Cuma Mengingatkan Karena Jadi Penentu 1 Ramadhan, Inilah Pengertian Hilal, Rukyat, dan Hisab

- 21 Maret 2022, 21:49 WIB
Ilustrasi hilal.
Ilustrasi hilal. /bmkg.go.id/

 

 

DESKJABAR - Pemerintah belum memutuskan kapan tanggal 1 Ramadhan 1443 Hijriyah tiba.

Hal ini berbeda dengan PP Muhammadiyah yang telah memutuskan tanggal 1 Ramadhan  jatuh pada Sabtu 2 April 2022.

Untuk memutuskan tanggal 1 Ramadhan, pemerintah akan menunggu munculnya hilal terlebih dahulu untuk kemudian melakukan sidang isbat.

Apa itu hilal? Pihak LAPAN (Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional) menjelaskan, hilal adalah fase bulan sabit setelah bulan baru. Hilal bisa dilihat setelah terbenam matahari atau magrib.

Baca Juga: Ziarah Kubur, Ternyata Begini Posisi Menghadap yang Baik untuk Berdoa Ketika Berziarah ke Makam Orang Tua

“Hilal hanya tampak setelah matahari terbenam, sebab intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding cahaya matahari, serta ukurannya sangat tipis," jelas pihak LAPAN di laman lapan.go.id tanggal 5 September 2021.

LAPAN menyebutkan, hilal adalah salah satu bagian dari lima fase bulan.

1. Fase pertama dikenal sebagai bulan baru atau new moon atau ijtimak merupakan kondisi bulan tidak terlihat di sepanjang malam.

2. Setelah fase pertama, fase berganti pada bulan sabit. Ini yang disebut sebagai hilal.

3. Fase ketiga bulan separuh kuartil pertama yang menghadap ke barat setelah waktu maghrib.

4. Setelah itu menginjak fase baru yaitu bulan besar.

5. Fase menjelang akhir bulan, tampak bulan sabit tipis yang disebut sebagai bulan tua.

Baca Juga: Penentuan 1 Ramadhan 1443 H, Hilal di Daerah Inilah yang Diamati Tim BMKG

Meskipun bentuknya seperti bulan sabit dan tipis, namun fase terakhir dari wujud bulan ini bukan hilal, tetapi bulan tua atau disebut juga sebagai bulan tersembunyi karena hanya tampak sedikit dari seluruh bagian bulan.

LAPAN pun menjelaskan, bulan baru atau ijtimak (New Moon) diartikan bertemunya posisi bulan dan matahari dalam satu garis edar, yang memunculkan bulan baru dalam penanggalan Hijriyah.

Sementara itu, anggota Badan Hisab Rukyat Kemenag RI dari Planetarium Jakarta, Cecep Nurwendaya menyebutkan, terdapat beberapa istilah yang digunakan di Indonesia dalam menggambarkan atau menamai posisi hilal. Hilal pada umumnya berada tegak dan terlihat sebagai bulan sabit yang tipis.

“Namun, tidak menutup kemungkinan hilal dapat berada sedikit ke atas atau berada sedikit ke bawah,” kata Cecep di laman kominfo.go.id

Baca Juga: Mimpi Basah Saat PUASA RAMADHAN, Apakah Membatalkan Puasa? Ini Penjelasan Buya Yahya

Letak hilal ini menimbulkan adanya istilah ‘hilal agak tengkurap’ dan ‘hilal agak terlentang’,” paparnya.

Namun hilal juga tidak mungkin berada tepat di bagian atas atau benar-benar terlihat ‘tengkurap’.

“Mengapa demikian? Karena hal tersebut mengindikasikan bahwa matahari berada di atas sehingga hilal tenggelam lebih dulu daripada matahari. Dengan demikian, hilal hanya mungkin tampak tegak dan hilal ‘terlentang’,” terangnya.

Metode mengamati hilal

Pihak LAPAN menambahkan, hilal dapat ditentukan melalui rukyat.

Baca Juga: Tidak Dijamin Diampuni Dosa Zina dengan Menikah, Ini Alasannya Kata Ustadz Syafiq Riza Basalamah

Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal dengan mata telanjang atau alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan setelah matahari terbenam.

"Rukyat biasa dilakukan dengan memakai alat bantu optis berupa binokuler atau teleskop. Kemajuan teknologi alat bantu pengamatan dan perekaman citra (seperti kamera) juga semakin membantu kejelasan pengamatan," kata pihak LAPAN.

Khusus di Indonesia, ada 82 titik pengamatan hilal dan titik rukyat utama di Pos Observasi Bulan (POB) Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.

Sementara hisab adalah metode perhitungan hilal secara matematis dan astronomis.

Laman muhammadiyah.or.id tanggal 6 Maret 2022 menyebutkan, hisab berarti penentuan awal bulan Qamariyah berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi.

Baca Juga: Ramadhan 2022 Sebentar Lagi, Usia Kandungan Berapa Bulan Ibu Hamil Boleh Puasa? Ini Jawaban Dokter Kandungan

Melalui metode hisab, penentuan awal bulan dapat diketahui jauh sebelumnya dan tidak tergantung pada terlihatnya hilal.

Metode hisab terbagi menjadi dua, yaitu hisab urfi dan hisab hakiki. Hisab urfi dilakukan dengan cara mengambil kesimpulan dari rata-rata lamanya umur bulan Qamariyah. Sedangkan hisab hakiki dilakukan apabila hilal telah terlihat di ufuk timur pada waktu magrib, maka sudah dipastikan masuk tanggal 1 bulan baru.

Hisab hakiki inilah yang dijadikan pendekatan oleh Muhammadiyah dalam menentukan 1 Ramadhan.***

Editor: Ferry Indra Permana


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah