DESKJABAR - Kasus pembunuh ibu dan anak di Subang atau kasus Subang banyak menyimpan misteri dalam mengungkap di balik perampas nyawa Tuti dan Amel.
Kasus Subang pun takkan pernah berhenti dan menarik untuk terus disimak dalam membuka lembaran demi lembaran di episode kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, yang dinilai sangat keji.
YouTuber Fredy Sudaryanto Sport mengatakan, kasus Subang pelakunya sangat hebat dalam melakukan aksi merampas nyawa Tuti dan Amel.
"Pokoknya pelaku ini luar biasa hingga hampir enam bulan ini polisi belum bisa memberikan keterangan siapa mereka itu (pelaku) sebenarnya," kata Fredy.
Dikutip dari kanal YouTube Fredy Sudaryanto Sport dengan judul P3laku Yang Superhiro...Atau, dirilis 3 Februari 2022.
Dikatakan, sudah 69 saksi yang terperiksa. 15 orang saksi diantaranya adalah dari pihak keluarga dekat, kemudian 11 saksi berikutnya adalah mereka yang melintas di depan TKP.
"Selanjutnya 32 saksi berasal dari mereka yang memperkuat alibi dan 11 saksi di luar tapi berkaitan dengan kasus ini," kata Fredy di kanal YouTubenya itu.
Baca Juga: INILAH Doa dari Rasulullah SAW, Agar Terhindar dari Azab (Siksa) Kubur
Disebutkan, dari 69 saksi yang sudah terperiksa, polisi belum memberikan pencerahan-pencerahan yang sangat signifikan, pengumuman terbaru dan berarti kepada publik.
Kemudian, tuturnya lagi, telah diperiksanya tujuh ahli juga jarak radius 50 kilometer dari TKP pengecekan CCTV.
"Kita bayangkan, 69 saksi yang beranekaragam, kemudian tujuh ahli yang dimintai pemaparannya serta rekaman CCTV di radius 50 kilometer masih belum terungkap," jelas Fredy.
Ini artinya, tambahnya lagi, si pelaku itu adalah Superman yang memiliki kemampuan luar biasa. "Bukan lagi odading, tapi ini adalah betul-betul Superman. Superman luar biasa," tuturnya.
Dikatakan, jika ini Superman maksudnya orang hebat (pelaku), apa mungkin salah seorang diantaranya adalah dari saksi yang telah dihadirkan itu.
"Adalah mereka orang-orang terdekat dengan korban, dan itu pernah diungkapkan oleh pihak kepolisian yang menangani kasus Subang," ucapnya lagi.
Terus, tambahnya, keluarga dekat yang dimaksud apakah mungkin Yosef sehebat ini. Kemudian apakah mungkin Yoris sehebat ini, atau apakah mungkin Danu sehebat ini, juga apakah mungkin Mimin sehebat ini," ucap Fredy di kanalnya itu.
Selanjutnya, tuturnya lagi, apakah mungkin Arigi sehebat ini, ataukah mungkin orang lain yang terlibat sehebat ini dan lain sebagainya.
"Kenapa saya bilang sehebat ini, yaitu tadi dengan adanya CCTV radius 50 kilometer tidak ada penampakan atau temuan jejak dari saksi," imbuh Fredy.
Baca Juga: KASUS SUBANG, Rumah Bekas Pembunuhan Apakah Angker ? Ustadz Khalid Basalamah Menjelaskan
Fredy Sudaryanto Sport menjelaskan, pasti pihak kepolisian melihat CCTV mulai dari beberapa hari kebelakang di TKP hingga kejadian di tanggal 17-18 Agustus 2021.
Kemudian, tambahnya, dua hari sebelum tragedi itu terjadi pasti diawasi CCTV. "Tidak-kah itu terlihat. Seandainya memang terekam, jika tidak itu artinya hebat sekali, " ucap Fredy.
Dikatakan Fredy, polisi tidak mungkin mencari seseorang yang tidak diluar saksi. "Yang pertama pasti akan dicari sorotan CCTV-nya dulu, apakah ada beberapa saksi yang lewat menuju TKP," cetusnya.
Baca Juga: Inilah Cara Melihat Khodam Pendamping Diri Sendiri, Gampang Sekali dan Tanpa Ritual
Dijelaskan, CCTV itu memiliki sistem satu sama lainnya saling nyambung. "Dari jarak 50 meter dari ujung nyambung ke ujung lainnya hingga sampai ke TKP," katanya lagi.
Ini artinya, kata Fredy, bahwa si pelaku sangat luar biasa tidak bisa terpantau oleh CCTV. "Okelah yang 50 kilometer itu dicek satu satu, tapi bagaimana dengan yang jaraknya hanya 50 meter," tambah Fredy.
