PENASARAN, Inilah Nama Bujangan Prabu Siliwangi, Raja Sunda yang Dua Kali Dinobatkan Jadi Raja

- 2 Februari 2022, 20:52 WIB
Nama remaja atau bujangan Prabu Siliwangi berbeda dengan nama saat kecil atau ketika sudah menjadi Raja Pajajaran
Nama remaja atau bujangan Prabu Siliwangi berbeda dengan nama saat kecil atau ketika sudah menjadi Raja Pajajaran /Facebook Radit Art.jelekong/

DESKJABAR - Ternyata, Prabu Siliwangi raja Pajajaran atau juga raja Sunda memiliki banyak nama.

Prabu Siliwangi dikenal sebagai Raja Sunda yang sakti mandraguna yang kesaktiannya sangat terkenal.

Prabu Siliwangi sendiri merupakan gelar yang disematkan kepada raja Sunda yang sudah berhasil membawa kerajaan Sunda ke puncak kejayaan.

Lalu siapa nama kecil atau bujang Prabu Siliwangi yang sangat terkenal sampai saat ini.

Budayawan Ciamis, Pandu Radea mengatakan, nama Siliwangi merupakan gelar atau sebutan masyarakat Sunda kepada Sri Baduga Maharaja.

Baca Juga: Asal Usul NYI RORO KIDUL yang Cantik Jelita: Ini Kata Ustadz Syafiq Riza Basalamah, MENGEJUKAN!

Baca Juga: KASUS SUBANG TERBARU: Polda Jabar Terus Mengejar, Serumit dan Sesempurna Apa Kasus Subang?

Sri Baduga Maharaja memiliki nama asli yakni Jayadewata. Dan namanya berubah menjadi Sri Baduga Maharaja ketika sudah menjadi raja Pajajaran.

"Ada banyak nama untuk Sri Baduga Maharaja yang dikenal masyarakat Prabu Siliwangi," kata Pandu Radea bari baru ini.

Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja merupakan anak dari Prabu Dewa Niskala, putra Prabu Niskala Wastu Kancana dari permaisuri Mayangsari.

Saat kecil Prabu Siliwangi memiliki nama Jayadewata yang merupakan putra mahkota Kerajaan Galuh Kawali.

Namun ketika remaja atau bujangan, dan ketika melakukan pencarian jati diri Prabu Siliwangi dikatakan Pandu Radea dikenal atau memiliki nama dengan sebutan Pamanah Rasa.

"Nama Prabu Siliwangi saat sedang berkelana atau saat bujangan bernama Pamanah Rasa," kata Pandu Radea.

Baca Juga: HATI-HATI Puasa di Bulan Rajab Jangan Seperti Ini, Ustadz Ustadz Adi Hidayat Menjelaskan

Prabu Siliwangi sendiri memiliki beberapa nama baik saat kecil, saat remaja dan saat diangkat atau dinobatkan jadi Raja.

Prabu Siliwangi sendiri satu satunya Raja Sunda yang diangkat atau dinobatkan dua kali menjadi raja.

Sebagai pewaris tahta kerajaan Sunda Kawali, Prabu Siliwangi atau dikenal dengan Jayadewata menikah dengan pewaris kerajaan Sunda Galuh yang berkedudukan di Pakuan.

Sepeninggal Prabu Niskala Wastukancana, Kerajaan Galuh pecah menjadi dua yakni Galuh Kawali dan Galuh Pakuan.

Kedua kerajaan Sunda tersebut dipimpin oleh dua anak Prabu Niskala Wastukancana yakni Prabu Susuktunggal Raja Galuh Pakuan atau Pakuan dan Prabu Dewa Niskala Raja Galuh Kawali.

Niskala Wastukancana memiliki dua istri atau permaisuri yakni, Mayangsari, putri dari Prabu Bunisora paman dari Niskala Wastukancana.

Bunisora Suradipati, merupakan Raja Galuh yang menggantikan Prabu Lingggabuana ayah Prabu Niskala Wastukancana.

Baca Juga: Akibat Kebiasaan Anak, Malaikat Pemberi Rezeki Enggan Masuk Rumah, Ustadz Adi Hidayat Beberkan Kebiasaan Itu

Sejak kecil Niskala Wastukancana tinggi atau diasuh oleh pamannya Bunisora Suradipati yang juga sebagai mertua.

Dari pernikahannya dengan Mayangsari tersebut, Niskala Wastukancana memiliki anak bernama Dewa Niskala.

Isteri atau permaisuri Prabu Niskala Wastukancana yang kedua bernama Ratna Sarkati putri Resi Susuk Lampung.

Dari pernikahan Prabu Niskala Wastukancana dengan Ratna Sarkati tersebut memiliki putra bernama Susuktunggal.

Prabu Niskala Wastukancana memerintah Galuh selama 104 tahun atau satu abad lebih sejak tahun 1371 sampai 1475.

Dan ketika Prabu Niskala Wastukancana meninggal pada tahun 1475, kerajaan Galuh menjadi dia yakni Galuh Kawali dan Galuh Pakuan atau juga kerajaan Sunda.

Galuh Kawali dipimipin oleh Prabu Dewa Niskala. Sedangkan Galuh Pakuan dipimipin oleh Prabu Susuktunggal.

Kedua Raja Sunda tersebut memimpin kerajaan selama 7 tahun dari tahun 1475 sampai tahu 1482.

Prabu Dewa Niskala memiliki putra bernama Jayadewata atau Raden Pamanahrasa.

Sedangkan Prabu Susuktunggal memiliki putri bernama Kentring Manik.

Dan ketika putra mahkota Kerajaan Galuh Kawali Jayadewata dan putri mahkota Galuh Pakuan Kentring Manik dewasa akhirnya menjadi suami istri.

Saat sudah menikah itulah Jayadewata dinobatkan menjadi Raja Galuh Kawali dan memiliki nama Prabu Guru Dewata Prana.

Karena menikah dengan putri Mahkota Galuh Pakuan maka Jayadewata juga dinobatkan menjadi Raja Galuh Pakuan dan memiliki nama baru Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata.

Baca Juga: HARI VALENTINE, Benarkah Itu Perayaan Kasih Sayang? Begini Sejarah dan Hukumnya dalam ISLAM

Ketika Sri Baduga Maharaja ini menjadi Raja di dua kerajaan, maka Galuh yang sebelumnya menjadi dua akhirnya disatukan kembali.

Hanya saja Nama kerajaan yang dipilih tidak menggunakan nama Galuh lagi tetapi di rubah menjadi Pajajaran.

Dan pusat pemerintahan Galuh Kawali dipindahkan oleh Prabu Siliwangi ke Pakuan Bogor.

Iring iringan rombongan raja pindah dari Kawali ke Bogor menjadi momen langka bagi masyarakat Sunda saat itu.

Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi bertahta di Pakuan Pajajaran sejak 1482 sampai 1521. Sri Baduga Maharaja memimpin Pajajaran selama 39 tahun.

Penyebutan nama Prabu Siliwangi sudah tercatat dalam Kropak 630, sebagai lakon pantun.

Naskah ini ditulis pada 1518 Masehi, saat Sri Baduga Maharaja masih memimpin Kerajaan Pajajaran

Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja berhasil membawa Pajajaran ke puncak kejayaannya. Pajajaran menjadi kerajaan yang makmur dan damai.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Wawancara sumber lain


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah