Mengerikan. Kisah Lenyapnya Desa Kalikuning karena Pesugihan

- 27 Mei 2022, 10:47 WIB
ilustrasi tanah longsor, kisah desa yang tertimbun longsor akibat pesugihan
ilustrasi tanah longsor, kisah desa yang tertimbun longsor akibat pesugihan /pixabay.com / sandid /

DESKJABAR – Menjadi orang kaya adalah keinginan setiap orang di dunia ini.

Karena itu, tidak jarang orang melakukan segala cara tanpa berpikir panjang untuk meraih kekayaan meskipun harus dengan cara pesugihan yang harus memberikan tumbal.

Salah satu cara untuk mendapatkan kenikmatan kaya raya sesaat di dunia yang sudah banyak orang lakukan adalah melakukan pesugihan yang rela menjadikan apapun sebagai tumbal.

Dilansir DeskJabar.com melalui YouTube Channel Hirotada Radifan dalam videonya yang berjudul Seluruh Penduduk Desa Hilang Karena Pesugihan, 26 Mei 2022 bahwa pesugihan secara umum adalah membayar dengan memberikan tumbal sebagai mahar untuk si makhluk gaib.

Baca Juga: Putra Ridwan Kamil Mengalami Musibah, Ini Harapan Erick Thohir untuk Emmeril Khan Mumtadz

Hirotada menceritakan tentang pesugihan yang banyak dilakukan di sebuah desa yang terletak di kaki Gunung Ungaran, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Desa tersebut bernama desa Kalikuning yang pada awalnya hanya ada 40 rumah saja.

Kalikuning terkenal dengan pemandangan yang indah dikelilingi dengan hutan dan gunung yang hijau.

Penduduk di desa ini pun dikenal sebagai orang-orang yang mapan.

Baca Juga: Terseret Arus Sungai Aare di Swiss, Putra Sulung Ridwan Kamil Hilang

Namun usut punya usut, ternyata hasil kekayaan yang mereka dapatkan selama ini merupakan hasil dari perbuatan syirik mereka yaitu pesugihan.

Sekitar 80% warga desa Kalikuning melakukan pesugihan hanya untuk mendapatkan kekayaan.

Jadi, hanya sekitar 20% warga desa ini yang menjalani kehidupan mereka secara lurus tanpa melakukan pesugihan.

Mereka inilah orang-orang yang selamat dari tragedi tumbal massal di Desa Kalikuning pada tahun 1974.

Pada awalnya kehidupan di desa tersebut baik-baik saja, dan orang-orang disana hidup makmur.

Baca Juga: Putra Sulung Ridwan Kamil Dikabarkan Hilang saat Berenang di Sungai Aaree Swiss

“Tapi balik lagi, yang namanya pesugihan kan butuh yang namanya tumbal. Kalau satu desa ikut pesugihan semua lama-lama tumbalnya habis donk. Alias satu sama lainnya ikut pesugihan jadi musuh otomatis” cerita Hirotada.

Lalu, semakin lama orang-orang yang melakukan pesugihan tersebut melanggar perjanjian dengan melakukan pantangan secara sepihak.

Sampai akhirnya, dalam satu hari tiba-tiba terjadi longsor yang sangat dahsyat yang menimbun sebagian rumah bersama orang-orangnya yang menjadikan desa itu seperti kuburan massal.

Namun anehnya, rumah-rumah yang tertimbun longsoran merupakan rumah-rumah dari penghuninya yang rata-rata mengikuti pesugihan.

Baca Juga: BABAK Menegangkan KASUS SUBANG, MAHFUD MD Soroti Kronologi Dikirim ke PRESIDEN

Sementara mereka yang selamat adalah sebagian kecil dari warga desa Kalikuning yang tidak mengikuti pesugihan tersebut.

Walau, pada akhirnya rumah mereka tidak bisa ditempati kembali karena berada disekitar longsoran yang tidak bisa ditinggali.

Warga yang selamat dari bencana tersebut mengatakan bahwa rumah yang pertama kali tersapu longsoran saat itu adalah rumah warga yang paling kaya dari rumah lainnya.

Tapi anehnya, secara ajaib ada satu rumah warga yang tidak terkena longsoran walau berada di jalur longsoran.

Baca Juga: Gempabumi Mag 6.5, BMKG Kabarkan Gempa Terkini Cukup Kencang di Maluku

Ini dikarenakan warga tersebut hidup dalam kesederhanaan dan tidak mengikuti kegiatan pesugihan tersebut.

Hanya dalam satu malam, desa yang terkenal mapan ini lenyap bersama orang-orangnya.

“Jangan sampai iman kita yang setipis masker oplosan, kita gadein ke setan-setan demi bisa kaya dengan balasan siksa neraka. Kerja atau usaha ajalah yang rajin, nanti juga lama-lama insya Allah bakal kelihatan hasilnya.” Pungkas Hirotada.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: YouTube Channel Hirotada Radifan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah