Para warga yang mendiami desa tersebut bukannya tidak ada itikad baik untuk membantu Ayu dan Bima saat itu.
Sesepuh yang ada di desa itu sudah mewanti-wanti sebelumnya tentang berbagai aturan yang harus di taati oleh mereka. Namun, mereka langgar.
Ternyata, mahasiswa tersebut menjalankan proker KKN tidak melibatkan sesepuh yang berada di sana, tidak melibatkan warga. Sehingga, ketika ada kejadian seperti ini. Warga tidak bisa banyak membantu.
Kabarnya, setelah mereka menuntaskan proker KKN di desa tersebut. Ayu dan Bima mengalami sakit metafisik, secara fisik sehat. Tetapi melemah, seperti keadaan orang koma. Linglung.
"Jika ada yang mengambil khodamnya. Maka keadaannya tidak sama lagi seperti dulu, ia akan linglung," ungkap Om Hao.
Dalam versi lain, menyebutkan jika setelah kepulangan dari desa. Ayu memang linglung, dan Bima mengalami kelumpuhan. Merinding.
Kata Om Hao, arwah Ayu dan Bima menyesali perbuatannya dan berharap tidak ada kejadian yang serupa menimpa orang lain, baik di lokasi tempat KKN di desa penari ataupun desa lainnya.
"Cukup mereka yang menjadi contoh, bukan korban atau bahkan korban. Contoh untuk kita untuk hati-hati ketika bertamu. Dimana bumi berpijak, di situ langit di junjung," pungkas Om Hao.
Artikel ini tidak ditujukan untuk menakut-nakuti atau mengklaim sesuatu. Artikel ini hanya sebagai hiburan, tidak bermaksud untuk menyinggung orang lain. Diharapkan ada hikmah yang bisa diambil dari kisah ini untuk kita semua.***