Disebutkan, jika dari data digital itu dicek sampai tidak ada, artinya ini sangat luar biasa dan pelaku itu bisa disebut superhero, atau bukan kacang-kacang.
Baca Juga: Inilah Ciri-Ciri Orang yang Akan Dijadikan Tumbal Pesugihan, Salah Satunya Linglung
Jika hal ini ada yang mengatakan spontanitas, dari mana menilai spontanitasnya. "Semua sidik jari tidak ada yang meninggalkan jejak," ucapnya lagi.
Bahkan jejak data digital dari CCTV, tambahnya, jelas tersamarkan dan tidak ada. "Padahal ada beberapa CCTV yang on di sana. Dan ini pernah saya sampaikan, seperti di depan pencucian mobil," tambahnya
Kemudian ada yang berucap, tambah Fredy, apakah ini spontan begitu. Ini spontan dari mana. Kalaupun tidak menutup kemungkinan, ini bisa saja terjadi.
Baca Juga: Ingin Awet Muda dan Sehat, Ternyata Murah Hanya Rp10ribu Saja, Simak Penjelasan dr. Zaidul Akbar
"Ini betul-betul sampai tidak ada sidik jari. Padahal kalau kita lihat wajah korban yang sangat hancur, itu bukan satu kali tebasan tapi beberapa kali," tuturnya lagi.
Disebutkan, dalam melakukan aksinya si pelaku bukan hanya dengan tangan kosong, boleh jadi saat memukul mata korban hingga memar pake tangan kosong, tapi yang lainya pasti menggunakan alat atau benda.
"Dan di alat yang digunakan pelaku untuk membantai korban, tidak ditemukan sidik jari," ucapnya lagi.
Baca Juga: Bukan Nakal! Anak Sering Berperilaku tak Sesuai Bisa Jadi Termasuk Tunalaras, Begini Cirinya
Disini, jelas Fredy, semua yang dilakukan pelaku saat melakukan pembantaian tidak ditemukan sidik jari atau sehelai rambut pun yang tertinggal.
Menurutnya, jika ditemukan satu helai rambut di TKP, itu bisa dijadikan petunjuk yang sangat berati. Dan itu, tambahnya lagi, tidak ditemukan sama sekali, ini adalah luar biasa.
Disebutkan, si pelaku bukan hanya disibukan dengan melakukan pembantaian, eksekusi kedua korban juga disibukan dengan menghilangkan jejak.
Baca Juga: 5 TANDA SHOLAT Diterima Allah SWT, Bisa Dirasakan Oleh Kita, Ini Kata Ustadz Adi Hidayat
"Ini sebenarnya yang sangat luar biasa. Bagaimana dia bisa hapal satu persatu letak sidik jari-nya saat melakukan eksekusi korban," ucapnya lagi.
Saat melakukan eksekusi korban, kata Fredy, si pelaku pasti dihinggapi dengan berbagai perasan yang bercampur aduk, tapi bagaimana mungkin disaat pikirannya memikirkan semua itu, masih sempat memikirkan dan mengingat kembali tempat dan sidik jarinya.
"Ini yang sangat luar biasa masih memikirkan sidik jari atau jejak lain. Atau bisa jadi si pelaku saat melakukan aksinya menggunakan pengaman atau memakai sarung tangan," tambahnya.
Baca Juga: Sentuh Kulit Sosok Ini, Allah akan Selamatkan dari Neraka Jahanam, Simak Penjelasan Syekh Ali Jaber
Seperti yang telah dilakukan dalam pembahasan sebelumnya di kasus Subang ini, kata Fredy, jika si pelakukanya profesional pasti dia menggunakan pengaman, baik sarung tangan atau pelindung kepala dan penghalang wajah.
"Juga memakai alas kaki. Dan itu dilakukan oleh pelaku yang profesional dan telah mempersiapkan sebelumnya," ucapnya.
Itulah sebabnya, tambahnya, si pelaku telah melakukan perencanaan matang sebelum melakukan eksekusi.
"Hingga tahu letak CCTV di radius 50 kilometer, tidak terdeteksi, sidik jari tidak terdeteksi, alat-alat tidak dibawa dari luar dan lain sebagainya," jelasnya.
Seandainya dia (si pelaku) membawa alat kumunikasi, ucapnya lagi, itu artinya saat melakukan pembantaian eksekusi spontanitas.
"Tapi jika si pelaku tidak membawa alat komunikasi pribadinya, itu sudah pasti terencana dan luar biasa," tandasnya. ***