Tim yang jaga selanjutnya akan menggendong tim yang menang ke awal permainan.
Saat bulan purnama datang kami memilih bermain oray-orayan atau galah sodor di jalanan yang tidak terlalu ramai.
Saya tidak terlalu pandai bermain kelereng. Namun tidak pernah menyerah jika setiap main kelereng saya kalah. Kami menyadari betul. Ini adalah permainan. Bisa menang bisa kalah. Yang penting kami tidak berselisih dengan teman sebaya.
Permainan jaman saya kecil dimainkan banyak orang, tidak seperti permainan saat ini yang cenderung individual. Anak-anak saat ini bahkan bisa bermain hingga pagi hari.
Saya masih ingat pada tahun 1970an di Tasikmalaya ada satu event tahunan yang sangat ditunggu-tunggu warga Tasik, Ciamis, Banjar, Garut bahkan Pangandaran.
Namanya Tasik Festival atau Tasik Fair (TF). Venuenya berada di sepanjang Jl. HZ Mustofa mulai dari depan Kaum / Masjid Agung Tasikmalaya sampai perempatan Jln. Panyarutan.
Perhelatan akbar ini mirip Jakarta Fair. Puluhan stan pemerintah maupun swasta berebut mencuri perhatian pengunjung. Acara juga dimeriahkan dengan kehadiran komedi putar dan Seni tradisional.
Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 44, Ditutup Malam Ini Pukul 23.59 WIB, Segera Gabung Gelombang!
Yang jadi ikon dan magnet acara TF adalah kehadiran stan baterai ABC dengan Balon ABC yang sangat diminati anak-anak yang datang bersama orangtuanya ke TF.