Dengan mempertimbangkan kemaslahatan umat, lanjut Thomas, ia berharap 1 Syawal 1443 H di hasil Sidang Isbat Kemenag seragam pada pada 2 Mei 2022.
Hal senada diungkapkan Ketua Lembaga Rukyatul Hilal Indonesia, Mutoha Arkanuddin.
Menurutnya, besar kemungkinan Lebaran atau Idul Fitri 2022 Pemerintah, NU dan Muhammadiyah jatuh serentak pada tahun ini.
“Skenario yang mungkin muncul adalah ‘Demi Maslahat’, artinya Indonesia akan mengorbankan kebersamaan dengan negara-negara MABIMS yang lain dengan mendahului sehari lebih awal memutuskan awal Syawal jatuh pada Senin, 2 Mei 2022,” ujar Mutoha.
Berdasarkan Kriteria Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS), dengan melihat posisi hilal di kawasan Indonesia paling Barat yaitu kota Sabang ternyata belum memenuhi syarat elongasi.
“Oleh karena itu, 1 Syawal 1443 H Taqwim Standard akan jatuh pada Selasa, 3 Mei 2022 berdasarkan istikmal atau menggenapkan bulan Ramadhan menjadi 30 hari,” tuturnya.
Seandainya ada klaim rukyat, lanjut Mutoha, sudah semestinya akan ditolak.
“Hal ini juga diperkuat dengan keputusan negara anggota MABIMS lain yang telah menetapkan taqwimnya bahwa 1 Syawal 1443 H jatuh pada Selasa, 3 Mei 2022,” katanya menambahkan.
Lebaran tahun ini, lanjut Mutoha bisa dikatakan sebagai "tumbal” pemberlakukan kriteria baru MABIMS dengan segala permasalahan dan kekurangannya di Indonesia.