DESKJABAR - Tanggal 9 Dzulhijah menjadi hari puncak dari ibadah haji. Pada hari tersebut semua yang menunaikan ibadah haji berkumpul untuk melakukan wukuf di Arafah.
Tanggal 9 Dzulhijjah juga menjadi spesial bagi umat Islam yang belum mampu pergi haji, yaitu melakukan shaum atau puasa Arafah.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, Nabi Muhammad SAW menyebut tanggal 9 Dzulhijjah menjadi hari spesial untuk melakukan puasa Arafah.
Penjelasan Ustadz Adi Hidayat tersebut tayang pada video “Tanya Jawab Seputar Dzulhijjah SESI #2 - Ustadz Adi Hidayat” di kanal Adi Hidayat Official yang diunggah pada 23 Juli 2020.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa, umat Islam sebaiknya mengisi puasa Arafah dengan berdoa dan mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat dan berpotensi dosa, setidaknya setahun ke belakang.
Dengan demikian, orang yang berpuasa Arafah akan melakukan seperti yang dilakukan oleh jamaah haji yang sedang wukuf di Arafah, yaitu mengevaluasi dan mengingat kesalahan-kesalahan yang dilakukan yang berpotensi dosa.
“Semua orang yang wukuf, otomatis akan memanjatkan doa kepada Allah, bermunajat dengan penuh kekhusyukan segala hajat kebaikan dunia dan akhirat," kata Ustadz Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat menganjurkan kita untuk memanjatkan doa yang terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 201 pada waktu yang bersamaan dengan saat jamaah haji melakukan wukuf di Arafah.
وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
Wa min hum may yaqụlu rabbana atina fid-dun-ya ḥasanataw wa fil-akhirati ḥasanataw wa qina 'ażaban nar
Yang artinya, "Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: 'Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka'."
Baca Juga: Jumat Hari Istimewa, Amalkan 4 Amalan Penting Ini, Doa Akan Diijabah Allah SWT
Menurut Ustadz Adi Hidayat, orang yang menunaikan puasa di hari yang bertepatan dengan momentum Arafah, berharap pahalanya di hadapan Allah SWT bisa menggugurkan dosa-dosa setahun berlalu sekaligus menjaganya dari perbuatan dosa setahun yang akan datang.
Tata Cara Puasa Arafah
Sementara itu, tata cara puasa Arafah sama seperti puasa pada umumnya sebagaimana dihimpun DeskJabar.com dari berbagai sumber, yaitu sebagai berikut:
1. Niat
Niat puasa Arafah sebaiknya pada malam hari atau sebelum terbit fajar.
Jika terlupa, boleh niat puasa Arafah di pagi hari selama belum melakukan hal yang membatalkan puasa.
Bolehnya niat puasa di pagi hari berdasarkan hadits Rasulullah yang pernah puasa sunnah dengan niat di waktu pagi sebagaimana HR Muslim:
Dari Aisyah Ummul Mukminin, ia berkata, “Nabi SAW pernah menemuiku pada suatu hari lantas beliau bertanya, “Apakah kalian memiliki sesuatu untuk dimakan?” Kami pun menjawab, “Tidak ada.” Beliau pun bersabda, “Kalau begitu saya puasa.” Kemudian di hari lain beliau menemui kami, lalu kami katakan pada beliau, “Kami baru saja dihadiahkan hays (jenis makanan berisi campuran kurman, samin dan tepung).” Lantas beliau bersabda, “Berikan makanan tersebut padaku, padahal tadi pagi aku sudah berniat puasa.” Lalu beliau menyantap makanan tersebut. (HR. Muslim).
Baca Juga: Glamping, Tren Wisata Berkemah Bersama Keluarga, di Kawasan Bandung Raya Juga Ada, Cek 3 Lokasi Ini
2. Sahur
Sahur atau makan dan minum sebelum puasa, akan mendapat pahala dan keberkahan. Namun jika tidak sahur, puasa Arafah tetap sah.
3. Menahan diri dari yang membatalkan puasa
Menahan diri dari yang membatalkan puasa seperti makan, minum, berhubungan suami istri, dan lain-lain, mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari atau masuk waktu sholat Maghrib.
4. Berbuka
Waktu berbuka puasa Arafah adalah ketika matahari terbenam, yakni saat masuknya waktu sholat Maghrib.
Menyegerakan berbuka puasa merupakan sunnah puasa.
Niat Puasa Arafah
Di dalam hadits, tidak dijumpai niat puasa Arafah. Rasulullah dan para sahabat, biasa mengerjakan amal, termasuk puasa dengan niat tanpa dilafalkan.
Meskipun demikian, Syeikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adilatuhu menjelaskan bahwa sejumlah ulama tidak mempermasalahkan orang untuk melafalkan niat, bahkan sebagian menilai sunnah jika bisa membantu menghadirkan niat.
Jika Anda memilih untuk melafadzkan atau melafalkan niat, nerikut ini lafadz niat puasa Arafah dari laman zakat.or.id dan webmuslimah.com:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma ‘arafata sunnatan lillaahi ta’alaa
Artinya: saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah Ta’ala.
Demikian antara lain keutamaan, tata cara puasa Arafah, dan cara mengisi puasa Arafah. Semoga bermanfaat.***