Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang UPDATE: Kunci di Pot, Amel Tinggalkan Jejak

- 5 Februari 2022, 14:46 WIB
Anjas di Thailand menyembut kasus pembunuh ibu dan anak di subang masih menjadi cerita menarik untuk di simak
Anjas di Thailand menyembut kasus pembunuh ibu dan anak di subang masih menjadi cerita menarik untuk di simak /Tangkap layar YouTube Anjas di Thailand/

DESKJABAR - Pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang atau kasus Subang, masih terus berlanjut..


Kendati nantinya polisi bisa menyampaikan pengumuman nama tersangka.

Tidak dipungkiri saat Polda Jabar merilis sketsa wajah pelaku di akhir tahun 2021,  hingga saat ini kasus Subang masih terus dipergunjingkan.

Dikutip dari kanal YouTube Anjas di Thailand berjudul AMEL BUKANLAH  SASARAN UTAMA ?? dirilis 4 Februari 2022.

Baca Juga: Fakta Simon Leviev Now, Akun Instagram Hingga Sinopsis Tinder Swindler Yang Saat Ini Tayang di Netflix

Disebutkan ada hal menarik ketika Amelia Mustika Ratu disebut bukan target utama dalam pembunuh ibu dan anak di Subang.

Hal ini menjadi perdebatan dengan sudut pandang berbeda. Anjas di Thailand pun memberikan analisis terkait pendapat ini.

"Terus terang aku tidak sependapat dengan ucapan itu, yang menyebutkan Amel bukan target utama," tutur Anjas di kanal YouTubenya

Menurut Anjas, ini bukan tentang bagaimana memenangkan sebuah perdebatan. Tapi lebih mengarah ke arah mencari tahu, siapa pelaku  yang sedang diselidiki Polda Jabar.

Disebutkan, dengan fakta-fakta yang beredar selama ini, kemungkinannya sangat  kecil mengarah ke arah itu.

"Amel dan Tuti adalah sama-sama menjadi target pembunuhan di tanggal 18 Agustus 2021," tutur Anjas.

Baca Juga: 7 Manfaat Air Kelapa Yang Jarang Diketahui, Mencegah Terjadinya Hal Buruk Bagi Jantung Dan Ginjal

Namun, tambah Anjas, beberapa hal yang membuat pendapat itu muncul yakni,  ada sejumlah kejanggalan seperti tiga alat komunikasi atau  HP Amel hilang, sedangkan HP milik Tuti tetap ada.

"Ini yang menjadi alasan hingga muncul pendapat seperti tadi," ucapnya.

Anjas menuturkan, pendapat  yang menyatakan Amel bukan target, dianggapnya kurang pas. Dengan alasan, ada sejumlah saksi tiga hingga lima orang yang berbicara di tanggal 17 Agustus 2021, sekitar jam duabelas malam di TKP.

"Yakni tiga sosok perempuan dan dua sosok laki-laki di depan rumah TKP," kata Anjas.

Dugaan kuat, tambahnya, mereka terlibat dengan kasus pembunuh ini. "Alasannya, keberadaan mereka malam itu berdekatan dengan waktu kematian pertama," tutur Anjas.

Ataupun, tambahnya, mereka hanya ingin menghabisi Ibu Tuti. Sepertinya tak mungkin Amel akan diam saja.

Baca Juga: LAKUKAN INI Dijamin Orangtua Bebas Siksa Kubur, Diampuni Dosa, Kata Ustadz Khalid Basalamah

Itu menjadi alasan pendapat tadi jika Amel bukan target utama. "Jadi menurut aku Amel dan Tuti adalah sama-sama menjadi target,"tuturnya lagi.

Menurut Anjas,  beberapa fakta tadi adalah perdebatan yang membuktikan dengan data-data tersebar di media massa.

Hal lain dari pendapat itu yang menjadi analisisnya adalah beberapa pernyataan Yosef juga Yoris, mengenai kunci rumah TKP atau akses masuk ke dalam rumah tersebut.

Dari sini diketahui, tambahnya, Yosef memiliki dua rumah, satu dengan Tuti dan satunya lagi dengan Mimin. "Jelas Yosef bolak-balik diantara kedua rumah tersebut.

Dan diketahui, tutur Anjas, kunci rumah yang dimiliki Tuti juga Amel, sering diletakkan di tempat-tempat tertentu, yang sebelumnya hanya bisa diketahui oleh Tuti, Amel dan Yosef.

"Misalkan disimpan di bawah pot, di atas lemari atau di atas pintu serta di tempat tempat lainnya yang sudah ditunjukkan sebelumnya," tuturnya.

Artinya, kata Anjas, di sini tidak bisa menutup mata bahwa temuan di lokasi kejadian atau TKP tidak ada kerusakan pintu, tidak ada kerusakan jendela pintu.

"Yang mengindikasikan bahwa si pelaku ataupun orang yang ada saat kejadian  tersebut, mereka adalah orang-orang yang punya akses masuk ke dalam rumah," ucap Anjas.

Ada beberapa kemungkinan, apakah yang melakukan eksekusi saat itu bukanlah orang-orang dekat, dalam tanda kutip dekat yang secara fisik.

"Artian dekat itu, bisa dekat hati, dekat fisik, dekat pikiran dan  dekat sebagainya. Terus ada yang mengetahui letak kunci tersebut  kemudian mereka membukanya," tuturnya lagi.

