Maka Rd. Rangga Kusumanagara mengajukan diri juga menjadi calon Bupati Bandung.
Namun dalam silsilah keturunannya, disebutkan ia "tiada toeroenan dari kepala besar".
Dan silsilah "tiada teoreonan kepala besar", maksudnya raja-raja, kata Nina Lubis, menjadi kartu mati bagi Raden Rangga Kusumanagara.
Residen Harders tak menyertakannya sebagai calon Bupati Bandung.
Itulah salah satu contoh bagaimana anak cucu Prabu Siliwangi menjadi pertimbangan utama pihak pemerintah kolonial Belanda dalam pengangkatan Bupati dan elite politik lainnya, terutama di Tatar Sunda.***