Asal Muasal Sosok Badarawuhi di Film KKN Desa Penari. Percaya Atau Tidak?

- 25 Mei 2022, 15:22 WIB
tangkapan layar ilustrasi gambar Badarawuhi di film KKN Desa Penari. /Channel YouTube Hirotada Radifan
tangkapan layar ilustrasi gambar Badarawuhi di film KKN Desa Penari. /Channel YouTube Hirotada Radifan /

DESKJABAR – Sosok Badarawuhi melengkapi alur cerita horor dalam film KKN Desa Penari yang melejit dengan jumlah penonton tembus lebih dari enam juta.

Dalam channel YouTube Hirotada Radifan, 21 Mei 2022 yang dilansir Deskjabar.com dikatakan bahwa versi di cerita KKN Desa Penari, Badarawuhi ini disebut sebagai sosok penari yang cantik jelita mengenakan pakaian berwarna hijau.

Sosok ini merupakan penguasa tempat mandi para penari di sebuah hutan yang bertugas untuk menghibur para lelembut penjaga hutan dengan menari.

Baca Juga: UPDATE Anjing Pelacak K 9 Yang Diturunkan, Segerombolan Pembunuh Ibu Dan Anak di Subang Panik ?

Walaupun secara kasat mata sosok ini terlihat cantik, namun sebenarnya badarawuhi adalah sosok siluman ular yang menginginkan tumbal.

Hirotada menceritakan bahwa pada zaman dulu ada sebuah kerajaan yang bernama Kadiri yang dipimpin oleh Raja Airlangga.

Kerajaan tersebut berperang melawan kelompok yang diketuai oleh Ni Dayu Datu Rangda Ring Dirah yang memiliki lima murid sakti.

Tapi secara jumlah mereka kalah banyak dan lima murid tersebut melarikan diri ke timur Jawa sambil membawa ajaran-ajaran dari Ni Dayu yang ditulis di atas daun lontar.

Empat dari murid Ni dayu melarikan diri ke daerah Bali, namun satu lainnya yang bernama Ratna Narekh lari ke dalam hutan di pulau Jawa.

Kemudian lanjut Hirotada, Ratna Narekh ini mempelajari ajaran-ajaran tersebut yang akhirnya menjadi lebih sakti.

Akhirnya Ratna Narekh memiliki ilmu kanu-ragan dan ilmu kanu jiwa yaitu ilmu yang berguna membela diri secara supranatural termasuk ilmu kebal juga ilmu untuk menaklukan jin dan makhluk lain.

Baca Juga: Liburan di BANDUNG Cek! Inilah 10 Tempat Wisata Lembang Instagrammable Beserta Harga Tiket Masuk

Selain itu, Ratna Narekh juga mempunyai kekuatan untuk tetap awet muda yang bahkan usianya saja mencapai 300 tahun.

Ratna tidak menetap di satu tempat saja, dia berkeliling berkelana dan sampailah pada sebuah desa bernama Desa Wonokromo dan menetap disana karena tawaran Pak Lurah yang memiliki niatan buruk.

Suatu malam, Pak Lurah ingin melancarkan niat buruknya terhadap Ratna, namun dengan kekuatannya, Ratna dapat membela diri dan sang Lurah pun tewas.

Akhirnya Ratna Narekh didaulat untuk menggantikan jabatan Lurah tersebut.

Namun, Ratna melanggar perjanjian antara warga desa Wonokromo dengan Nyi Roro Kidul untuk tidak menjadikan area Sendang Sarparama yang dikeramatkan menjadi area publik.

Sendang Sarparama merupakan tempat pemandian yang terdapat di dalam hutan Alas Danda, Desa Wonokromo dan merupakan salah satu area yang dikeramatkan selain dua area lain yaitu pohon beringin dan batu tumpuk.

Ratna Narekh justru menggelar pentas tari besar-besaran karena dia merasa dirinya sakti dan tidak takut dengan siapapun.

Ternyata hal itu membuat para penjaga Nyi Roro Kidul ditantang untuk datang karena dianggap tidak dihormati.

Baca Juga: 7 Tanaman Pengusir Ular, Ditanam di Halaman Rumah, Termasuk Dapat Mengusir Ular Kobra

Para penjaga dari Nyi Roro Kidul akhirnya merasuki satu persatu para penari yang tak lain adalah warga desa Wonokromo, sampai akhirnya seluruh warga dan desa tersebut musnah.

Setelah peristiwa tersebut para penjaga Nyi Roro Kidul lantas kembali ke pantai Selatan, tapi ternyata ada satu sosok penjaga yang tidak ingin keluar dari jasad seorang penari.

Sosok tersebut adalah Badarawuhi yang memiliki keinginan untuk menjadi manusia karena suka menari.

Dan Badarawuhi dikutuk oleh Nyi Roro Kidul menjadi siluman setengah manusia dan setengah ular dan diusir dari kerajaan Pantai Selatan.

Alhasil, Badarawuhi mengembara dari satu hutan ke hutan lainnya, sampai akhirnya menetap di satu hutan lokasi dari peristiwa KKN Desa Penari yang menurutnya nyaman dan meneruskan hobinya menari.

Perawakan Badarawuhi saat berwujud manusia digambarkan mengenakan baju berwarna hijau karena sesuai dengan asalnya yang asli dari pantai Selatan.

“Percaya atau tidak percaya semua terserah kalian, yang jelas dari legenda-legenda yang kaya banget sama warisan budaya itu banyak pelajarannya yang bisa kita ambil dimana kita harus bisa saling menghargai norma-norma yang berlaku di setiap tempat”, tutup Hirotada.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: YouTube Hiro Tada Radifan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x