Yang menarik faktanya adalah, tambah Anjas, di lokasi kejadian mendekati waktu kematian  jam satu sampai jam lima pagi itu, tidak ditemukan sinyal BTS (Base Transceiver Station ) di lokasi tersebut.

"Yang ditemukan hanyalah HP miliknya Tuti yang menjadi korban,"tambah Anjas.

Ini menandakan, tambahnya lagi, bahwa si pelaku atau juga dalang, sudah paham bagaimana menghindarkan hal-hal yang bisa merujuk ke alat bukti, seperti menghilangkan sinyal seluler di lokasi.

"Itulah yang membuat kasus ini makin rumit," cetus Anjas.

Seandainya si pelaku targetnya hanya Tuti, tutur Anjas, ini kecil kemungkinannya. Sebab,  kenapa mereka melakukan aksinya di tanggal 17 Agustus atau menjelang tanggal 18 Agustus 2021 pagi.

Disebutkan Anjas, saat itu tanggal merah, hari libur serta PPKM.  "Disini  aku yakin mereka atau para pelaku  mengetahui ada Amel di lokasi kejadian," kata Anjas.

Tapi, tambahnya,  kenapa  mereka (pelaku) tidak melakukan pemancingan supaya Amel keluar, kalau memang target utamanya adalah Tuti.

"Kenapa tidak dibuat rekayasa, manipulasi atau tipuan supaya Amel bisa keluar dari rumah oleh si pelaku," kata Anjas.

Disebutkan Anjas, ini (si pelaku) tidak melakukan hal itu, meski mereka tahu bahwa di dalam rumah ada Amel dan sosok lain bersama mereka di jam duabelas malam tersebut.

"Ini sudah mengindikasikan bahwa Amel dan Tuti adalah targetnya," ucap Anjas.

Anjas berpendapat, saat sumber yang bernama Profesor Yasmin Anwar mengatakan motif kasus pembunuhan pada umumnya adalah mengenai ekonomi, kekuasaan juga hubungan sosial.

Menurut Anjas, di awal-awal kasus ini muncul kita terkecoh dengan keberadaan uang 30 juta rupiah yang tidak hilang, terus ada barang-barang  atau perhiasan serta ATM milik korban juga tidak hilang.

"Yang hilang hanyalah  ketiga handphone milik Amel," jelas Anjas.

Dari situ bisa ditangkap, hanya handphone  milik Tuti yang tidak hilang. Karena seperti dikatakan Yoris ada tiga alat komunikasi milik Amel yang lenyap.

"Kalau dibilang ini motifnya bukan ekonomi yang dimaksud, lantas seperti apa motif lainnya. Karena ekonomi itu masih sangat luas pengertiannya," tutur Anjas.

Arti ekonomi yang lebih luas kata Anjas, adalah penguasaan harta, yang ada hubungannya dengan yayasan atau berhubungan dengan keserakahan, menguasai yang dikehendaki keluarga inti.

"Di sini ada kecenderungan menaruh kecurigaan terhadap Yoris dan Yosef juga  Mimin yang notabene adalah keluarga dekat," ucapnya lagi.

Tapi, tambahnya, ini  tidak bisa di-iya-kan, karena untuk  sampai ke motif tersebut harus masuk melalui fakta faktanya dulu.

Kalau faktanya tidak ada hal-hal yang mengarah ke mereka, jelas Anjas, tidak bisa langsung menuju ke motif, karena motif itu adalah hasil dari investigasi fakta.

Jadi, tambahnya,  kita lihat faktanya terlebih dulu, kekuasaan atau hubungan sosial. Kekuasaan juga lebih ke ekonomi tadi, yaitu mengenai jabatan mereka.

Anjas menjelaskan,  hubungan sosial juga menjadi salah satu isu menarik di kasus ini. Karena hubungan sosial bisa banyak artianya bisa mencakup biaya permasalahan pribadi dari kedua korban.

"Kemudian permasalahan asmara dari kedua korban. Ini adalah beberapa hal yang sudah tersebar di media massa," tuturnya lagi.

Tapi untuk sampai, disitu, tambahnya, harus dilihat dari fakta-fakta terlebih dulu. "Fakta-faktanya itu harus menggunakan ilmu pengetahuan," ucapnya.

Disebutkan,  karena dengan keahlian yang dimilik para pelaku menghilangkan jejak jejak yang bisa mengarah ke alat bukti,  pengetahuan adalah salah satu cara efektif mengayak mana yang freming dan mana dari keteledoran mereka.

"Kita lihat motifnya  seperti apa, apakah yang selama ini sudah tersebar di media massa.  Mana yang valid serta mana yang benar, ungkap Anjas.

Selama belum terungkap fakta-fakta yang bisa mengarah ke alat bukti, kata Anjas, kita belum bisa sampai ke motifnya.

Jadi, jelasnya lagi, dengan permasalahan  yang dimiliki oleh kedua korban bisa terungkap,  menjadi petunjuk untuk mengarah ke motif yang sebenarnya.

"Itu semua kita percayakan kepada pihak kepolisian yang menanganinya," tandasnya. *** 

Editor: Sanny Abraham

Sumber: YouTube Anjas di Thailand


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x