Menurut dia, ciri orang yang taubat adalah mendapatkan kelapangan hati yang diberikan oleh Allah SWT. Dan perasaan itu berbeda dari saat ia mendapatkan materi.
"Taubat itu mampu melapangkan hati. Jiwa dan hatinya mesti tersentuh," tutur Ustadz Adi Hidayat menjabarkan tentang taubat nasuha yang membuat hati seseorang menjadi lapang dan tersentuh.
Ustadz Adi Hidayat mengutip pendapat ulama yang menyebutkan bahwa cara untuk taubat adalah dengan sering mengucapkan istigfar dan bangun di malam hari untuk beribadah.
3. Membuktikan perubahan dari hasil taubat dengan beramal soleh
Selanjutnya, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa ketika seseorang yang taubat sampai di level ke dua, ampunan sesungguhnya sudah turun.
Akan tetapi, kata Ustadz Adi Hidayat melanjutkan, untuk membuktikan bahwa orang itu sudah meraih ampunan, ia harus mengubah atau memperbaiki diri menjadi soleh atau beramal soleh.
Pendapat ulama Madzhab Syafi’i, terutama saat maksiat itu dilakukan terkait ibadah kepada Allah seperti meninggalkan sholat, cara memperbaikinya dengan mengganti ibadah itu atau meng-qodho sholat.
Ustadz Adi Hidayat memberikan contoh, setelah sholat Dhuhur, orang yang bertaubat bisa mengganti sholat fardhu yang pernah dilalaikan atau dilewatkannya.
Caranya, saat orang lain melakukan sholat sunnah, orang itu bisa meng-qodho sholat yang ditinggalkan dengan berniat untuk melakukan penggantian tersebut.