Membaca Doa Awal dan Akhir Tahun Hijriyah dan Peringatan 1 Muharram Bid'ah, Benarkah? Ini Jawaban Buya Yahya

- 29 Juli 2022, 18:37 WIB
Ilustrasi. Membaca doa awal dan akhir Hijriyah  bid'ah? Bagaimana dengan peringatan 1 Muharram?
Ilustrasi. Membaca doa awal dan akhir Hijriyah bid'ah? Bagaimana dengan peringatan 1 Muharram? /Pixabay/darwisalwan/

DESKJABAR - Sebagian umat Islam memperingati datangnya 1 Muharram, atau awal tahun Hijriyah. Banyak juga yang membaca doa akhir dan awal tahun Hijriyah.

Namun ada yang menyebutnya bahwa kegiatan peringatan dan doa-doa itu bid'ah.

Bid'ah dalam Kamus Bear Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai pembaruan ajaran Islam tanpa berpedoman pada Alquran dan hadits.

Apakah benar membaca doa akhir dan awal tahun Hijriyah saat memasuki bulan Muharram adalah bid'ah?

Menurut Buya Yahya, bid'ah secara sederhana diartikan sebagai inovasi ibadah yang sudah ditentukan bentuknya dan itu tidak diperbolehan dilakukan. Misalnya kita mengubah waktu sholat wajib yang lima waktu, maghrib jadi dimajukan, itu dilarang.

Baca Juga: Muharram 2022 Jatuh pada Tanggal Berapa, Jangan Lupa Kasih Tahu Mantan, Ada Amal yang Perlu Dilaksanakan

Namun ada ibadah yang dibebaskan oleh Allah SWT, ibadah yang oleh Allah dibebaskan mutlak tidak diikat.

"Maka anda boleh pilih apa yang diperkenankan. Misalnya perbanyak dzikir apa yang harus dibaca, Allah tak menentukan waktunya. Selagi Allah izinkan waktunya tak terbatas," ujar Buya Yahya dalam Kanal Youtube Al-Bahjah TV berjudul "Apakah Membaca Doa Akhir Tahn dan Awal Tahun Bid'ah?"

Kalau ibadahnya berupa dzikir, tegasnya, tak ada istilah inovasi namun yang ada jihad untuk memperbanyak dzikir.

Dalam doa juga begitu. Allah memerintahkan umatnya untuk berdoa. Justru jika kita tidak berdoa Allah akan murka.

Baca Juga: Hasil BRI Liga 1: PSM Makassar Tekuk Bali United 2-0, Gol Menit Akhir Yakob Sayuri Jadi Penentu Kemenangan

"Kata Allah, aku itu dekat maka mintalah kepada-Ku. Aku akan kabulkan kepadamu," ujar Buya Yahya.

Cara meminta kepada Allah bisa berupa dzikir yang diajarkan Nabi. Namun bisa juga berupa doa bebas sesuai dengan keinginan kita.

Doa itu tak terbatas harus yang dilafadzkan oleh Nabi SAW, tapi bisa dengan bahasa sendri.

"Jadi tak ada larangan (isi doa), yang ada perintah doa," tegas Buya Yahya.

"Memang sudah disepakati jika berdoa dengan lafadz yang diucapkan Nabi itu lebih bagus, karena Nabi lebih tahu apa yang layak untuk diminta. Cuma kalau kita berdoa dan maknanya benar tak ada larangan," ungkapnya.

Baca Juga: Wajib Tahu! Yuk Amalkan 4 Amalan Tertinggi di Bulan Muharram yang Memiliki Khasiat Luar Biasa

Yang perlu diperhatikan, berdoa bisa dilakukan kapan saja, sambil duduk, berdiri, pagi, siang, sore, atay akhir maupun awal tahun.

Lagipula, katanya, dalam doa awal dan akhir tahun Hijriyah itu terkandung makna instrospeksi diri, evaluasi diri, juga makna berharap kepada Allah.

"Dari maknanya tidak ada yang salah. Berdoa boleh dengan bahasa apapun, dan itu nyambung kepada Allah. Tolong jangan mengatakan bidah," ujanya.

Jadi, lanjutnya, boleh kita membaca doa awal dan akhir tahun Hijriyah.

Baca Juga: Amalan-amalan di Bulan Muharram yang Dianjurkan Bagi Umat Muslim, Diantaranya Memperbanyak Puasa

Memang bacaan doa itu bukan nari Nabi, tapi dari ulama. Prinsipnya tak ada larangan kita menyusun doa sendiri, namun tidak boleh mengatakan 'doaku lebih bagus dari doa Nabi'.

Adapun tentang peringatan 1 Muharram, Buya Yahya mengimbau agar umat melihatnya dari sisi makna.

1. Makna mengingatkan sesama umat bahwa ada bulan khusus yang dimuliakan Allah, termasuk Muharram.

2. Moment untuk berkumpul, berzikir, silaturahmi dan muhasabah.

Yang penting peringatan itu diisi kegiatan yang syar'i.

Jadi, kesimpulannya, melantunkan doa akhir dan awal Hijriyah tidak bid'ah. ***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: YouTube Al-Bahjah TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah