2 Nama Tempat di Garut Utara Pemberian Prabu Siliwangi, Abadi hingga Sekarang dan Menjadi Daerah Maju

- 16 Mei 2022, 12:36 WIB
Patung yang diduga Prabu Siliwangi ditemukan di Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka.
Patung yang diduga Prabu Siliwangi ditemukan di Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka. /Tangkapan layar YouTube Insights & Inspirative Channel/

DESKJABAR - Di wilayah Garut Utara ada dua nama tempat yang diyakini pemberian Prabu Siliwangi.

Dua tempat itu diberi nama oleh Prabu Siliwangi saat beliau melakukan perjalanan menuju Leuweung Sancang yang berada di Garut Selatan.

Cerita pemberian nama dua tempat di Garut Utara oleh Prabu Siliwangi, diungkapkan oleh KH Hasan Basri, tokoh ulama Garut, yang juga pemimpin Pondok Pesantren Keresek, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut.

Menurut KH Hasan Basri, wilayah Garut Utara merupakan jalur perjalanan Prabu Siliwangi menuju Leuweung Sancang, saat beliau menghindari pertempuran dengan putranya, Kian Santang.

Sayang, KH Hasan Basri telah tiada. Panutan masyarakat Garut itu wafat tahun 2000-an. Padahal, beliau salah satu sosok yang banyak mengetahui sejarah proses pengislaman masyarakat Garut oleh para wali, termasuk oleh Kian Santang, putra Prabu Siliwangi.

Dalam berbagai catatan sejarah disebutkan bahwa Prabu Siliwangi merupakan keturunan dari Kerajaan Kawali yang letaknya di Kabupaten Ciamis.

Baca Juga: PRABU SILIWANGI atau Sri Baduga Maharaja MILIKI Ribuan Pasukan Astral, SAKTI MANDRAGUNA

Dikutip dari ciamiskab.go.id, Prabu Siliwangi adalah cucu dari Raja Prabu Linggabuana, raja pemberani, teguh pendirian, dan kesatria sejati.

Prabu Linggabuana adalah salah seorang korban tewas dalam Perang Bubat ketika mengantar Ratu Dyah Pitaloka ke Majapahit.

Prabu Siliwangi memiliki nama asli Jaya Dewata. Ia lahir pada abad 15 atau sekitar tahun 1400-an.

Dalam perkembangannya kemudian, Jaya Dewata yang juga disebut Sri Baduga Maharaja, menjadi raja Pajajaran, di mana Kerajaan Kawali menjadi bagian dari wilayahnya.

Ada catatan menarik dari seorang penjelajah Portugis, Henriquez Lerne, yang datang ke daerah Sunda menjelang akhir abad 15.

Catatan penjelajah Portugis itu dikutip dalam pengantar History of Java, sebuah buku yang disusun oleh Thomas Stamford Raflles, Gubernur Jenderal Hindia saat Inggris menjajah Indonesia.

Inilah salah satu bunyi catatan penjelajah Portugis Henriquez Lerne yang dicatat oleh Jono de Barros, mengenai kerajaan Sunda di abad 15.

Baca Juga: INILAH 7 KESAKTIAN PRABU SILIWANGI, Raja 39 Tahun, MENGHILANG, Tentara Astral

"Tanahnya sangat kaya. Emas murni seberat 6 karat telah ditemukan. Ada banyak daging ternak, permainan dan pembagian. Penduduknya tidak begitu ganas, sangat mengidolakan pemimpinnya,".

Disebutkan pula bahwa wanita di Kerajaan Sunda cantik-cantik, terutama wanita dari kalangan atas.

Dalam bagian lain diterangkan bahwa Kerajaan Sunda saat itu memiliki prajurit sekitar 100.000 orang.

Intinya, penjelajah Portugis tersebut menggambar Kerajaan Sunda saat itu subur makmur dan penduduknya sejahtera.

Diduga kerajaan yang dimaksud oleh penjelajah Portugis tersebut adalah Kerajaan Pajajaran. Pasalnya, pada saat itulah Kerajaan Pajajaran sebagai kerajaan di tanah Sunda berdiri dan mencapai kejayaannya.

Lepas dari benar tidaknya dugaan tersebut, menurut cerita yang berkembang hingga sekarang, Prabu Siliwangi meninggalkan Pajajaran untuk menghindari pertempuran dengan putranya, Kian Santang.

Ia bersama pengikutnya menuju daerah selatan dan kemudian menghilang di Leuweung Sancang, di Garut selatan.

Saat menuju Garut Selatan, Prabu Siliwangi tiba terlebih dahulu di daerah Garut Utara. Ia pun sempat beristirahat di sebuah tempat yang saat itu masih berupa hutan.

Saat istirahat itulah, terdengar suara semak-semak beradu memunculkan bunyi "srek..srek...".

Pasukan Prabu Siliwangi menduga bahwa bunyi srek-srek itu ditimbulkan oleh pasukan lawan yang datang, sehingga mereka langsung mengambil posisi siap tempur.

Namun ternyata, bunyi srek-srek semak-semak itu muncul karena ada sekelompok rusa yang datang sedang mencari makan.

Baca Juga: 7 Weton Titisan Prabu Siliwangi, Menurut Primbon Jawa, Apakah salah Satunya Milik Kamu?

Untuk mengenang kejadian itu, Prabu Siliwangi menamai tempat itu dengan nama Keresek.

Hingga sekarang nama Keresek pemberian dari Prabu Siliwangi tetap abadi dan Keresek tumbuh menjadi sebuah desa di Garut utara yang maju.

Satu lagi tempat yang diberi nama oleh Prabu Siliwangi adalah Wanakerta, sekira 1 km ke arah selatan dari Keresek.

Menurut KH Hasan Basri, Prabu Siliwangi cukup terpesona dengan kondisi alam Wanakerta yang subur dengan sungai yang airnya mengalir deras dan bening.

Akhirnya Prabu Siliwangi memberikan nama untuk tepat itu Wanakerta, tujuannya agar kesuburan alam daerah tersebut abadi.

Menurut KH Hasan Basri, Wanakerta merupakan gabungan dari dua kata yaitu wana dan kerta. Wana artinya hutan sementara kerta artinya subur. Jadi wanakerta itu memiliki arti hutan yang subur.

Sebagaimana Keresek, Wanakerta pun kini berkembang menjadi sebuah desa. Desa Wanakerta dan Keresek menjadi bagian wilayah Kecamatan Cibatu di kawasan Garut Utara.

Tanah Wanakerta pun subur makmur seperti harapan Prabu Siliwangi. Pertanian di daerah Wanakerta cukup maju. Bahkan komoditas tembakau Wanakerta menjadi salah satu pemasok penting untuk perusahaan rokok di daerah Jawa.

Itulah dua tempat yang diberi nama oleh Prabu Siliwangi di wilayah Garut Utara saat beliau menuju daerah Garut Selatan.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Wawancara ciamiskab.go.id History of Java


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x