatan untuk peran perempuan. Karena isu besarnya yang terjadi pada provinsi ini adalah keterwakilan, perlindungan dan pemberdayaan, pengetahuan mindset dan ekonomi.

Halaman:

Editor: Yedi Supriadi


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah